Part 6.B

3.2K 281 12
                                    

***

Dengan sempoyongan Gita keluar dari ruang pemeriksaan, dia baru saja selesai memerika cederanya yang sudah tidak apa-apa, tapi tiba-tiba merasakan nyeri.

Minggu lalu tepatnya pada hari Jum'at pagi Gita tiba-tiba jatuh dari lantai dua, dia terpeleset saat hendak turun tangga dan membuat tubuhnya terjatuh dan terguling-guling sampe bawah.

Dia mengalami cedera di kepala yang membuat dahinya harus dijahit karena terbentuk ujungan tangga yang lumayan tajam. Namun, itu bukan bagian parahnya. Punggung Gita yang memang sebelum cedera juga terbentur berkali-kali dan membuat punggungnya nyeri lagi.

Malahan Gita dijadwalkan dokter untuk melakukan terapi ulang dari awal. Itu yang membuat Gita lemas sekarang, dia sudah senang jika terapi cederanya akan berakhir malah harus mulai dari awal. Melelahkan baginya harus bolak balik ke rumah sakit dan itu juga menganggu jadwal kegiatan sehari-harinya, contohnya menganggu jadwal main gamenya.

"Huftt" Gita menghelakan nafasnya, dia menatap Beby yang berjalan di sebelahnya dengan tatapan memelas, dia berharap jika Beby tidak menyetujui keputusan dokter tadi. "Kak, harus banget aku mulai dari awal?" Tanya Gita sambil sedikit merengek.

Beby mengangguk, dia tak gentar sama sekali dengan tatapan memelas Gita padanya, apalagi dengan rengekan Gita. Semua keputusannya sudah bulat, dia tahu ini yang terbaik untuk Gita. Lagian keputusan juga keputusan bersama dengan orang tua Gita.

"Kak~~" Rengek lagi Gita, refleks itu membuat Beby menghelakan nafasnya panjang. Dia berbalik menatap Gita dengan tatapan seriusnya.

"Git, tunggu di kantin ya. Kakak mau beresin dulu adminitrasi kamu" Kata Beby, bukannya menimpali protes Gita malah menyuruh Gita, dia juga menunjukkan ke arah kantin.

"Iya deh, jangan lama" Kata Gita sambil berlalu ke kantin rumah sakit.

Di kantin, dia duduk di sembarang tempat yang penting tempat yang kosong. Di sekitarnya ada pengunjung lain, selain itu ada beberapa dokter muda dan perawat.

Gita tak peduli dengan sekitar, karena dia rasa akan lama menunggu Beby, dia memilih merebahkan kepalanya di atas meja. Memejamkan matanya untuk mencari ketenangan di tengah keramaian sekitar yang sepertinya dia menjadi pusat perhatian.

"Itu anaknya Profesor kan ya?"

"Profesor Varsha kan?"

Begitulah kira-kira yang Gita dengar, memang benar jika Bunda Gita yaitu Varsha adalah seorang profesor disini. Varsha sendiri adalah profesor di bidang Kardiologi. Itu menjadi alasan kemana sekarang Gita check up dengan Beby, karena Bundanya sibuk, apalagi Ayahnya yang memiliki jam terbang lebih banyak karena seorang kontraktor dan selalu menangani project luar kota ataupun sampai luar negeri.

Gita kadang kesepian, tapi dia bersyukur karena memiliki kakak sepupu seperti Beby, lagian juga keluarga Beby alias keluarga tantenya sangat welcome pada Gita.

Ditengah gabutnya Gita yang hanya merebahkan dirinya sambil memejamkan mata, tiba-tiba pendengarannya fokus pada sesuatu yang bunyi.

Gita mengangkat kepalanya dan melihat pada tas Beby yang memang sedari tadi ada padanya. Sekali lagi ada sebuah ponsel berbunyi, Gita segera menyodok tasnya guna mengambil ponsel Beby, dia takut jika itu hal penting.

Dia berhasil meraih ponselnya Beby yang masih menyala menampilkan tampilan layar kunci. Di layar ponsel Beby, ada nama Shani yang membuat Gita penasaran dan mengerutkan keningnya.

Pada pesan terakhir Shani yang tampak adalah Shani bertanya soal dirinya pada Beby.

Pada pesan terakhir Shani yang tampak adalah Shani bertanya soal dirinya pada Beby

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bercanda Berujung Jadian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang