Part 10.A

2.4K 208 2
                                    

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Malam semakin larut, para dokter dan perawat yang ikut acara kali ini sedang sibuik dibawah. Mereka sedang mengadakan acara santai sambil BBQ di halaman luar Villa. Sedangkan anak-anak mereka yang masih kecil ada yang itu ada juga yang tidak, contohnya Shani yang sampai saat ini masih berada di kamarnya.

"Kamu jurusan apa kalau boleh tau?" Tanya Tara sambil meletakan gelas kopinya di meja.

Sekarang ini memang Natalia, Tara dan Gita berada di meja yang sama, di depannya ada beberapa daging yang sudah di grill dan hal lainnya seperti sosis dan jagung bakar. Biasanya Gita semangat kalau ada makanan, tapi kali ini dia sedikit resah.

"Jurusan hubungan internasional Tan" Ujar Gita.

"Ah sama kaya Shani, Tante kira kamu kedokteran ngikutin jejak Bunda kamu" Ujar Tara lalu menatap Natalia dan tak lama mereka secara bersamaan menghelakan nafasnya.

Gita menatap bingung Keduanya yang kini sedang menunjukkan ekspresi wajah sedih mereka.

"Tau nih kemana arah pembicaraannya" Gumam Gita.

"Kita gak ada penerus" Ujar Natalia dengan nada penuh kesedihan.

"Iya nih, bahkan Shani pun gak mau jadi dokter. Padahal saya sama suami saya dokter" Ujar Tara ikutan sedih.

"Kan Bunda bebasin aku mau jurusan apa dan jadi apa Bun" Protes Gita sambil cemberut.

Natalia mengangkat bahunya, lalu tiba-tiba tertawa dan lagi-lagi Tara juga tertawa, "Santai kali sayang, kita bukan orang tua kolot yang maksa anak mereka harus ngikutin jejak kita" Kata Natalia dan disetujui oleh anggukan kepalanya.

Gita bernafas lega, dia kira dia akan kena omel dah protes panjang kali lebar dari Bundanya.

Setelah tidak ada lagi pembicaraan dengan Tara dan Natalia, Gita lagi-lagi menatap ke arah pintu, dia sedikit berharap mungul Shani.

"Samperin aja ke kamarnya, dia sibuk ngurus acara kampus katanya" Ujar Tara yang tau jika Gita sedang mencari Shani.

"Boleh Tante?" Tanya Gita.

"Sure, sekalian Tante minta jagain ya"

Gita tersenyum dia mengangguk paham dan langsung buru-buru masuk ke dalam, dia rasa harus bicara dengan Shani menghilang sedikit rasa cemasnya.

Dengan senyuman Gita menuju ke arah lift, dia masuk dan menekan tombol lantai dimana kamarnya dan kamar Shani berada.

Ting

Tak lama lift terbuka dan Gita sampai di sana, dia buru-buru keluar dan berbelok ke arah  kanan. Siapa sangak jika saat berbelok Shani sudah muncul di hadapannya.

"Hi? Udah makan malamnya?" Tanya Shani pada Gita.

"Udah, ayo Cici makan malam!" Ujar Gita mendekati Shani, namun disaat Gita berjalan ke arah Shani terdengar suara pintu terbuka.

Gita berbalik dan menemukan Dey disana, "Git, bisa bicara bentar?" Tanya Dey pada Gita.

"Boleh, ayo!" Ujar Gita.

Tanpa berpikir Gita malah berjalan ke arah Dey dan meninggalkan Shani gitu aja. Dia masuk ke kamar Dey untuk bicara dengannya, sedangkan Shani masih berdiri di tempatnya menatap datar ke arah pintu kamar Dey.

"Emang keputusan salah maksa Mamih biar kamu ikut" Kata Shani pelan sambil menghelakan nafasnya, perutnya bunyi karena lapar, tapi moodnya tidak baik-baik saja dan itu yang membuat Shani memutuskan untuk kembali ke dalam kamarnya.

~~~

Bercanda Berujung Jadian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang