Derita sosok kedua-7

813 16 0
                                    

Pengadilan memutuskan hukuman enam tahun penjara bagi Shion. Wanita itu harus melahirkan putrinya di penjara. Naruto mendampinginya saat melahirkan dan itu adalah drama yang paling menyedihkan di dalan penjara selama enam tahun berturut-turut.

Putrinya yang diberi nama Shiena dibesarkan oleh Naruto. Mereka mengunjungi Shion secara rutin dan sepertinya tampak baik-baik saja. Namun, di tahun ketiga penahanannya, Shion tiba-tiba minta cerai pada Naruto. Rupanya Shion berhubungan secara diam-diam dengan pengacaranya. Dan entah bagaimana ceritanya, hubungan itu menghasilkan kehamilan di rahim Shion.

Naruto akhirnya pergi dengan rasa malu teramat sangat. Pria itu pindah ke Australia, mencoba pekerjaan apa saja untuk menghidupi Shiena, putrinya.

Sedangkan Putranya bersama Hinata, Boruto. Hidup sehat dan berkecukupan bersama keluarga Hyuga. Hinata membesarkan Boruto dengan baik. Seperti yang telah dinasihatkan oleh Kurenai dan Ayame. Dia fokus pada putranya dan tidak memperdulikan pria lagi.

Hingga tahun-tahun berlalu. Dia menyekolahkan putranya ke Harvard Bisnis School seperti yang dia lakukam dulu. Dan putranya itu sudah diwisuda sekarang. Dia bersama Hiashi yang masih sehat dan panjang umur, menghadiri acara wisuda dan terkejut saat melihat calon istri Boruto. Apalagi keluarga calon istrinya itu.

"Ibu, ini Sarada, calon mantumu."

Hinata terperangah melihat sosok cantik di depannya. Gadis itu berambut hitam legam pendek. Matanya mengingatkan Hinata pada seseorang.

"Bagaimana gadis cantik seperti ini bisa tertarik padamu, Boruto?"

"Kakek, kau neragukan pesona cucumu yang tampan ini."

Hiashi tertawa terbahak-bahak. Hinata memeluk Sarada. "Selamat datang di keluarga kami, Nak."

"Ibu, kalian harus segera menikahkanku. Aku..."

"Jangan bilang kau menghamili Sarada!" Perkataan Hiashi membuat ketiganya tersentak. Hiashi agak kawatir perilaku Naruto menurun pada cucunya. Apalagi dia sempat mengutuk Naruto memiliki anak yang diabaikan. Tapi itu kalau anaknya perempuan, kan? Boruto kan laki-laki.

"Apaan sih, kek. Ciuman bibir saja nggak pernah." Kata Boruto.

Sarada menunduk malu-malu.

"Lha itu, tadi?"

"Aku sudah melamar Sarada di depan orang tuanya. Makanya segera nikahkan kami."

"Oh, syukurlah."

Hiashi bersyukur sembari mengelus dada.

"Oh, itu mereka orang tua Sarada."

Boruto menunjuk satu titik. Hiashi terperangah melihat yang datang.

"Selamat datang, Paman sasuke dan Bibu Sakura."

"Sasuke?"

"Paman Hiashi." Sasuke dan Sakura berajoji.

"Kalian sudah saling kenal." Kata Sarada.

Sakura langsung mengapit lengan Hinata. "Kami adalah kenalan lama. Senang bertemu lagi denganmu, Hinata."

"Sakura, kau memiliki putri yang cantik."

"Putramu juga sangat tampan. Ehm, dan juga sangat bertanggungjawab."

"Syukurlah kalau kau menganggapnya begitu."

"Kau membesarkannya dengan baik. Ayo segera berbesanan."

Sasuke dan Hiashi tertawa mendengar perkataan Sakura. Boruto garuk-garuk kepala, merasa malu karena akan menjadi suami bagi Sarada dengan mudahnya.

Dia hanya tidak tahu bahwa Sakura dan Hinata selama ini berkirim email. Sakura sangat berterima kasih karena Hinata mau melepaskan Sasuke untuknya. Saat Sarada lahir pun, Sakura juga mengirimkan email, mengabarkannya. Saat Boruto muncul di kediaman Uchiha, Sakura juga beremail ke Hinata, menanyakan apakah benar kalau itu putranya.

Derita Sosok KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang