Storyline

22 15 0
                                    

Ketika dunia perang terjadi, sekelompok orang lemah menemukan seorang bayi laki laki di dalam rumah. Mereka membawa pergi bayi itu pergi yang sangat jauh.

Disanalah, Harua dibesarkan oleh kelompok Tokohana. Mereka sangat memuji keindahan Harua yang setara dengan Bunga Abadi yang mereka jaga selama bertahun tahun.

Beranjak usai berusia 6 tahun, Harua sudah mengetahui bahwa ia telah di telantarkan oleh orang tuanya yang berbeda ras, itu terdapat dalam ingatannya saat masih dalam kandungan.

Sang ibu dari Tokohana adalah satu satu manusia yang tulus kepada Harua, tidak dengan yang lainnya, mereka selalu memberikan cinta yang palsu kepada Harua.

Suatu hari ketika sedang bermain dengan anak anak yang lain, Harua diperlakukan yang tidak baik sama mereka. Ibu Tokohana memarahi anak anak nakal itu, dan mengobati luka Harua kecil.

Sang ibu membatuk, Harua terlihat sangat menghawatirkannya.

Beberapa minggu kemudian, Sang ibu meninggal dunia. Ternyata kepergian sang ibu tidak seindah apa yang Harua ketahui selama ini. Tiada ada yang datang mendoakannya, bahkan suaminya sendiri juga tidak datang memeluk Sang ibu untuk terakhir kalinya.

Harua membawa tubuh Sang ibu keluar dari desa tersebut. Berkelana sambil membawa tubuh ibunya, hingga ia bertemu dengan seseorang. Harua menganggap itu adalah seorang peri, tapi peri itu mengambil tubuh Sang ibu, dan berubah menjadi sebuah lencana bunga abadi.

Anna memergoki Harua yang sedang menikmati kesendirian di malam hari.

Anna melihat lencana tersebut, "Apa itu dari pacarmu yang sebelumnya?"

Harua menyimpannya, "Bukan, ini punya ibuku"

"Seperti apa ibu mu?"

"Ibuku.." Sambil mengingat ingatan Harua saat berusia 0 bulan. "Memiliki rambut berwarna merah, cantik, dan lembut"

"Oh, liontinnya cantik"

"Ini dari ibu angkatku, aku gak tau siapa namanya, aku selalu memanggilnya ibu Tokohana"

"Aku pernah dengar desa Tokohana itu.. "

Entah mujizat apa yang membuat Harua mampu melihat dan mendengar apapun ketika masih di usia 7 bulan dalam kandungan.

Anna tidak mengatakan apapun lagi, dia memeluk Harua dari belakang.

Perjalanan yang akan para serigala tempuh berikutnya adalah menuju Desa Tokohana, demi meminta beberapa bunga abadi dari perkebunan milik Desa tersebut.

Itu adalah perintah EJ dan Fuma. Perintah tersebut belum sampai ditelinganya Harua, karena ia tidak ada bersama para serigala lainnya.

Dicelah diskusi mereka, Jihoon meminta bantuan dari para serigala untuk membebaskan manusia di Kota Bagian Timur dari perintah Ramos. Jihoon mengatakan bahwa ia telah mengirim tiga agen rahasia ke sama, dan sampai sekarang masih bisa berkomunikasi, namun mereka tidak bisa kembali.

Bersama dengan EJ, Fuma dan Yoshi mengikuti Jihoon ke ruang pribadi, mereka ingin berbicara dengan Sunghoon untuk melihat situasi di kota bagian timur.

Suara Jihoon membuat Jungwon terbangun dari istirahatnya, sedangkan Sunghoon dan lainnya sedang pergi bekerja. Mau tidak mau, Jungwon menjawabnya. Suara itu membuat EJ terkejut. Ia mengambil alat komunikasi dari Jihoon, "Yang Jungwon?! Kau masih hidup?!"

"Byun Euijoo? Kupikir aku dah gak bisa berharap sama siapa lagi. Tolong selamatkan kami! Situasi disini sudah mulai gila"

"Apa? Apa yang terjadi?"

"Raja Ramos mulai bermain main dengan nyawa manusia disini, ia bahkan gak perduli dengan tubuh kami yang lemah ini. Tolong kami!"

"Sel berikutnya, istirahat selesai!" Suara pemberitahuan di posisi Jungwon

WEREWOLF BOYS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang