✰Selamat membaca...
Dingin..
Angin berhembus kencang malam ini, seolah badai tengah menerpa dengan seluruh amarah serta kekuatannya.
Membuat ranting-ranting pohon berderak, menggugurkan seluruh daun hingga menutupi tanah di bawahnya.Seorang gadis berjalan cepat di trotoar di salah satu tepi jalan yang nampak sepi dan lumayan gelap.
Hanya lampu di tepi-tepi jalan yang menerangi setiap langkahnya.
Tubuhnya menggigil, bahkan bibirnya mulai membiru karna udara dingin malam ini seolah masuk menerobos mantel tebal yang ia gunakan hingga mampu membuat kulit tubuhnya semakin memucat. terlebih dengan hembusan angin yang setiap detik terasa membuat tubuhnya jadi semakin berat.Kedua tangan yang terbalut sarung tangan tebal ia masukkan ke dalam saku mantel.
Syal rajut maroon melilit seluruh bagian lehernya, menyembunyikan kulit pucatnya hingga membuat ia sedikit kesulitan untuk menunduk.
sambil berjalan, sesekali gadis itu menarik tangannya, melihat jam yang melingkar di sana dimana waktu sudah menunjukkan hampir jam tujuh.'Shh...sebaiknya aku lari saja'
Ia harus cepat sampai di tempat tujuannya. Sebelum kepala pelayan menyadari keterlambatannya yang pasti sudah tidak bisa di maklumi lagi kali ini.
Rumah mewah yang berada cukup jauh dari jantung kota Russia.
Di tepi kota moskow, dimana hanya terdapat beberapa rumah saja di sini.
dengan pepohonan yang bisa terlihat sejauh mata memandang di sepanjang perjalanan. serta taman-taman yang nampak indah dan tertata di kiri-kanan jalan.[Your Name] memasuki rumah megah berlantai tiga melewati pintu belakang di sebelah taman.
Rumah ini terlihat seperti rumah horror yang ada di film, karna warna cat nya yang begitu suram dengan gaya klasik yang khas, serta lampu yang jelas tidak begitu terang.
Hingga mungkin siapapun yang melihat rumah tersebut pasti akan mengira kalau keluarga yang tinggal di dalamnya adalah keluarga vampir. Abaikan.[Name] berjalan pelan menuju dapur melewati ruang makan sambil mengendap-endap.
Langkahnya lebar, serta sebisa mungkin tidak menyenggol benda apapun di sekitarnya agar tidak terjatuh dan menimbulkan suara.Lorong di rumah ini memang cukup merepotkan karna begitu banyak ruangan di sisi kiri-kanan, membuatnya khawatir kalau akan bertemu dengan orang yang selalu saja menegurnya.
"[Name]?!"
Gadis itu tersentak dan terdiam seketika di tempatnya berdiri sekarang.
menelan ludah dengan susah payah,ia berbalik dan melihat kepala pelayan tengah bersedekap dada sambil menatapnya tajam di ujung lorong yang baru saja ia lewati"Um..maaf, saya..terlambat lagi...."
Ucap gadis itu sambil tersenyum kikuk.[Name] berjalan pelan menuju ruang makan dengan langkah hati-hati untuk meletakkan nampan dengan teko berisi teh serta cangkir ke atas meja.
jarak dari dapur belakang hingga ke meja makan utama lumayan jauh, membuat gadis itu sebisa mungkin memasang mata saat berjalan dengan set nampan mahal di tangannya.Setelah mendapat omelan lagi,cuntuk kesekian kalinya gadis itu bersyukur karna masih belum di pecat.
Ia menghela nafas lega setelah meletakkan nampannya dan menatanya dengan rapi.
Saat hendak kembali ke dapur, pandangannya tak sengaja mengarah ke pintu besar pada sebuah ruangan yang selalu membuatnya penasaran sedari dulu.Matanya melirik ke sekeliling, mengamati betapa sepinya hunian ini sebelum akhirnya ia memutuskan untuk berjalan perlahan menuju pintu kayu itu.
Setelah sampai di depan pintu, [Name] berhenti dan berdiri di sana dengan perasaan yang berdebar-debar.
Ini sudah pukul delapan malam dan tentu saja, ia sudah mengetahui apa yang akan ia dengar selanjutnya jika tetap berdiri di sini.
Tapi, itu jika tidak ada yang melihatnya dan menyeretnya pergi karna betindak kurang ajar.'Aku..ingin mendengarnya....'
'Kumohon....'
Batinnya berharap. ia mengepalkan tangan ke dada seolah sedang berdoa dengan tatapan lembut serta senyum tipisnya yang masih berusaha ia tahan.
Rasa khawatir dan tidak sabar semakin menyelimutinya.
Dan benar saja..
Sepuluh detik kemudian, suara alunan musik dari cello yang tengah di mainkan oleh seseorang di dalam sana mulai terdengar.
[Name] tak bisa menyembunyikan senyum di wajahnya lagi karna perasaan mendebarkan ini. Tanpa sadar, kakinya melangkah lebih dekat ke pintu. ia menutup mata, menikmati setiap suara yang di hasilkan di setiap gesekan alat musik tersebut.
jantungnya semakin berdetak tidak karuan. bahkan rasa hangat seolah menyelimuti hatinya hingga membuatnya hampir menangis.Setidaknya untuk satu menit.
[Name] harus segera tersadar kembali sebelum orang lain melihatnya. terlebih jika seseorang yang berada di dalam sana keluar, gadis itu seharusnya sudah tidak terlihat lagi.
Atau jika tidak...ia pasti akan mendapat masalah besar.
Kesempatan untuk bisa sedekat ini dengan 'ruangan' itu adalah keberuntungan baginya. bagaimana tidak? selama bekerja di tempat ini [Name] selalu mendapat tugas di dapur untuk membantu mamasak, membersihkan loteng dan gudang, ataupun hanya menyapu halaman dan memberi makan ikan.
Seolah kepala pelayan itu mencurigainya kalau ia bisa saja mencuri jika masuk ke dalam rumah utama yang penuh dengan barang berharga.Meskipun begitu, [Name] selalu menurut dan meng 'iya' kan semua perintah yang di tujukan padanya.
Bekerja dengan baik dan mendapat gaji untuk menyambung hidup.Ia hanya belum menyadari, bagaimana rasa penasarannya itu mungkin akan membawanya ke dalam kehidupan yang sangat berbeda dari sekarang.
'Untuk sekali saja. aku ingin melihatmu....'
_____________
ℬℯ𝓇𝓈𝒶𝓂𝒷𝓊𝓃𝓰.....
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐦𝐞𝐭𝐡𝐲𝐬𝐭‧₊˚✧ 𝐅𝐲𝐨𝐝𝐨𝐫 𝐝𝐨𝐬𝐭𝐨𝐞𝐯𝐬𝐤𝐲
Fanfiction"𝑈𝑛𝑡𝑢𝑘𝑚𝑢..𝑑𝑎𝑟𝑖𝑘𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑎𝑔𝑢𝑚𝑖𝑚𝑢, 𝑓𝑦𝑜𝑑𝑜𝑟 𝑑𝑜𝑠𝑡𝑜𝑒𝑣𝑠𝑘𝑦" ▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃ ┊ ┊ ┊ ┊ ┊ ┊ ┊ ┊ ┊ ┊ ˚✩ ⋆。˚ ✩ ┊ ┊ ┊ ✫ ┊ ┊ ︎✧ ┊ ┊ ✯ ┊ . ˚ ˚✩┊┊┊┊⋆ ✧ · ✧ ✵ ✷ · ˚ * . * * ⋆ . · ⋆ ˚ ˚ ✦ ⋆ · * ⋆ ✧ · ✧ ✵ · ✵ ⋆.ೃ...