Malam yang gelap dan dingin.
Suara merdu alunan musik terdengar memenuhi ruangan di salah satu rumah,di sudut kota yang sunyi.
api kecil yang menyala di lilin nampak sesekali bergoyang, membuat bayangan seseorang di sana terlihat ikut bergerak.Dengan jari-jari lentiknya, fyodor memegang ujung bow, menggesek senar di sana dengan hati-hati sambil menengadah dan memejamkan mata.
Tempat favorit nya adalah kursi empuk di dekat jendela, dimana ia bisa duduk sambil memainkan cello-nya dengan tenang.Setelah satu jam ia berada di ruangan itu sendirian, akhirnya ada yamg datang menghampirinya.
Fyodor mengehentikan permainannya ketika mendegar suara pintu terbuka. menampilkan sosok nikolai yang menatapnya sambil menghela nafas berat. pemuda itu menutup pintunya kembali dan berjalan mendekati fyodor.
Fyodor membuka matanya, menatap langit-langit dengan mata sayu nya yang indah."Bagaimana?"
Nikolai mengangkat bahu, menandakan bahwa ia 'tidak tau' dengan wajah acuhnya.
"Aku sudah bertanya pada mereka, tapi semuanya bilang tidak tau"
"Lagipula, kenapa kau harus peduli padanya? dia cuma gadis pelayan" ucap nikolai lagi.
Fyodor hanya diam saat mendengar perkataan nikolai yang ia rasa ada benarnya.Sudah lima hari [Name] tidak datang untuk bekerja, membuat ia jadi bertanya-tanya apakah gadis itu sakit atau semacamnya.
ia sudah meminta nikolai untuk bertanya pada teman-temannya, namun tidak satupun dari mereka yang melihat gadis itu sejak lima hari yang lalu.
seharusnya, [Name] akan izin dulu jika ingin mengambil libur sambil mengatakan alasannya pada kepala pelayan. tapi fyodor pikir ada sesuatu yang terjadi pada gadis itu.
entah kenapa, hatinya merasa gelisah. bayangan wajah [Name] saat tersenyum itu seolah selalu membayanginya.Fyodor mengalihkan pandangannya untuk menatap ke luar jendela. salju yang turun begitu lebat membuatnya berfikir betapa dingin dan menyiksanya suasana di luar sana saat ini.
Waktu yang sama,di tempat yang berbeda.
Balok-balok jerami yang bertumpuk menjadi pengisi paling mencolok di tempat ini.
Dinding yang terbuat dari papan kayu, begitupun dengan atapnya membuat tempat ini tak bisa di andalkan untuk berlindung dan menghalau udara dingin dari luar.[Name] menggosok telapak tangannya sambil sesekali meniupnya kemudian menempelkannya ke telinga. berharap bisa menciptakan setidaknya sedikit saja rasa hangat di sana.
Ia duduk bersender pada jerami, dengan alas kain seadanya serta selimut tipis yang menutupi kakinya.
Sudah lima hari ia berada di tempat ini. tidak keluar sama sekali dengan tubuh lemas serta penampilan yang lusuh. ini adalah gudang jerami yang letaknya hanya lima belas meter di belakang rumah.Ia duduk di sana dengan baju setengah basah, serta rambut yang tergerai berantakan.
'Kakiku sakit.aku haus...' Batinnya.
Ia menatap ke arah pintu yang masih tertutup, berharap bibinya akan datang untuk mengantar makanan untuknya.
Ini adalah bentuk hukuman yang ia dapat ketika meninggalkan rumah dengan ternak yang tak terurus. padahal ia hanya semalam meninggalkan tempat ini, tapi bagaimana mungkin ada orang jahat yang tega membawa pergi harta bibi dan pamannya itu sampai membuatnya jadi harus menanggung semua ini?.a
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐦𝐞𝐭𝐡𝐲𝐬𝐭‧₊˚✧ 𝐅𝐲𝐨𝐝𝐨𝐫 𝐝𝐨𝐬𝐭𝐨𝐞𝐯𝐬𝐤𝐲
Fanfiction"𝑈𝑛𝑡𝑢𝑘𝑚𝑢..𝑑𝑎𝑟𝑖𝑘𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑎𝑔𝑢𝑚𝑖𝑚𝑢, 𝑓𝑦𝑜𝑑𝑜𝑟 𝑑𝑜𝑠𝑡𝑜𝑒𝑣𝑠𝑘𝑦" ▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃ ┊ ┊ ┊ ┊ ┊ ┊ ┊ ┊ ┊ ┊ ˚✩ ⋆。˚ ✩ ┊ ┊ ┊ ✫ ┊ ┊ ︎✧ ┊ ┊ ✯ ┊ . ˚ ˚✩┊┊┊┊⋆ ✧ · ✧ ✵ ✷ · ˚ * . * * ⋆ . · ⋆ ˚ ˚ ✦ ⋆ · * ⋆ ✧ · ✧ ✵ · ✵ ⋆.ೃ...