༄★𝓟𝓻𝓲𝓶𝓻𝓸𝓼𝓮★༄

156 26 5
                                    

Kasih tuhan yang tidak terbatas.

kalimat indah yang selalu [Name] ingat, membuatnya tetap percaya bahwa hidupya juga merupakan sebuah karunia tuhan yang berharga, sama seperti yang lainnya.
tapi terkadang, ia hanya merasa kecewa dan tidak mengerti, mengapa tuhan tidak memberinya kehidupan indah seperti orang lain yang memilikinya?
Apakah ia terlalu serakah, atau terlalu berlebihan jika mengarapkan sebuah cinta dan kasih sayang dari orang lain?
bukankah semua manusia itu terlahir sama? jika memang demikian, apa kehidupan yang menyenangkan itu adalah sebuah karunia yang di bagi secara berbeda-beda?.

Itu mungkin benar. Tuhan yang adil juga pasti menyisakan barang sedikit saja kebahagiaan dalam hidupnya. Ia hanya harus percaya.



"[Name]..."








"[Name]"









"[Name]!"





"[Name]!! jangan pergi terlalu jauh! sayang, sudah saatnya kau kembali. ini masih terlalu cepat untukmu"

'Ibu?'

"Jangan khawatir, ibu akan datang jika sudah waktunya. sekarang bangunlah...kau akan baik-baik saja sekarang"

Suara yang memanggil namanya dan berbicara dengannya itu terdengar samar dan tidak jelas, seperti bayangan hitam seseorang yang tengah berdiri di hadapannya dan itu sungguh terasa sangat familiar.
bagaimana mungkin? ia seperti didatangi roh orang yang sudah mati sekarang ini, padahal yang ia tahu ibunya pergi meninggalkannya ke tempat yang jauh, dan ia yakin mereka masih hidup di suatu tempat sampai sekarang.

Aroma alcohol? cairan antiseptic, serta obat-obatan satu persatu memenuhi indra penciuman [Name] seiring dengan kelopak matanya yang terbuka secara perlahan.
Hal pertama yang ia lihat dengan mata sayunya adalah langit-langit ruangan berwarna putih bersih.

selang infus nampak menempel di punggung tangannya, mengalirkan cairan yang sudah enam hari ini membantunya untuk bisa bertahan hidup.

selimut hangat yang menutupi setengah tubuh, dan suara orang-orang yang berlalu lalang melewati ruangan tersebut membuat [Name] segera tersadar.
Ia berada di rumah sakit.

Ceklek

Suara pintu terbuka, diiringi suara langkah kaki seseorang yang berjalan masuk ke ruangan tempatnya berada.

"Ah [Name]! kamu sudah sadar?!"

Orang itu adalah anna, temannya yang berjalan cepat kearahnya dengan mata yang berlinang air mata.
mengatakan berulang kali betapa ia sangat menghawatirkannya sampai-sampai tidak bisa tidur dan nafsu makannya hilang entah kemana.

"Aku...masih hidup.."

Ucapan [Name] yang terdengar lirih dan masih menatap langit-langit dengan tatapan kosong membuat tangis anna semakin pecah.
bibirnya sungguh terasa kering dan kaku sekarang ini, bahkan tenggorokannya juga serak.
sepertinya ia butuh air.

"Oh iya...hiks..tunggu sebentar jangan bergerak dulu! aku akan memanggil dokter!"

tunggu sebentar jangan bergerak dulu! aku akan memanggil dokter!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 𝐀𝐦𝐞𝐭𝐡𝐲𝐬𝐭‧₊˚✧ 𝐅𝐲𝐨𝐝𝐨𝐫 𝐝𝐨𝐬𝐭𝐨𝐞𝐯𝐬𝐤𝐲Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang