༄★ 𝓙𝓪𝓼𝓶𝓲𝓷𝓮★༄

138 22 3
                                    

✰Selamat membaca....

Pagi ini udara tidak lebih hangat dari hari-hari sebelumnya.
bahkan rasanya, angin seperti membawa udara dingin dari kutub selatan ke wilayah ini.
dengan pakaian pelayan yang biasa ia gunakan, [Name] terlihat tengah sibuk menyapu halaman sambil menyenandungkan sebuah lagu.
Kebetulan halaman itu cukup luas, jadi cukup lama ia berada di sana sambil sesekali berputar dan menari dengan langkah kecil.

Membayangkan kembali suara merdu yang semalam ia dengar dan terus terngiang-ngiang di kepalanya. dengan seluruh kegembiraan yang tengah menyelimuti hatinya, ia bahkan tidak peduli saat kuku jarinya mulai memucat, atau bahkan badannya yang sekarang mulai menggigil.

Tanpa di sadari oleh gadis itu, seseorang sudah berdiri di depan jendela kaca kamarnya di lantai dua rumah itu sejak beberapa menit yang lalu.
Hanya melihat dari celah kecil di antara gorden maroon yang di buka sedikit, orang itu mengamati [Name] sambil menatap diam.
Berfikir bagaimana bisa seorang gadis berada di luar sana saat udara sedingin ini dengan pakaian biasa seperti itu, terlebih gadis itu terlihat begitu senang dan seperti tidak keberatan dengan keadaannya.

"[Name]!!"
Gadis itu tersentak ketika namanya di panggil dengan keras.

"I-iya!"
Ia menjatuhkan sapunya, dan lantas berlari ke arah pintu menuju dapur melalui halaman belakang dengan cepat. berfikir apa ia baru saja melakukan kesalahan hingga kepala pelayan menganggilnya dengan suara yang mengerikan.

Sesampainya di sana, [Name] melihat kepala pelayan yang tengah berdiri menunggunya di depan pintu dapur sambil membawa mantel hitam.
Kepala pelayan itu adalah wanita parubaya dengan badan besar, serta wajah yang selalu terlihat galak dan ngeri, membuat [Name] selalu menelan ludah gugup setiap kali menatapnya.

"Ada apa?"
Tanya [Name] dengan wajah pipi nya yang sudah memerah.
Wanita itu menghela nafas, kemudian menyerahkan mantel yang berada di tangannya sambil geleng-geleng kepala.

"Pakai ini. apa kau tidak merasa tubuhmu sudah mengeras sekarang? tuan sampai memintaku untuk mengurus pelayan sepertimu. jangan bermalas-malasan, cepat selesaikan pekerjaanmu dan segera lah kembali ke dapur untuk membantu yang lainnya"
Jelas wanita itu.

"B-baik! saya akan selesai sebentar lagi"
Balas [Name], kemudian cepat-cepat memakai mantel tersebut.

Setelah berbicara panjang lebar, pelayan itu melengos pergi begitu saja. dan [Name] kembali ke halaman untuk menyapu lagi.

Karna sebentar lagi musim dingin tiba, para pelayan di rumah ini bekerja lebih keras dari biasanya untuk menjaga rumah ini tetap hangat.
Termasuk juga saat [Name] mendapat tugas untuk menyalakan perapian di ruang tengah kali ini.
entah sudah berapa kali ia melakukannya selama bekerja di tempat ini, gadis itu belum pernah melihat satu kali pun seseorang duduk di sana untuk menghangatkan badan. meskipun begitu, tidak ada yang pernah berani bertanya kenapa hal itu bisa terjadi.

"kenapa susah sekali sih!"
Beberapa kali gadis itu membolak balikkan kayu bakar di perapian agar lebih mudah dibakar,tapi ternyata tetap saja susah.
Sudah 10 menit ia berusaha menyalakan api namun belum juga berhasil.
terlebih tangannya juga sudah kotor akibat arang kayu serta abu bekas pembakaran.

"Masih tidak bisa menyala?"

Suara seseorang di belakang [Name] membuat gadis itu tersentak. ia segera berdiri dan berbalik untuk melihat seorang laki-laki dengan setelan jas hitam rapi, serta rambut putih panjang yang di kepang menyamping.

[Name] terdiam beberapa detik ketika melihat penampilan rupawan orang tersebut.

[Name] terdiam beberapa detik ketika melihat penampilan rupawan orang tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
 𝐀𝐦𝐞𝐭𝐡𝐲𝐬𝐭‧₊˚✧ 𝐅𝐲𝐨𝐝𝐨𝐫 𝐝𝐨𝐬𝐭𝐨𝐞𝐯𝐬𝐤𝐲Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang