(3) "Merasa hidup lebih berharga saat mengenalnya."

110 105 2
                                    

°°°
F

ifi dan Larisa menuju gerbang setelah bel pulang berbunyi,namun saat itu Larisa pulang bersama Arka dan meninggalkan Fifi sendiri.Fifi menunggu taksi di pinggir jalan sekitaran sekolahnya.

"buru naik."ujar Geral yang mendadak menghampirinya dengan motor ninja hitamnya,membuat Fifi kaget bukan kepalang.
"Ngagetin mulu sih jadi orang,gue kira murid musuh bebuyutan sekolah ini."ujar Fifi
"Cepetan naik,hari ini jakarta macet.Taksi pada nyangkut di lampu merah."ujar Geral membuat Fifi menahan tawa.
"Iyaa iyaaa tapi jangan ngebut."ujar Fifi lalu segera ikut dengan Geral untuk pulang,mood Geral selalu naik turun kadang dia bisa sedikit peduli kadang juga marah-marah gak jelas,

"dasar Geral aneh."gumam Fifi dalam hati.

Sesampainya di rumah Fifi,ibunda Fifi sebut saja buk Ratih menghampiri Fifi dan menemui Geral yang mengantar anaknya pulang.

"Nak!Ini siapa?"ucap Buk Ratih kepada Fifi
"kenalin tante,saya Geral temen sekolah Fifi"ujar Geral membuat Fifi merasa aneh dengan sikap Geral yang begitu kalem di depan ibundanya.

"Pasti ni orang cuman pura-pura kalem kan"gumam Fifi dalam hatinya.

"Kalo gitu saya pamit pulang tante,udah malem soalnya"ujar
"Eh kok gak mampir dulu"ucap Bu Ratih
"Mungkin lain waktu lagi,soalnya aku ada urusan Tante"ucap Geral.
"Ouh yasudah terimakasih ya nak! hati-hati pulangnya"ujar Bu Ratih.Fifi yang terpaksa menunggu Geral sampai pergi pulang dengan ditemani Bu Ratih,cowo itu akhirnya pulang dan melaju cepat dengan motornya.

***
Esoknya Fifi terlihat oleh Larisa,cewe itu termenung dengan menatap sebuah kotak makan,kemudian Larisa menghampiri Fifi.
"Lu ngelamunin apa lagi?Itu bekel ga enak ya?"ujar Larisa membuat tiba-tiba kening Fifi berkerut.
"Gak ada istilahnya,masakan nyokap gue gak enak."ujar Fifi kesal.
"Ya terus?soalnya gue liatin lu ngelamun sambil natap terus itu bekel.Gimana gue gak bingung."ujar Larisa.
"Ini bekel buat si Geral dari nyokap gue."ujar Fifi,membuat kedua mata Larisa menajam dan kaget mendengarnya.
"Kok bisa sih tante Ratih tau si Geral?!!!"ujar Larisa
"Kemarin ceritanya gue itu di anterin dia,jadi nyokap gue bawain ini sebagai tanda terimakasih."ujar Fifi
"Terus gimana dong,lu mau gitu anterin ini bekel sendirian?"ujar Larisa.
"Kalo sama lu mau gak?pleaseeeee sa temenin gue."ujar Fifi.
"ENGGAK!"ujar Larisa.
"Masa lu se tega itu sama gue,yaudah deh kalo gitu gue sendiri aja yang anterin."ujar Fifi
"Harus.Itu amanah nyokap lu,gue mau ke Arka dulu bentar."ujar Larisa.Lalu Fifi pun bergegas untuk menemui Geral,tetapi di seluruh ruangan di sekolah ia cari tak ada Geral disana, dan itu membuat Fifi sampai kelelahan mencarinya.

***
"Lu kemana aja sih,gue cari kemana-mana juga."ujar Fifi kesal saat ia telah menemukan Geral yang terlihat sedang merokok di parkiran sekolah.Sontak dirinya berdiri menghampiri Fifi dan juga Geral merasa bingung dengan sikap Fifi saat itu.
"Ngapain lu cari gue?!"ujar Geral
"Nih buat lu,gue gak mau ribut please ya,capek banget sumpah gue gak bohong."ujar Fifi mengatur nafasnya sekaligus mengelap keringatnya yang ada di kening.
"GUE GAK MAU!"teriak Geral lalu membanting bekel yang sudah diberikan,Fifi yang melihatnya tak mengira Geral akan setega itu padanya.
"Lu tuh ya,bener-bener kurang ajar banget."ujar Fifi
"Emang."ujar singkat Geral semakin membuat Fifi naik darah akan sikapnya.
"Sebenernya gue muak ketemu sama lu.Karena nyokap gue,jadi gue terpaksa ngasih ini bekel buat lu,dasar brengsek!"ujar Fifi lalu meninggalkan cowo
itu.Geral menyadari saat itu Fifi menahan air matanya di depan dirinya,dan itu membuat hati kecilnya terasa tercabik-cabik saat melihat Fifi menangis.
Setelahnya Fifi kembali ke kelas,Larisa melihat tetesan air mata keluar dari mata Fifi.
"Ya ampun fi,lu nangis ya.Coba cerita lu diapain sama tuh cowo sampe nangis gini."ujar Larisa merangkul Fifi dan berusaha menenangkannya.
"Dia jahat banget,masa bekel dari nyokap gue di lempar gitu aja."ujar Fifi
"APA?!"teriak Larisa membuat semua murid menatap ke arahnya. "Eh?emm m-maaaf temen-temen.Kok dia gitu sih fi."lanjut Larisa lagi.
"Gak tau lagi deh sa.Gue gak mau bahas ini dulu."ujar Fifi.Lalu Larisa memberikan waktu sejenak agar Fifi bisa tenang terlebih dahulu.

***
Fifi dan Reza si ketua osis sedang menyiram air untuk tanaman di sekitaran depan kelas,Geral melihat mereka berdua.Entah mengapa hatinya merasa tak terima saat Fifi tersenyum dan tertawa dengan lelaki lain,cowo itu berusaha melenyapkan pikiran itu tetapi tidak bisa untuk ia hapus.
"Woi babu!"sahut Geral ke Reza,membuat Fifi pu ikut menoleh ke arah suara itu.
"Lu gak punya sopan santun sedikit pun ya,manggil orang tuh yang bener."ujar tegas Reza.
"Minggir,gue mau ngomong sama nih cewe."ujar Geral meraih tangan Fifi.Genggaman Geral berusaha untuk dienyahkan oleh Fifi,tetapi semakin ingin dilepasnya semakin pula menguat genggaman Geral.
"Lepasinn!!,gue gak mau ngomong sama lu."ujar Fifi,Sementara Reza sudah mengejar mereka tetapi hasilnya ia tak menemukan jejak Geral sedikitpun.Akhirnya Geral berhenti di sebuah gudang alat olahraga bersama Fifi.
"Lepasin gue bilang!"ujar Fifi kemudian Geral melepaskan pegangan itu.
"Jelasin kenapa lu ngasih bekel kemarin."ujar Geral
"Males banget."ujar Fifi . "Udah deh jangan bahas,gue muak banget liat muka lu."ujar cewe itu lagi.
"Gue cuman nanya,tinggal lu jawab yang bener."ujar Geral. "sekali lagi gue tanya serius,maksud lu bikin bekel buat gue itu apa?"ujar Geral membuat heran Fifi.
"Apa?gue cuman disuruh nyokap gue buat ngasihin tu bekel buat lu sebagai tanda terimakasih doang dan gak lebih!puas lu!"ujar Fifi ,Geral terdiam sejenak mendengarnya.Seolah berfikir dengan perilakunya yang keterlaluan terhadap Fifi.Sekian menunggu,Fifi membalikkan badannya dan melanjutkan langkahnya untuk menuju kelas.
"Maafin gue"celetuk Geral sontak menghentikan langkah Fifi saat itu juga.Cewe itu baru pertama kali mendengar ucapan lembut dari cowo yang ia selalu membuatnya marah terus menerus.
"Apa lu bilang?gue gak denger tuh."ujar Fifi
"Gue minta maaf ,dodol."ujar Geral menjitak kening Fifi dan lalu pergi tanpa pamit.
"ihhhhhh!!!!ngeselin banget sih tu orang.Gue kira udah inshaf eh malahan kerasukan setan gabut lagi kayaknya."ujar Fifi mengelus-elus keningnya.Ucapan Geral tadi sangatlah tulus tetapi karena sifat gengsi yang dimilikinya membuat Geral tak mampu menyatakan maaf dengan benar terhadap Fifi.

***
"Loh nak,kok kamu jam segini belum tidur sih."ujar Bu Ratih membawakan sebuah teh hangat untuk Fifi yang saat itu sedang membaca buku.
"Engga mah bentar lagi juga tidur.Terimakasih mah minumannya."ujar Fifi.
"Ya sudah lanjutin baca-bacanya,tapi jangan malem banget ya tidurnya nanti kesiangan."ujar Bu Ratih.Begitulah sikap manis yang disukai Fifi dari mamahnya,andai Geral saat itu lebih menghargai pemberian kotak makan dari mamahnya,pasti Fifi akan lebih bahagia melihat itu.

GERAL ANANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang