"KARIIN BANGUUUN!!"
TOK TOK TOK
"hei karin bangun. susah banget ya kamu tuh kalau dibangunin!"
karin menyerah dengan tidurnya. di awal pagi harinya ia sudah disuguhkan dengan suara menggelegar dari richard. karin mencoba menghalaunya menggunakan bantal, namun ancaman dari richard membuat ia harus bangun dari ranjangnya.
"iyaa pah ampun dah berisik banget. iya ini karin bangun!"
akhirnya suara teriakan dan gedoran pintu dari richard pun berhenti. katanya ia akan menunggu dibawah.
karin melihat pantulan dirinya di cermin besar yang berada di kamarnya.
"item banget kantung mata guee!!"
karin tidak bisa tidur semalaman, ia terus memikirkan ciuman itu. rasanya bibir windu masih membekas dibibir miliknya.
karin baru bisa tidur pada pukul setengah empat pagi tadi, dan pagi ini pukul delapan, karin terpaksa harus bangun dari tidur yang tak nyenyak itu.
***
"mata kamu kenapa itu? udah kayak panda. habis maraton drama apalagi sih? pantesan papa bangunin susah banget"
karin duduk dengan wajah yang ditekuk, ia masih kesal dengan richard yang sudah mengganggu tidurnya.
"diem deh pah! karin lagi engga mood"
richard hanya menggelengkan kepalanya dan kembali berkutat dengan masakan yang akan ia siapkan untuk putri dan istrinya.
"pagi mas. um... pagi karin" windu mendekati meja makan dengan wajah yang sama kusutnya.
"nduu kamu juga abis maraton drama atau gimana? kok kalian bisa kompakan gini matanya kayak panda. papa juga mau ikutan"
"apaan deh pah freak banget. udah belum itu rotinya, perut karin udah keroncongan nih"
karin juga melihat itu. windu yang kurang tidur, sama seperti dirinya. apakah windu juga terus memikirkan ciuman itu? ah karin tidak tahu. ia tidak mau terus-terusan memikirkan kejadian itu. benar-benar mengganggunya.
"udah nih. silahkan dimakan tuan putri" richard menyiapkan sarapan untuk karin dan juga windu. ia membuat roti bakar dengan selai strawberry dan kacang. tak lupa juga menyiapkan susu hangat untuk keduanya.
"maaf ya mas aku engga bantuin kanu siapin sarapan pagi ini. aku semalem agak kurang bisa tidur"
richard mengusap kepala windu dengan lembut dan mengecupnya, "gapapa sayang. kamu bisa lain kali aja. lagian aku juga engga keberatan"
"tapi tetep aja mas ak-"
"udah-udah. dimakan aja yaa sarapannya sayangku cintaku"
karin melihat keromantisan didepannya, entah kenapa rasanya ia tak suka. apalagi richard sering kali mengambil kesempatan untuk mencium windu. papanya itu bahkan tidak terganggu oleh dirinya.
"hari ini kita ke dufan ya, pada mau kan? papa pengen habisin cuti papa buat liburan sama kalian berdua. biar kalian berdua juga makin deket"
karin menatap windu sebentar sebelum menjawab ucapan papanya itu, "ayo. udah lama juga karin engga liburan"
"kamu gimana ndu? mau kan"
"iya mas. aku ikut aja" windu menjawab dengan senyuman manis di ujungnya.
"kamu kok gemesin banget sih sayang. beda banget sama karin yang kayak singa"
windu tertawa.
dua orang terpukau melihat tawa itu. karin dan richard sama-sama merasa gemas dengan pipi gembul milik windu. bedanya richard dengan leluasa bisa mencubit bahkan mencium pipi lembut itu. sedangkan karin hanya bisa melihat dengan tatapan yang sulit diartikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
enchanted - winrina
Fanfictionkarin bisa merasakan perasaan aneh itu muncul setelah mendapat afeksi dari windu yang merupakan ibu tirinya. gxg winrina lokal! age-switch! ©rincarts