6

513 90 10
                                    

karin sudah memasuki libur semester di kampusnya. hari ini ia sedang bersantai dengan bermain game konsol bersama richard. mereka berdua sedang bermain game sepak bola. karin memakai team MU sedangkan richard menggunakan team barcelona.

pada awalnya mereka bermain dengan tenang. namun, lama-kelamaan mereka seperti tengah bermain liga asli. keduanya saling mengejek bila bermain dengan buruk, dan akan menyombongkan diri bila mencetak gol.

sedangkan windu tengah menyiapkan cemilan untuk dua orang yang heboh itu. windu hanya bisa menggelengkan kepalanya saat mendekat pada keduanya. ia melihat karin yang sedang menjambak rambut richard karena kesal, katanya ia merasa dicurangi saat bermain.

"kalian berdua udah kayak anjing sama kucing. main game doang berisik banget"

"biarin!"

"biarin!"

richard dan karin menjawab dengan bersamaan sambil menjulurkan lidahnya. reaksi windu kembali menggelengkan kepalanya. tidak perlu test dna untuk membuktikan apakah karin anak kandung richard atau bukan, karena sifat mereka yang sama persis.

"pause dulu. kamu mainnya brutal banget rin, rambut papa bisa rontok nih kamu jambakin mulu"

"salah papa juga, mainnya curang! masa joystick aku dimatiin!"

"bukan curang, tapi papa bermain pintar dengan otak papa"

"nyenyenye" karin memutar matanya, malas mendengar ucapan papa nya.

"papa ke atas dulu, tadi bos papa sempet telepon papa minta dokumen katanya. kamu main sama mama kamu dulu nih. ndu kamu temenin karin main dulu yaa, aku ke atas dulu sekalian istirahat. terkuras banget tenaga aku main ginian doang sama anak ini" richard memberikan joystick-nya pada windu.

"mau aku bantu cari dokumennya mas?"

"engga usah gapapa. kamu temenin karin aja disini, nanti dia ngomel-ngomel kalau gaada temennya"

"oke deh, tapi maaf aku gak bisa maininnya" windu memberikan cengiran khasnya pada karin

richard terkekeh melihat reaksi istrinya, ia kemudian mengusak rambut sebahu milik windu, "main game lain aja sayang. karin ajakin main nih mama kamunya, main game yang mudah aja"

karin menghela napasnya panjang, "iya-iya, udah ah sana pergi huss!"

"dasar! malah ngusir papanya. kamu temenin karin ya sayang" richard mencium pipi istrinya sebelum meninggalkan dua perempuan yang paling ia sayangi.

karin memandang tak suka melihat interaksi papanya dan istri barunya itu. mungkin ia masih belum bisa menerima hal romantis di rumah ini, atau mungkin hal lain? tapi yang pasti, karin tak suka.

"udah sana pergi, cium-cium mulu"

"protes mulu deh kamu rin" richard akhirnya pergi ke atas dan sibuk dengan urusan dokumen-dokumennya.

windu memandang karin dengan tatapan tak enak, "maaf rin. kamu kurang suka ya kalau lihat kita bermesraan gitu?"

karin mengedikan bahunya, "biasa aja"

"tapi kamu sering marah kalo mas richard cium atau peluk aku. kamu cemburu?" windu menebak kalau karin masih belum bisa menerimanya. mungkin karin cemburu pada dirinya, karena kasih sayang richard harus dibagi dua.

"ngawur! udah lanjut main aja"

karin mematikan ps5 yang tadi dimainkannya, ia akan bermain nintendo switch miliknya. game di konsol ini lumayan mudah untuk dimainkan.

"nih buat kamu satu. gampang kok ini gamenya" karin memberikan satu joy-con berwarna merah itu pada windu. sedangkan ia memakai joy-con berwarna biru.

"ini gimana maininnya?"

"nanti kamu tinggal gerakin joy-con nya sesuai perintah di gamenya. pasti bisa kok"

"okay. ayo coba main"

karin bermain dengan score yang sempurna, sedangkan windu sedari tadi banyak mendapatkan miss saat memainkan gamenya.

"ihh kok susah banget sih? itu kamu bisa dapet perfect gimana? dari tadi aku cuma mentok sampe good doang. ini aku dicurangin ya?" windu berkata sambil memanyunkan bibirnya, ia kesal karena score yang didapatkannya pasti kurang dari 60.

karin tertawa melihat mamanya ini yang malah terlihat seperti anak kecil. windu masih cocok menjadi anak smp jika dilihat dari sikap dan postur tubuhnya.

"kenapa malah ngetawain aku?? udah aku engga mau main lagi"

"yaudah sini aku ajarin" karin menempatkan tubuhnya dibelakang tubuh milik windu. kemudian ia memegang lengan windu dan mulai memainkan game yang mudah itu.

windu tidak sempat menolak, tubuh karin sudah menempel di punggungnya. ia bisa merasakan detak jantung karin yang berdegup normal, sedangkan dirinya tak karuan. dengan kaku windu mencoba untuk fokus bermain game didepannya.

"tuh bisa kan! coba ikutin yang disuruh sama game-nya" ujar karin dengan masih menempelkan tubuhnya pada windu yang terlihat kecil dalam kukungannya.

"i-iya um... aku mau nyoba kripik itu, kamu lanjut main aja" windu ingin segera menjauh dari karin, ia takut karin bisa mendengar detak jantungnya yang berdegup kencang. namun, saat melangkah kakinya tak sengaja tersandung joystick, hingga tubuh windu terjatuh.

karin yang sedang fokus pun ikut terjatuh, karena windu yang mencari pegangan dan tangan karin yang menjadi sasarannya.

"aduh"

"aw"

mereka terjatuh dengan tubuh windu berada dibawah tubuh jangkung karin. keduanya mengaduh sakit, kemudian saling bertatapan.

windu memandangi wajah karin yang sangat cantik itu, wajahnya terlihat dewasa dan attractive, dengan tahi lalat dibawah bibir yang menjadi ciri khasnya.

karin pun sama tengah memandangi wajah windu. pipinya terlihat bersemu kemerahan, juga telinganya. membuat karin menahan gemas.

kenapa sekarang istri papa jadi menarik dimata gue?

tak sadar jari-jari milik karin sudah mengelus lembut pipi windu. kulitnya sangat halus. dilanjut mengelus bibir merah muda yang karin tebak sudah dipoles dengan lipbalm berasa strawberry, favoritnya. ia bisa mencium aroma buah favoritnya itu dari wajah windu yang hanya berjarak satu jengkal.

cup

satu kecupan karin berikan di bibir windu. entah karena bau buah favoritnya atau hal lain. membuat karin hilang akal dan mencium windu yang berada dibawahnya.

windu terkejut, merasakan bibir kenyal milik karin bertemu dengan miliknya.

karin sudah terbawa suasana, ia enggan melepaskan ciuman mendadak ini. malahan ia dengan berani menggerakkan bibirnya, melumat bibir pink milik windu.

dengan ragu-ragu windu pun ikut menggerakkan bibirnya. ia melingkarkan lengannya pada leher karin, sedangkan karin merengkuh erat pinggang kecil windu.

windu meremas rambut karin saat merasakan karin menggigit kecil bibirnya, kemudian satu lenguhan halus keluar dari mulut windu.

"m-mnhh"

sedangkan ditempat lain richard sedang sibuk mencari dokumen yang harus ditandatanganinya, ia tiba-tiba mendapatkan telepon dari pusat untuk membawa berkas tersebut.

richard keluar dari kamar miliknya kemudian meneriakan nama istrinya, windu mungkin tahu dimana berkas itu disimpan.

"sayaang! winduu! coba ke atas dulu sini. kemarin kamu simpan dimana ya, berkas yang dalem tas aku"

setelah mendengar suara richard, windu langsung mendorong tubuh karin. ia gelagapan, takut richard melihat mereka berdua. windu langsung meninggalkan karin yang sama kagetnya.

"bego kariin! lo ngapain anjir nyium windu?!??" karin memukul kepalanya, ia merutuki dirinya yang terlalu terbawa suasana.

"tapi...gue kok deg-degan gini ya? ah ngga mungkin lah! iya iya pasti engga mungkin" karin menenggelamkan wajahnya pada bantal sofa, kemudian berteriak frustasi. ia takut dengan perasaanya.

tbc.

enchanted - winrinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang