setelah bermain banyak permainan keluarga kecil itu berniat untuk makan malam bersama sebelum pulang menuju rumah hangat milik mereka.
windu masih marah dan tidak mau bicara pada richard karena insiden di rumah hantu tadi. segala cara sudah richard lakukan agar mendapat maaf dan membuat windu tidak marah padanya, namun semuanya sia-sia. windu tetap irit bicara dengan wajah galaknya.
namun, menurut karin ekspresi windu saat ini sangat menggemaskan, dengan pipinya yang menggembung dan bibirnya yang dimajukan, sungguh ia ingin mencubit pipi itu.
setelah makan malam yang lumayan panjang karena windu menolak semua resto yang direkomendasikan oleh richard, hingga akhinya richard menyetir cukup jauh dari tempat terakhir mereka bermain.
"udah dong sayang marahnya. udah hampir 8 jam nih kamu diemin aku" richard kembali membujuk istrinya yang sedang bad mood itu, namun windu tetap diam dan memasang wajah galak, yang tidak ada galak-galaknya di mata karin.
"udah pah besok aja ngebujuknya, udah mau jam 1 malem nih. pulang yuk, aku udah ngantuk"
windu berjalan lebih dulu, meninggalkan keduanya dan masuk ke dalam mobil, namun ia tidak duduk di bangku depan seperti diawal, ia memilih duduk di bangku belakang dengan tangan yang dilipat diatas dadanya.
"sayang kok di belakang sih? di depan dong. lumayan jauh nih perjalanannya, temenin aku nyetir. karin pasti bakalan tidur, matanya tinggal 5 watt lagi"
"gak mau"
hanya satu kata mutlak yang diucapkan oleh windu, dan richard pun tak mau membuat windu semakin marah padanya. akhirnya ia mengalah dan menyuruh karin untuk duduk disampingnya.
"rin kamu duduk di depan ya, temenin papa"
"engga mau ah, aku ngantuk pah. dengerin radio aja sana, aku mau di belakang"
"nasib.. nasib.. gara-gara rumah hantu nih"
richard akhirnya duduk sendiri di bangku depan, sedangkan karin dan windu duduk di bangku belakang dengan jarak yang lumayan jauh. windu duduk di dekat kaca kanan dan karin di kaca kiri.
jalanan lumayan sepi karena waktu sudah menunjukkan pukul 1 malam. tidak banyak kendaraan yang berlalu lalang.
dug dug dug
windu menolehkan kepalanya pada suara itu. ternyata suara itu berasal dari kepala karin yang terus membentur kaca mobil karena tertidur. windu yang tak tega menggeser duduknya dan membawa kepala karin untuk bersandar di bahunya.
TITTT TITT
"WOI NYETIR YANG BENER!"
sebuah mobil hampir saja menabrak mobil milik richard, namun untungnya richard bisa menghindar dan selamat. karin terbangun dari tidurnya karena suara klakson mobil yang cukup keras.
"udah mas jalan aja" windu tak mau richard sampai berkelahi dengan mobil ugal-ugalan itu.
"iyaa sayang, ini aku jalan lagi. kalian engga apa-apa kan?"
"gapapa mas"
akhirnya mobil mereka melaju kembali dengan kecepatan normal. richard mencoba untuk membawa mobilnya dengan hati-hati, ia tak mau sampai terjadi bahaya pada keluarga kecilnya.
windu merasa karin terbangun dari tidurnya, ia mencoba membuat karin merasa nyaman dan tidur kembali dengan mengelus rambut halus milik karin.
dan usapan lembut itu membuat karin sangat nyaman, dengan sadar ia melingkarkan lengannya pada pinggul windu, membuat sang empu terkejut dan menunduk untuk melihat wajah karin di bawah cahaya yang sangat minim.
"kenapa?" tanya karin dengan suara yang sangat pelan, mungkin richard tak akan mendengarnya karena suara karin kalah oleh suara radio yang sedang melantunkan lagu milik bruno mars itu.
windu menggelengkan kepalanya dan kembali menoleh ke kanan, menghindari tatapan karin yang seolah ingin menghipnotisnya.
karin menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher milik windu. wangi parfum bercampur dengan wangi tubuh milik windu membuat candu baru untuk karin.
karin tak sadar bahwa aksinya mengendus leher milik windu membuat sang empu kegelian karena napas hangat karin langsung menerpa leher miliknya.
"eumh-" tak sengaja suara lenguhan windu keluar, padahal sedari tadi ia mencoba untuk menahannya.
"kenapa sayang?" tanya richard khawatir. ia melihat keadaan windu dengan melihat kaca mobil miliknya, namun karena keadaan yang sangat gelap richard tak bisa melihat dengan jelas.
"eng-engga.. g-gapapa mas" windu menjawab dengan sedikit terbata-bata karena karin tak berhenti menghirup lehernya. windu pun memukul pelan lengan karin yang melingkari perutnya.
"oke. kalau kamu ngantuk, tidur aja gapapa. mata aku masih seger kok, ini juga ada kopi"
windu tak menjawab ucapan richard, karena ia takut yang keluar bukan jawaban yang ia inginkan, namun malah erangan tak tertahan seperi tadi.
karin bukannya berhenti, ia malah semakin mengeratkan pelukannya pada pinggul kecil milik windu dan mengecup pelan leher putih milik windu.
windu menutup mulutnya, ia tak mau kembali mengeluarkan erangan karena ulah anak tirinya ini.
"why you look so cute, hmm? bahkan di kegelapan aku bisa liat pipi merah kamu" karin membisikkan kalimatnya tepat di telinga windu.
"stop it!" windu mencoba melepaskan lingkaran tangan yang membelit tubuhnya itu.
karin terkekeh dan kembali membisikkan kata-katanya tepat di telinga milik windu, "kenapa? kamu suka kan? jantung kamu berisik banget dari tadi"
windu tak bisa menjawab ucapan karin, karena memang benar jantungnya berpacu sangat cepat dan ia sedikit menikmati aksi karin itu.
karin yang tak mendengar jawaban dari windu merasa menang. ia tersenyum manis dan kembali membenamkan wajahnya pada leher milik windu.
karin menghirup panjang wangi milik windu dan mengecup lembut leher itu. kecupan berbah menjadi hisapan pelan.
windu ters menahan erangan miliknya agar tak keluar. ia meremas lengan karin yang memeluk kencang tubuhnya.
"k-karinh st- stop e- engh.." windu berujar dengan suara yang sangat pelan dan hanya karin yang dapat mendengarnya.
namun ucapan windu tidak selaras dengan tindakannya. windu meremas rambut karin dan membenamkan kepalanya pada leher miliknya.
richard tak sadar apa yang sedang terjadi di bangku belakang mobilnya, karena suara dari radio yang diputarnya cukup keras, dan cahaya yang sangat minim membuat pandangannya tidak bisa melihat apa yang terjadi di kursi belakang.
karin mengecup, menggigit kecil, dan menghisap leher jenjang milik windu dengan lihai hingga muncul tanda kemerahan karena karin yang menghisap terlalu dalam.
"oops! kayaknya kamu harus tutup yang itu, tapi tenang aja, aku hisapnya agak bawah kok" karin berujar dengan cengiran konyolnya. windu yang sudah lemas pun hanya bisa pasrah.
setelah mengucapkan kalimat itu, windu merasakan napas teratur dari karin. windu menunduk untuk melihat kondisi karin, dan ternyata ia sudah terlelap dengan nyaman.
"setelah bikin aku engga karuan, anak ini dengan gampangnya langsung tidur." windu bergumam di dalam hatinya. ia memejamkan matanya dan meredakan panas yang sedari tadi muncul pada tubuhnya.
akhrinya karin dan windu tertidur dengan posisi saling memeluk satu sama lain, meninggalkan richard yang menyetir sendiri dengan lagu yang memutar di radio mobil miliknya.
tbc.
![](https://img.wattpad.com/cover/342072675-288-k400371.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
enchanted - winrina
Fanfictionkarin bisa merasakan perasaan aneh itu muncul setelah mendapat afeksi dari windu yang merupakan ibu tirinya. gxg winrina lokal! age-switch! ©rincarts