Brew No.2: Caramel Macchiato (1)

8 5 0
                                    


Tak jauh dari taman pemakaman, ada sebuah kafe yang usang dan bobrok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak jauh dari taman pemakaman, ada sebuah kafe yang usang dan bobrok. Walaupun kafe ini sudah tidak beroperasi lagi, tetapi sepertinya tak ada sedikit pun niat pemilik kafe untuk merenovasi kafe miliknya itu. Sebaliknya, dia malah membiarkan gedung tua itu 'dihiasi' oleh semak belukar dan lapisan debu yang tebal di seluruh permukaannya. Dinding kafe yang semula berwarna putih, kini menguning dan penuh dengan retakan. Pokoknya kalau malam-malam melewati kafe usang itu, rasanya bak berjalan di dalam novel horor! Mengerikan! Apapun yang kamu lakukan, jangan pernah berjalan melewati 'rumah hantu' ini pada malam hari atau kamu akan menyesalinya!

Malam ini angin musim semi berhembus dan membuat terusan putih Anna melambai ke sana kemari. Meskipun sudah memakai cardigan, tetapi tetap saja angin dingin itu berhasil menembus ke dalam.

"Dingin..." kata Anna sambil mengusap kedua bahunya dan menyesali pilihan outer yang dipakainya hari ini. Kenapa aku tidak memakai jaket atau cardigan yang lebih tebal? Umpatnya dalam hati. Sambil berjalan, tiba-tiba Anna melihat sebuah cahaya yang tak begitu jauh dari tempatnya berdiri. Cahaya itu ternyata berasal dari sebuah kafe kecil yang ada di ujung jalan.

"Aneh, sudah tengah malam begini kenapa masih ada kafe yang buka?" tanya Anna sambil berjalan mendekati kafe tersebut.

Anna mengamati kafe tersebut dengan seksama. Kafe kecil itu memiliki gaya arsitektur zaman Victoria yang memberikan sentuhan klasik dan juga elegan. Benar-benar gedung yang cantik pikirnya. Udara malam semakin dingin, dan Anna mengusap kedua bahunya lagi.

Pada awalnya Anna ragu apakah dirinya harus masuk ke dalam kafe untuk menghangatkan dirinya. Namun pada akhirnya keraguan itu langsung menghilang ketika aroma kopi dari dalam kafe tercium oleh hidungnya. Daripada kedinginan di luar, mungkin akan lebih baik jika dia menunggu di dalam kafe sambil menikmati secangkir kopi panas pikirnya. 

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Awalnya aku ingin sekali menamakan gadis ini Anastasia. Akan tetapi capek banget nulisnya di bahasa mandarin. Jadinya aku singkatkan saja menjadi Anna. Nama yang amat pasaran, aku tahu. Tapi baiklah...

Soul Cafe - Short Story [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang