Brew No. 2: Caramel Macchiato (3)

3 4 2
                                    

Topik yang mereka bicarakan juga lumayan banyak sehingga tidak terasa dua jam pun sudah berlalu.

"Anna, apakah kamu memiliki penyesalan saat ini?" tanya Aeron dan karena pertanyaan ini terlalu mendadak, Anna tidak bisa langsung menjawabnya detik itu juga.

"Penyesalan ya?" Anna berpikir keras. Setahunya hidupnya itu cukup bahagia, tidak ada hal yang membuatnya menyesal. Anna berpikir lagi dan tiba-tiba dia teringat akan sesuatu.

"Sebenarnya sudah lama sekali aku ingin ke pantai untuk melihat matahari terbit, tapi sampai sekarang masih belum kesampaian. Penyesalanku terdengar keanak-anakan sekali ya," kata Anna lalu tertawa canggung.

"Kalau begitu bagaimana kalau aku menemanimu ke pantai hari ini?" tanya Aeron.

"Ha??" Anna kaget mendengar balasan Aeron. Masa sih orang yang baru pertama kali ditemuinya beberapa jam lalu mau menemaninya ke pantai untuk melihat matahari terbit. Selain itu, keinginan ini terlalu merepotkan.

"Tidak apa-apa. Lagipula aku sudah lama tidak ke pantai. Selain itu, tinggal beberapa jam lagi matahari akanterbit," kata Aeron. Anna agak ragu mendengar perkataan Aeron, namun tidak bisadipungkiri kalau dia memang merindukan suasana di tepi pantai –menikmati angin laut, dan mendengarkan pecahan suara ombak yang menenangkan. 

Pantai yang dikunjungi Aeron dan Anna benar-benar sepi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pantai yang dikunjungi Aeron dan Anna benar-benar sepi. Langit masih gelap dan yang terdengar hanyalah kicauan burung camar. Anna berdiri di tepi pantai dan mulai menghirup dalam-dalam udara di sana. Aroma laut yang begitu khas membuat perasaannya bercampur aduk: antara rindu, terharu, dan juga senang. Angin pantai yang meniup lembut rambutnya tanpa sadar membuatnya mengembangkan seulas senyum di pipinya. 

Lalu masih dengan perasaan gembiranya, Anna menyusuri tepi pantai dengan kaki telanjangnya. Sentuhan pasir yang lembut itu membuatnya begitu bahagia. Dalam hati, dia bersyukur tidak menolak ajakan Aeron. Dan ketika dia berjalan lebih jauh lagi, tiba-tiba dia melihat seorang pemuda berdiri di tepi pantai.

Meskipun saat itu langit masih gelap, tetapi Anna bisa melihat pemuda itu dengan jelas. Dia mengenakan kemeja putih bersih dengan celana panjang berwarna khaki. Dan di tangan kanannya, ia memegang sebuah buket yang berisikan begitu banyak bunga mawar merah. Anna memperhatikan muka sang lelaki tampan itu dengan seksama dan entah kenapa dia terlihat sedih.

"Leo?" Sebuah nama pun terucap dari bibir Anna tiba-tiba. Nama yang terdengar tidak asing bahkan di telinganya sendiri.

Anna memanggil nama lelaki itu sekali lagi, namun tidak ada respon dari sang laki-laki.

"Dia tidak bisa mendengarkanmu," kata Aeron yang entah bagaimana sudah berada di samping Anna.

"Apa maksudmu?" tanya Anna pada Aeron dan Aeron hanya tersenyum pahit.

"Tidak peduli seberapa kuat kamu memanggil, dia tidak akan bisa mendengarkan suaramu, Anna Hamilton."

***

Kira-kira apa yang membuat suara Anna tidak kedengaran? 

Soul Cafe - Short Story [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang