Taehyung memegang sebuah buku dengan gambar khas anak-anak, sudah satu bulan Taehyung belajar membaca dan sekarang ia sudah bisa membaca meski masih dalam bentuk yang mudah seperti buku cerita anak kecil yang ada di tangannya itu.
Hari ini ia ikut ke restoran di mana Yoongi menjadi pemiliknya, mungkin pekerjaannya sedang banyak hari ini hingga mengharuskan pemuda manis itu datang. Biasanya semua pekerjaan akan dikirimkan lewat pos oleh karyawan Yoongi, tidak perlu keluar rumah dan mengharuskan ia meninggalkan Taehyung sendirian.
Namun, seperti yang ia katakan sebelumnya, hari ini adalah pengecualian.
"Spadaaa, Hyung."
Reflex Taehyung yang menoleh sedangkan Yoongi tak mengalihkan perhatiannya dari kertas-kertas yang ada di hadapannya, itu Jungkook yang datang dengan Jimin di sisinya.
"Oh, Taehyung Hyung juga ada di sini rupanya."
Taehyung menunduk kecil, balasan untuk ucapan Jungkook. Jimin, yang ia lihat sedang mengerucutkan bibirnya mungkin kesal karena Jungkook yang menggandeng dengan erat.
"Ya, ada apa, Jungkook-ah?"
"Hyung, ada stock salmon gak, ya? Aku kehabisan uang jajan dan Jimin merengek ingin salmon, padahal aku sudah membeli tuna untuk stock sampai uang jajanku turun."
Yoongi mengalihkan perhatiannya ke arah sang adik. "Memang uang jajan Jimin kemana?"
Jungkook menggoyahkan tangan Jimin, "kemana, Jimin?"
Jimin mengangkat satu tangannya yang bebas. "Habis, beli whiskas untuk kucing di jalan."
"Tuh, dengar sendirikan, Hyung. Bukan aku yang menghabiskan uangnya, dia yang membeli makanan temannya secara berlebihan."
Jimin mencebik. "Kasihan tahu, mereka tidak bisa makan. Jimin kan ada Jungkook, makannya cukup. Jadi, Jimin hanya ingin membantu."
"Gak usah sok imut kamu, Jimin!"
"Ish, marah terus aku cakar kamu, ya!"
Yoongi tersenyum kecil melihatnya, benar apa yang dikatakan oleh Seokjin. Jungkook masih terlalu muda, dan Jimin pun demikian. Mereka harus menjaga dua anak ini agar tidak melakukan apa pun secara berlebihan, mereka masih terlalu muda untuk kemungkinan buruk lainnya.
Yoongi membuka lacinya, mengeluarkan beberapa lembar uang dengan nominal cukup besar untuk diberikan kepada kedua adiknya.
"Salmon di gudang sudah masuk ke dalam list menu, kalau mau makan salmon dan kasih makan temen-temen Jimin boleh pakai uang Hyung saja."
Jungkook menerima uang itu sebelum di rampas oleh Jimin, "banyak sekali uang Hyung, ya. Seperti tidak ada habisnya deh, selalu ada meski kadang restoran sepi."
Yoongi terkekeh kecil. "Warisan kedua orang tuaku banyak, uang tunjangan kematian mereka pun masih mengalir sampai sekarang. Aku tidak akan kekurangan uang bahkan sampai keturunanku yang ketujuh, tenang saja semua sudah aman."
Jungkook membagi uang tersebut dengan Jimin, "ini cukup untuk beli whiskas selama tiga hari, okay?"
Jimin mengangguk semangat, "okay-okay, yey uang!"
Jungkook menggeleng kecil melihat Jimin yang bahagia bukan main saat memegang uang, sudah paham betul dengan nominal uang tersebut dan barang apa saja yang bisa dibeli dengan uang. Jungkook yang ajarkan, tapi ia sendiri yang frustasi.
"Bagaimana perkembangan Taehyung Hyung dalam membaca dan menulis, apa sudah ada peningkatan?"
Yoongi melihat ke arah Taehyung yang menutup wajah dengan bukunya, tidak ingin melihat Jungkook yang pernah mengajarinya membaca dan menulis selama seminggu. Sebenarnya Taehyung sudah bersedia untuk belajar dengan orang lain, tapi karena Jungkook yang mengajar dengan power yang tinggi hal itu membuat Taehyung kembali menciut dan tak ingin belajar dengan orang lain lagi selain Yoongi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter and Sweet (Taegi)
FanfictionDisclaimer! - BxB - Top! Taehyung Bot! Yoongi - Not safe for children Cerita ini hanya berisi oneshoot or drabble shoot, di mula yang manis hingga yang pahit sekali pun. And, welcome to my universe! Big love from me: Lilykiyowo_