Seekor Harimau yang terlihat seperti masih bayi itu menangis di pojokan kandang, ia dikucilkan karena memiliki tubuh yang sangat kecil untuk ukuran anak harimau berusia delapan tahun.
Semua anak harimau tak mau berteman dengannya, katanya ia cengeng dan juga merepotkan kalau sampai menangis padahal ia sudah berjanji tidak akan menangis jika sedang bermain. Kedua orang tuanya pun tak membantu, mereka juga tidak pernah memperlakukan dirinya dengan baik saat di rumah membuat ia ingin keluar dari sana.
Taehyung—-nama harimau tersebut, ia juga tak mendapatkan perhatian dari para Ilmuwan dan penjaga kandang meski melihat ia dirundung semua orang seolah menutup mata dan membiarkan dirinya seperti tak ada di sana.
"Oh, bayi harimau!"
Seorang anak laki-laki bertubuh mungil dengan rambut kecoklatan saat disinari matahari itu menghampiri Taehyung yang tengah menangis, anak itu terlihat sangat putih dengan matanya yang sipit dan sedikit runcing ujungnya sehingga ia terlihat seperti anak kucing.
Hampir saja Taehyung mengira dia adalah hybrid kucing saat tak melihat telinga dan juga ekor, justru yang ia lihat adalah telinga manusia yang tampak tertutupi rambut.
"Kapan kamu lahir? Astaga, Papah tidak pernah memberitahu kalau ada harimau yang lahir. Kamu pasti terpisah dengan indukmu, di mana penjaga, ya? Kamu pasti ketakutan di sini sendirian, aku temani sampai ada penjaga datang, ya?"
Anak laki-laki itu duduk di sisi Taehyung, mengusap-usap bulunya yang masih sedikit timbul ke atas dengan halus dan panjang.
"Ugh, bulumu ini sangat nyaman untuk di usap. Apa aku boleh memeluknya?"
Taehyung mengaum kecil, khas seperti bayi harimau pada umumnya. Dan detik itu juga anak laki-laki manis itu memeluk Taehyung, mengecupi pucuk kepalanya dengan lembut karena gemas.
"Aw, manisnya. Aku datang ke sini karena ingin bertemu dengan kucing, hybrid kucing yang lucu-lucu itu. Cuma mereka tidak mau mendekat ke arahku, sedihnya. Jadi, aku berjalan-jalan sendirian dan sampai ke sini. Sepertinya hybrid harimau yang lain sedang makan, apa kamu tidak makan?"
Taehyung mengaum lagi, sepertinya hari ini ia tidak akan mendapatkan makan siang karena sudah merengek kepada penjaga.
Anak laki-laki itu merongoh sakunya, mengeluarkan sepotong roti dan juga sekotak susu. Tiba-tiba saja anak itu terkikik geli mendapati fakta tersebut, dia memang memiliki kebiasaan menyembunyikan makanan di kantong celananya karena selalu berebut dengan saudara sepupunya yang masih kecil.
"Apa kamu makan roti?" Tanya anak tersebut seraya membuka bungkusan roti.
Taehyung, dalam bentuk harimaunya mengangguk.
"Baiklah, aku akan membaginya denganmu."
Hari itu, Taehyung makan siang dengan sepotong roti yang dibagi menjadi dua dan miliknya adalah yang paling besar. Ia juga mengecap susu rasa strawberry milik anak laki-laki itu saat roti keduanya sudah habis, itu adalah pengalaman yang menurutnya sangat menyenangkan.
Anak itu melirik arloji di pergelangan tangannya. "Oh, aku harus kembali ke orang tuaku. Selamat tinggal, bayi harimau. Besok kalau sempat aku akan datang lagi, janji!"
Taehyung mengaum, ingin menanyakan nama anak laki-laki tersebut meski ia tidak mampu menyampaikan dengan benar.
"Masih ada hari esok," gumamnya dalam hati.
Namun, keesokan harinya saat Taehyung menunggu di kandang yang sama anak laki-laki itu tak lagi terlihat sampai dirinya beranjak dewasa.
"Dia ... melupakan janjinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter and Sweet (Taegi)
FanfictionDisclaimer! - BxB - Top! Taehyung Bot! Yoongi - Not safe for children Cerita ini hanya berisi oneshoot or drabble shoot, di mula yang manis hingga yang pahit sekali pun. And, welcome to my universe! Big love from me: Lilykiyowo_