The Only Other Sweet I Want is You (Ice x Ying)

182 13 7
                                    

"The Only Other Sweet I Want is You" © Roux Marlet

BoBoiBoy © Monsta

Tak ada keuntungan material dari cerita ini

Fluff, Romance, College!AU, (BoBoiBoy) Ice x Ying

Jumlah kata: 608

Dipublikasikan di Twitter pada 10 Juli 2023

#IFA2023 #rubrikIFA2023

Prompt 1: perjalanan

.

.

.

.

.

Langit sudah mulai menggelap ketika dua sejoli itu tiba kembali di pondokan mahasiswa. Satu tangan masing-masing saling genggam, sedangkan tangan mereka yang lain sibuk memegangi sesuatu.

"Kamu capek, Ying?" tanya si pemuda sembari menjilat es krim di tangannya.

"Nggak," sahut si gadis, juga menjilat es krimnya sendiri. "Kamu lupa aku atlet lari? Jalan segitu jauh nggak berasa, ma."

Lawan bicaranya terkekeh pelan. "Kalau gitu, aku yang masih kurang olahraga."

Ying mendongak. "Haiyaa, Ice ini, padahal kita jogging tiap hari, lho!"

"Belakangan, aku, 'kan, kebanyakan duduk buat revisian skripsi."

"Yang penting sudah selesai." Ying berhenti, karena mereka sudah sampai di teras pondokannya. "Ngobrol bentar, yuk, sebelum kembali ke kamar."

Ice mengangguk dan menyusul Ying yang dengan gesitnya sudah duduk selonjor di teras itu. Keduanya diam sebentar, menikmati kesejukan dalam genggaman cone masing-masing. Seharian ini, sepasang kekasih itu berjalan-jalan keliling Kuala Lumpur. Jalan dengan kaki secara harfiah. Es krim milik Ice sudah habis duluan dan dia memandangi gadisnya yang makan dengan hati-hati, berusaha menghabisi es itu tanpa belepotan.

"Ying," panggil Ice perlahan, tubuhnya mendekat.

"Hmm?"

"Es krimnya."

Ying agak kaget ketika tangan Ice bergerak ke hidungnya, menyapu seberkas krim dari sana.

"Eh? Kok bisa kena hidung?!" Gadis itu buru-buru menggosok hidungnya, memastikan tak ada lagi ceceran krim di sana. Ice tertawa-tawa.

"Kamu terlalu semangat makannya," komentar si pemuda.

"Ish. Padahal sudah pelan-pelan biar nggak kotor." Ying agak cemberut.

"Yaa, udah tahu kalau makan es krim pasti bikin belepotan, 'kan?" Sudut mulut Ice berkedut, menahan tawa yang lebih keras.

"Yaa, tapi, 'kan, Ice suka banget makan es krim." Jeda sejenak, Ying menambahkan dengan suara pelan, "Es krim juga yang dulu mempertemukan kita."

Senyum Ice melebar. "Jadi, Ying tetap makan es krim meski tahu belepotan, itu demi aku, ya?"

Ying memekik malu. "Iiiiice!"

Ice tidak tahan untuk tidak mengusap-usap puncak kepala Ying. "Makasih, Ying."

"Hmmph." Ying hanya mendengus dan menghabiskan es krimnya agak tergesa.

"Makasih juga, udah mau temenin aku keliling kota," lanjut Ice.

"Haiyaa. Kukira kamu mau ngajakin aku tur Kuala Lumpur. Nggak tahunya, kamu juga nggak tahu jalan! Untung bawa power bank! Aplikasi GPS, 'kan, boros baterai!" Ying mencerocos tanpa henti. "Orang Kuala Lumpur tapi nggak tahu tempat-tempat di Kuala Lumpur!"

Ice betul-betul tertawa lepas kali ini. Tawa yang menyimpan sedikit kepahitan, karena dia menjelaskan kemudian, "Di masa kecil, aku nggak boleh banyak keluar rumah. Orang tuaku nggak bolehin, karena aku anak tunggal yang dinanti-nanti setelah delapan tahun mereka menikah. Jadi, jalan-jalan kayak gini, tuh, semacam impian masa kecil yang jadi nyata, hehehe."

"Oh," sahut Ying. Dia agak menyesal karena tadi bicara tanpa berpikir. Bagaimana dia bisa lupa bahwa Ice juga pernah jadi korban bullying lantaran orang tuanya seprotektif itu dan juga memanjakannya dengan berbagai-bagai makanan manis sampai badannya obesitas lalu mengidap diabetes?

"Maaf."

Ice tidak menanggapinya, hanya mengusap-usap rambut Ying sekali lagi. Memang beginilah cara mereka berkomunikasi. Ying yang kadang terlalu impulsif dengan mulutnya dan Ice yang kadang menunjukkan afeksi dengan tangannya yang cacat sebelah. Meski lebih banyak bertindak daripada berbicara, Ice tak pernah sekalipun berbuat tak sopan terhadap Ying. Dia selalu menghormati Ying dan mau dengan sabar menantikan keintiman yang akan mereka jalani di jenjang kehidupan yang akan tiba sebentar lagi.

"Ayah dan ibumu baik sekali, Ice," ucap Ying setelah beberapa menit hening.

"Aku senang orang tuaku menyukaimu, Ying." Senyuman Ice tampak samar di bawah temaram langit senja, namun binar di mata birunya terhantar sampai ke lubuk hati Ying.

"Kurasa orang tuaku juga akan menyukaimu. Mereka akan berangkat dari Wuhan besok malam untuk wisuda."

"Aku tak sabar menemui mereka."

Kalimat Ice membuat Ying tersenyum manis.

Perjalanan hidup Ice bersama es krim dan segala makanan manis telah membawanya bertemu dengan manis yang paling di dunia: Ying.

.

.

.

.

.

Author's Note:

Terinspirasi dari bagian awal lagunya Tulus, "Hati-hati di Jalan" tapi beda konteks XD

Roux lagi butuh yang manis-manis untuk hidup yang sedang pahit ini /heh

Drabble ini adalah semacam sekuel dari "Sugary Little Thing Called Love" dan "Sweeter than Honey"! Yang penasaran sejarahnya Ice dan Ying ketemu karena es krim, bisa mampir ke dua cerita tersebut, ya!

https://www.wattpad.com/story/334077628-sugary-little-thing-called-love

https://www.wattpad.com/story/334492570-sweeter-than-honey

Terima kasih sudah membaca!

It's Dark, but I'm Not AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang