00. Prolog

12.7K 821 8
                                    

Tik Tok Tik Tok

Suara jam dinding menggema di ruangan, ruangan itu tampak putih bersih dengan seorang pemuda manis dengan rambut hitam serta mata coklatnya sedang senderan di ranjangnya sembari membaca buku dan juga infus di tangan seseorang yang bukan lain adalah Arkana.

Arkana Kaslana」

Dia sudah berada di rumah sakit sejak lama kira-kira sudah 6 tahun lamanya, dia sudah terbaring di rumah sakit sejak dia berumur 17 tahun dan saat ini dia sudah berumur 23 tahun dan juga dia masih lajang.

Sudah 6 tahun dia berada di rumah sakit tetapi keluarganya tidak pernah menjenguknya, tetapi meskipun begitu dia tidak terlalu peduli karena Arkana sudah tau bahwa keluarganya tidak pernah menyukainya.

Arkana adalah putra bungsu di keluarganya, sejak kecil keluarganya tidak menyukainya karena saat berumur 10 tahun Arkana di konfirmasi oleh dokter bahwa dia mengidap penyakit kanker paru-paru.

Sebelum mengidap penyakit kanker keluarganya menyayanginya selayaknya anak pada umumnya, memberinya kasih sayang, menemaninya bermain, membacakan buku dongen, dan lain-lain. Itu sebelum dia mengidap kanker.

Cklek

Pintu terbuka memperlihatkan seorang dokter masuk kedalam ruangannya dengan membawa beberapa obat dengan lembaran yang ntah apa di tangannya.

Dokter menaruh obat itu di atas meja serta botol air, dokter itu menatap Arkana dengan tatapan prihatin karena sejak awal dia masuk rumah sakit para keluarganya tidak pernah menjenguknya sekalipun.

"Nak Arkana minum obat ini untuk meringankan pikiran dan rasa nyerinya, sayangnya obat kanker belum di temukan di dunia. Jadi aku turut sedih atas penderitaanmu, Nak Arkana." Raut wajah dokter itu tampak sedih melihat Arkana yang masih muda mengidap penyakit kanker yang belum di temukan obatnya, seharusnya Arkana menikmati masa mudanya tetapi dia malah berada di rumah sakit selama 6 tahun untuk perawatan.

Arkana mendengar ucapan itu justru tersenyum hangat kepada dokter karena dia mengerti bagaimana perasaan dokter itu, "Terima kasih atas kekhawatiran dokter, Tetapi aku tidak masalah dengan penyakitku. Penyakit termasuk sebuah anugrah dari Tuhan, bukan?"

Dokter yang mendengar itu tercengang karena bisa-bisanya Arkana tampak biasa saja dengan penyakitnya, kebanyakan orang akan turut sedih ketika mereka mendengar diri mereka mengidap penyakit yang belum di temukan obatnya, tetapi Arkana sebaliknya dia menganggap penyakit yang di deritanya adalah sebuah anugerah.

Dokter tersenyum hangat kepada Arkana melihat Arkana tidak mempermasalahkan penyakitnya dan terus tersenyum seperti tidak menderita apapun, "Arkana, kau adalah anak yang sangat bersyukur atas apapun yang di terima oleh dirimu. Aku tidak mengerti kenapa orang tuamu sangat tidak peduli padamu padahal kamu adalah anak yang baik."

Dokter semakin sedih tetapi tetap tersenyum kepada Arkana sebelum ia mengelus kepalanya dengan lembut.

"Jangan lupa di minum obatnya, ya?"

"Baik, dokter."

Dokter berjalan keluar ruangan meninggalkan Arkana kembali sendirian di kamarnya, dia kembali membaca buku yang dia baca sebelum matanya menatap obat yang ada di atas meja pemberian dari dokter.

Arkana tersenyum, selama ini dia tidak pernah minum obat apapun yang di berikan kepadanya untuk meredakan sementara rasa sakit yang dia alami di tubuhnya malahan dia sembunyikan obat itu atas bisa saja dia membuangnya secara diam-diam ketika keluar untuk mencari angin segar.

Arkana mengambil obat itu dan menyembunyikannya di bawah kasurnya.

Kenapa dia tidak pernah meminum obatnya? Karena Arkana sudah lelah dengan hidupnya, dia tidak ingin merasakan sakit lagi dan yang dia inginkan hanyalah kematian yang damai.

"Buku ini sudah aku selesai baca, lalu..." Arkana melihat-lihat rak buku di kamarnya, Arkana meminta kamar yang ada banyak buku di ruangan yang akan dia tempatkan, tetapi itu tentu saja harus membayar lebih walaupun lebih sedikit.

Arkana kemudian melihat judul novel yang sama dengan namanya 'Askana, who will be loved?' dia tampak terkejut ada buku novel yang judulnya sama dengan namanya. Dia mengambil buku itu kemudian lanjut rebahan di kasur sembari menyandarkan kepalanya di ujung ranjang dengan bantal yang sudah di posisikan agar dirinya nyaman.

"Uh? Ini novel harem?" Arkana tampak keheranan, kenapa? Karena ini novel itu adalah pemeran utama wanita yang di kelilingi banyak laki-laki tampan belum lagi derajat para pemeran utama pria tinggi.

Tik Tok Tik Tok

Sudah lama sejak dia membaca novel itu selama membaca novel itu Arkana menangis, dia menangis karena pemeran karakter Askana adalah second male lead yang cintanya tak terbalaskan tidak hanya itu karakter Askana memiliki penyakit dan dia juga di telantarkan oleh keluarga sejak kecil.

Arkana terus menangis, bagaimana bisa karakter yang namanya sama dengan dia bisa bernasib sama dengannya.

"Hiks... Askana... Bagaimana bisa dia bernasib sama seperti ku...?" Arkana menangis, dia tidak tega dengan karakter bernama Arkana yang namanya sama dengannya bisa mati dengan kesepian.

Arkana terus menangis hingga matanya lembab, perlahan Arkana tampak mengantuk dia menaruh buku itu di atas meja yang bersamping dengan botol minuman.

Dia berbaring dan kemudian memejamkan matanya dengan nyaman tiduran di ranjangnya, kebetulan hari sudah sore

☀︎⭑⭑⭑☀︎

Beep beep beep

Biip biip

"Oh tidak! Jangan biarkan dia mati!

"Cepat berikan peralatannya!"

Biip

Suasana di ruangan langsung hening dan hanya ada suara serak dari tangisan, mereka gagal menyelamatkannya.

Tangisan terus terdengar di ruangan, para suster dan dokter tampak menahan rasa sedih mereka atas kehilangan orang yang sangat ceria dan terus tersenyum di rumah sakit meskipun menderita penyakit kanker.

☀︎⭑⭑⭑☀︎

"Uhm..."

Praang

Suara benda pecah terdengar di telinga Arkana membuat dirinya terbangun dalam tidur lelapnya, meskipun dia masih mengumpulkan nyawanya.

"Tuan, Nyonya! Tuan muda sudah bangun!"

Seketika ruangan menjadi berisik dan di penuhi oleh orang-orang yang mengelilingi tempat tidurnya, membuat Arkana tampak bingung apa yang sedang terjadi di hadapannya.

"Nak, kau sudah bangun?" Suara yang terdengar dalam itu membuat Arkana berpaling dia menatap seorang laki-laki tua yang sedang menatapnya dengan tatapan sedikit khawatir, meskipun tampangnya masih terlihat muda.

"Siapa?" Tanya Arkana, wajahnya tampak kebingungan.

Seketika seluruh ruangan terkejut atas pertanyaan yang di lontarkan dari mulut anak kecil yang menggemaskan itu, terlihat terlihat seorang wanita jatuh pingsan mendengar hal itu.

To Be Continued


Halo, halo!
Terimakasih sudah membaca cerita ini! Ini adalah pertama kalinya Zyneo membuat cerita(⁠'⁠ ⁠.⁠ ⁠.̫⁠ ⁠.⁠ ⁠'⁠)
Jadi jika ada kesalahan mohon di koreksi, Terima kasih!(⁠ ⁠╹⁠▽⁠╹⁠ ⁠)

Why me Instead of Her?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang