Kondisi perempuan yang terbaring terluka itu tampaknya semakin parah. Racun yang muncul dari lukanya di punggung akibat belati yang sebelumnya tertancap menyebar luas bagai bisa ular yang mematikan. Dia terbangun dalam kondisi demam yang tinggi, erangan parau keluar dari bibirnya karena panas tubuhnya yang tak tertahankan.
Dia berpikir, bahwa dia tidak memiliki tingkat kelangsungan hidup yang tinggi setelah racun itu meledak dan menyebar ke seluruh tubuhnya.
Di manakah dia sekarang?
Saemi pikir bahwa dirinya sudah mati semalam. Dan lagi, pilar-pilar dari ranting pohon yang kokoh dan daun yang lebat menyambut pemandangannya, tubuhnya terbaring di atas sebuah akar pohon yang bercabang membentuk sebuah jaringan seperti sarang burung. Dan... pemandangan awan putih yang melayang di langit biru bagaikan pemandangan di negeri dongeng.
Begitu dia mengira dia kehilangan arah, Saemi mendengar desah napas binatang liar berderu dari kejauhan. Saemi melihat sekelompok serigala liar berjumlah empat dengan warna berbeda-beda berkumpul dan mendekatinya.
Saemi yang dikelilingi oleh serigala-serigala itu, mulai menggeliat dan bergerak, dia berpikir dia akan mati saat itu juga. Dia mengerang dan mengerang karena rasa sakit akibat racun yang mengikis tubuh terasa lebih parah daripada rasa sakit karena anggota tubuh terpotong.
Dan karena guncangan yang ditimbulkan oleh rasa sakit ini tidak menyebabkan kematian secara langsung, Saemi hanya menangis dan memohon kematian kepada para Dewa sambil kehilangan akal sehatnya.
Rasa sakit yang disebabkan oleh racun itu lebih besar daripada luka yang mereka timbulkan untuk membunuhnya, jadi dia seharusnya berteriak karenanya sekarang.
Lalu dengan cepat seekor serigala berwarna putih bersih dan mata sebiru langit mendekat ke arahnya.
Saemi sangat terkejut sehingga dia bahkan tidak bisa berteriak. Tanpa sempat membela diri, serigala putih itu mendekat menerjang Saemi.
Kau tidak perlu takut, kami di sini untuk menyelamatkanmu.
Itu seperti suara Ilahi, terdengar menenangkan mendayu bagai embun surga yang melegakan.
Pemurnian terjadi seperti kilatan petir. Dia tidak tahu apa yang dilakukan sekelompok serigala itu. Namun, saat dia melakukan kontak dengan serigala putih itu, rasa sakitnya telah berkurang sampai batas tertentu.
Luka di punggungnya yang hampir membusuk dan juga tubuhnya yang gemetar sakit, mengeluarkan sebuah asap berwarna hitam pekat saat serigala putih itu menyentuh luka di belakang punggungnya.
Mata serigala itu berkilat, seolah mengikis luka basah yang menganga. Saemi tidak tahu bagaimana serigala itu menyembuhkannya. Namun, Secara ajaib, kabut hitam ganas yang merayap dari luka di punggungnya mulai hilang.
Luka itu memudar tak meninggalkan bekas, seolah tidak pernah terjadi goresan di sana, tetapi rasionalitasnya belum kembali karena tubuhnya telah terkikis oleh racun yang begitu kuat, sehingga tidak dapat dimurnikan sepenuhnya sekaligus.
Saemi menelan ludah saat dia melihat ini terjadi, dia menatap sekelompok serigala bermata tajam itu dengan keringat dingin.
"A-apa.. apa yang terjadi?"
Kata itu yang terakhir kali diucapkan sebelum dia tidak sadarkan diri lagi.
...
"Dia satu-satunya omega yang tersisa di Pack kita. Jika kita tidak menyelamatkannya tepat waktu, entah apa yang akan terjadi ke depannya."
"Mungkin ramalan Oracle itu benar, bahwa tidak ada yang bisa diharapkan dari bangsa kita setelah ini. Pack kita benar-benar akan punah tanpa penerus." Salah satu di antara yang lain berkata mewakili. Dia adalah pria yang memiliki rambut berwarna cokelat yang lembut. Dia sangat tampan dengan fitur wajahnya yang seperti rusa, padahal dia adalah serigala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Servant Of Dominant Alpha.
FanfictionSaemi adalah satu-satunya omega yang tersisa dari pack mereka yang telah musnah akibat peperangan. dia berhasil menyelamatkan diri dan bersembunyi ke dalam hutan yang gelap, sampai pada akhirnya dia bertemu dengan keempat Alpha yang paling kuat di P...