III "PHOENIX"

11 0 0
                                    

"Lebih baik engkau memilih kalah (mengalah) sebagai orang yang adil, daripada memilih menang sebagai orang yang dhalim."

_Revano Kenzo Aditya_

_________


Kedatangan seorang lelaki putih, tinggi, dan tampan menjadi momen istimewa. Ia 2 hari tidak ada bersama mereka, rasanya seperti es teh tanpa gula. Meskipun muka ia seperti kanebo kering, tembok sekolah, triplek gudang dan plafon rumah, kehadirannya tetap membuat mereka bahagia. Begitupun kepergiannya, yang akan selalu mereka rindu setiap saat. Ia seorang leader yang bijak, walau semua sifatnya tertutup es batu dan salju di Kutub Utara, ia tetap menjadi leader yang mereka banggakan. Seorang leader yang jarang minum-minuman keras, bahkan merokok saja bukan kebiasaannya sebagai seorang lelaki. Ia adalah RIZKY ATLANTA NICKOLENDRA, sebagai Leader geng motor ternama di Wonogiri. Phoenix Gang.

Walau ia tertarik dengan rokok, tetapi tubuhnya tidak kuat untuk menahan semuanya. Ia mungkin merokok 1 minggu dua kali, karena tubuhnya memang sangat lemah dengan asap rokok. Gak ada tampang bad boy!!! Jangan salah, bisa jadi siluman kebo ia kalau marah. Cuma tanduknya transparan aja, nanti kalau beneran ada itu namanya iblis. Mirip singa kelaparan kalau emosi parah, bisa mencabik mangsanya dengan taring dan cakar.

"Ada info?" tanya lelaki tampan selaku leader dari mereka.

"Belum ada," jawab seorang lelaki di sampingnya, sedang merokok. Asapnya tak sengaja terbawa angin, menerpa wajah leader yang duduk di sampingnya.

Uhuk ... Uhuk ...

"Jauhin!" sarkasnya.

"Sorry, gue lupa." Si pelaku hanya menyengir kuda atau bisa dibilang ia wakil dari leader tersebut.

REVANO KENZO ADITYA, sebagai wakil ketua dari Phoenix Gang. Lelaki yang memakai kalung itu, sifatnya sebelas dua belas sama Rizky, cuma ia lebih sering terkekeh dan tersenyum tipis. Kalau Rizky tadi jarang merokok, ini jagonya rokok.

"Bos, kenapa lo anti sama asap rokok?" tanya lelaki yang mengambil keripik singkong, tanpa sepengetahuan pemiliknya. Karena si pemilik sedang ke kamar mandi. Hal itu juga diketahui oleh sahabatnya yang lain.

CALVIN DANENDRA, ia lelaki paling humoris diantara mereka. Sedikit menyukai pantun seperti Jarjit, pelawak tak terduga untuk memberi semangat sahabatnya. Lelaki itu sering memakai ikat kepala warna merah, entah itu di markas maupun di sekolah. Katanya biar orang pada lihat betapa sangarnya dirinya.

"Tanya bokap gue," ujar sang leader. Calvin hanya menatapnya malas.

"Beneran, Bos!" Sang leader tetap diam dan bermain ponsel.

"Gue pernah tanya bokap, kenapa Rizky anti sama asap rokok?" Calvin menoleh pada Revano dan hanya mengangguk. Yang lain ikut penasaran, menyimak.

"Dulu pas dia umur 10 tahun, bokapnya ngajak dia main ke rumah bokap gue. Pas itu gue sama nyokap lagi di rumah nenek, jadi cuma bokap yang ada. Bokap gue pas itu lagi ngrokok, sama kayak tadi, asapnya kena wajah Rizky terus dia gak sengaja hirup. Awalnya cuma batuk, dia terus menerus hirup ajalah. Tiba-tiba dia kayak orang mau mati, nafasnya gak beraturan gitu. Pingsan dianya," lanjut Revano menceritakan. Calvin pun tak kuasa menahan tawanya, ia langsung ngakak brutal di depan sahabatnya.

"BWHAHAHA, CUMA GARA-GARA HIRUP ASAP ROKOK?" ucap Calvin tak percaya, sambil memegangi perutnya yang sakit karena tertawa. Bahkan ia sampai menangis dan mengusap air di sudut matanya, Revano yang tadinya cerita kini diam tak berkutik bermain ponsel. Ia mendapat tatapan tajam dari sang leader, bisa-bisanya dia bilang orang mau mati?

RIZLAKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang