[Chapter 2]
|Tinggal berempat selamanya?|[ Happy reading! ]
-------------------------
empat hari sudah berlalu, abang abang mereka belum juga balik. mereka sudah mulai sedikit khawatir. mereka pun menenangkan diri mereka dengan nonton tv bersama.
Dzzzt! Dzzzt!
"eh?" - Blaze, Ais, Thorn, Solar
"oh, hp gua ternyata" - Blaze
Blaze pun mengambil hpnya dari kantong celananya. Dia sedikit bingung karena yang nelpon dia adalah nomor asing.
"hm? nomor asing?" - Blaze
Blaze pun mengangkat telponnya.
"Dengan keluarganya Halilintar, Taufan, dan Gempa?" - Polisi
"iya, saya saudaranya. Ada apa ya pak?" - Blaze
"Kami telah menemukan mayat Abangmu." - Polisi
"APA?! tidak mungkin itu saudara saya pak! Saudara saya tidak mungkin meninggal! bapak pasti salah orang!" - Blaze
"Maaf. Takdir berkata lain.." - Polisi
"Jika anda mau, kita akan menghantar mayatnya kesana." - Polisi
"Tidak usah, kami yang akan kesana. lokasinya ada di mana?" - Blaze
"Hutan Hlora." - Polisi
"Saya akan kesana secepatnya." - Blaze
"Baik." - Polisi
Telponnya di matikan sama Blaze
"Adik-Adik. kita akan tingal berempat, selamanya." - Blaze
"H-hah? maksud abang?" - Thorn
"Ais, Thorn, Sol. Abang kita sudah meninggal. kita harus secepatnya ke hutan Hlora." - Blaze
Mata Ais, Thorn, Solar sudah berkaca. mereka tidak menyangka ini terjadi. Air mata jatuh dari mata Ais.
"T-tidak Mungkin! Itu Pasti Bohongan Kan?!" - kata Ais masih tidak percaya.
"ini sudah takdir Ais.. kita harus pergi sekarang." - Blaze
...
Sunyi. Sebenarnya mereka semua sudah terbiasa tinggal berempat. Tapi jika harus tinggal berempat selamanya. Kenapa, Rasanya sakit?
"Kita harus pergi sekarang." - Blaze merusak kesunyian itu.
"ga bisa kak, hujan sangat lebat. ada petir dan kilat juga.." - Solar
Blaze pun melihat ke jendela, Yang di katakan Solar ternyata benar, Hujan sangat lebat.
"Kau benar." - Blaze
"kalian ke kamar saja. Kita bicarakan di kamar." - Ais
mereka semua pun pergi ke kamar. Lunar mendengar apa yang terjadi, sebenarnya dia sedang duduk-duduk di dekat ruang tengah ( Gempa ). Dia bingung antara sedih, Senang, Atau terkejut. Sedikit air mata terjatuh dari matanya, Dia juga tidak menyangka ini terjadi.
--------------------
di kamar Blaze, Ais, Thorn, Solar
"katakan ini hanya bohongan, kan. kak?" - Ais masih tidak percaya ini terjadi, Dia mengira ini adalah hari yang menyenangkan. Nyatanya tidak.
"tidak Ais, ku mohon kau percaya kepada ku. Abang juga ga nyangka ini terjadi dek.." - Blaze
Ais sedikit kaget, Jarang sekali Blaze memanggilnya dengan kata 'Adek'.
"Hujan belum berhenti.." - Thorn
"Thorn mau ketemu abangg!" - Thorn
"Tidak bisa Thorn.. Hujan sangat lebat.." - Blaze
Air mata sudah mulai jatuh dari mata mereka. Ais menghapus air mata yang jatuh ke pipinya,
"Gua pergi ke dapur dulu." - Ais
"Hm." - Blaze
--------------------
Di dapur
"Lun? Kamu ada di sini?" - Ais
Ais mencari Lunar, Dia mau kasih tau apa yang terjadi.
"Gaada?" - Ais
Ais pun pergi mencari ke semua ruangan. Ais menemukan Lunar berada di Kamar Hali.
"Lun? Kamu ngapain disini?" - Ais
Ais melihat Lunar memegang sebuah bingkai foto.
"foto apa itu?" - Ais
"Eh, hehe bukan apa apa kok kak.." - Lunar
"hm?" - Ais
"Oh ya, Ada berita buruk." - Ais
"Kakak tertua meninggal?" - Lunar
"kok tau?" - Ais
"tadi aku denger kok." - Lunar
"kamu ga sedih atau gimana?" - Tanya Ais
Lunar tidak menjawab pertanyaan membingungkan itu. Yang dia tahu perasaan nya campur aduk.
"Kalau ga mau jawab gapapa." - Ais
"Abang kalau sedang sedih istirahat saja dulu, Aku sedang malas bicara" - Lunar
"Yaudah deh" - Ais
Ais pun pergi ke kamar.
rumah terasa sangat sunyi semenjak kejadian itu. Hujan tidak berhenti.
--------------------
"Gue udah bilang apa, Lo jangan ketemu sama siapapun dari keluarga Amato." - ???
"Terserah. Lagian, Kau siapa mau mengurus hidup ku?" - ???
"Ck. Kau sangat keras kepala." - ???
-------------------------
To be continued.Yo yo geedd! hehe maaf yaa khay lama bgt up chap 2 nya, gue minta maaf🙏🏻🙏🏻 dan chap 2 agak pendec ya? maaf yaa, hehee, alasan gua lambat update, itu karna gue ngulang ngulang mulu ceritanya😁😁 maap yy, dahlah itu aja, bay gedd!
KAMU SEDANG MEMBACA
Adik ke delapan. END/discontinue.
Historia Corta| Attention! sebelum membaca book ini, mohon membaca deskripsi terlebih dahulu. Terimakasih! ü "Heh! Jangan-jangan lu rohnya, ya!?" "Engga lah!" | Read -- Fanfic Boboiboy! -- Boboiboy murni dari Monsta! saya hanya meminjam karakter. -- Alternative...