02. Auralaska 2

2.9K 144 64
                                    

Happy reading....
Maura membuka pintu kamar secara perlahan, dia tersenyum saat melihat Aska berada di atas ranjang dengan sebuah buku yang tengah dia baca.

"Dari mana hmm?" tanya Aska seraya meletakkan buku itu di atas nakas.

Maura meringis pelan.

"Dari rumah Mama," jawab Maura seraya menghampiri Aska dan duduk di samping Aska.

"Aku telfon nggak kamu angkat, hanphone kamu kemana Ra?" tanya Aska menatap Maura.

"Ketinggalan di rumah," jawab Maura.

"Kan bisa pakai punya Mama Ra, mana kamu pulangnya malem gini,"  ucap Aska masih menatap Maura.

Maura mengalungkan tangannya keleher Aska.

"Iya-iya maaf deh," ucap Maura.

Aska menghela napasnya pelan.

"Yaudah ganti baju kamu terus tidur," titah Aska.

Maura tertawa pelan.

"Aska aku ngerasa jadi anak kecil kalau kamu gituin," ucap Maura masih tertawa.

"Maura," panggil Aska pelan.

"Iya-iya aku ganti baju nih," ucap Maura karena mendengar sedikit penekanan pada ucapan Aska, Maura melepaskan tangannya dari leher Aska dan berdiri, tapi sebelum itu Maura melakukan sesuatu.

Cup

Maura mengecup pelan bibir Aska seraya tertawa dan dengan cepat dia segera beranjak dari tempatnya untuk mengganti pakaian, sedangkan Aska tersenyum tipis karena kelakuan Maura barusan.

Beberapa menit kemudian Maura sudah berganti dengan pakaian tidurnya, dia langsung menaiki ranjang dan menarik selimutnya di samping Aska yang sedang melanjutkan membaca buku.

"Good night," ujar Maura seraya memejamkan matanya, tidak lama kemudian sebuah kecupan mendarat di kening Maura, samar-samar Maura tersenyum tipis lantas dia segera tidur, sedangkan Aska masih membaca buku karena kebiasaan Aska selalu membaca beberapa halaman buku sebelum dirinya tidur.

Beberapa saat kemudian sebuah ketukan dari pintu terdengar ditelinga Aska, Aska beranjak dari tempat tidur dan membuka kamar dan ternyata ada Skala.

"Skala kok belum tidur?" tanya Aska.

"Belum ngantuk Pa," jawab Skala, Aska mengerti akan hal itu.

"Pa aku pinjem perpustakaannya bentar," ujar Skala.

Aska tersenyum dia menganggukkan kepalanya.

"Makasih Pa," ucap Skala kemudian dia segera beranjak dari hadapan Aska, sedangkan Aska segera menutup pintu dan mematikan lampu kamar dan menyisakan lampu tidur karena Aska memutuskan untuk segera tidur. Besok dia harus pergi ke kantor pagi-pagi sekali karena ada meeting bersama klien.

****

Cahaya matahari masuk melalui celah jendela kamar, Maura membuka matanya secara perlahan. Dia merasa matanya seolah belum siap menerima cahaya itu, tiba-tiba sebuah tangan menghalangi pandangan Maura. Maura tersenyum siapa lagi pelakunya jika bukan Aska.

"Pagi," sapa Aska.

"Hmm pagi," jawab Maura dengan suara serak khas bangun tidur.

"Kamu nggak ke kantor?" tanya Maura seraya menatap Aska.

"Kayaknya lebih enak disini bareng kamu," ucap Aska dengan nada menggoda.

AURALASKA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang