05. Auralaska 2

1K 83 7
                                    

Happy reading....

Pintu kamar terbuka dengan perlahan memperlihatkan Aska yang baru saja pulang dari kantor.

"Tumben pulang agak maleman?" tanya Maura seraya menatap Aska yang terlihat lelah itu.

"Iya tadi ada meeting dadakan Ra," jelas Aska menghampiri Maura yang berada di atas ranjang dan mencium kening Maura sebentar.

"Yaudah aku mandi dulu," ucap Aska yang di angguki Maura, sepeninggal Aska Maura memilih untuk tidur karena memang dirinya sudah sangat mengantuk. Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.

Beberapa saat kemudian Aska sudah selesai mandi dia juga sudah rapi dengan pakaian tidurnya. Aska melihat Maura sudah tertidur dengan pulasnya. Aska hanya tersenyum tipis karena hal itu.

Aska memutuskan untuk tidur juga karena ini juga sudah sangat larut, badannya butuh istirahat karena besok dirinya harus berangkat lebih pagi ke kantor. Aska menyusul Maura tidur.

Di pertengahan malam Maura terbangun karena haus. Biasanya persediaan air minum sudah ada di kamar tapi ternyata Maura lupa belum mengambilnya dari kulkas bawah. Mau tidak mau Maura menyibak selimutnya dan beranjak dari kasur nyamannya untuk ke bawah.

"Mama," panggilanya.

"Abang bikin kaget Mama aja kamu," ujar Maura seraya menatap Skala yang tengah berada di belakang Maura.

"Mama mau kemana?" tanya Skala.

"Mau ambil minum," jawab Maura.

"Skala ambilin Ma," ucap Skala seraya beranjak dari tempatnya, tidak lama kemudian Skala datang dengan sebotol air dingin.

"Makasih ya bang," ucap Maura.

"Kok belum tidur jam segini?" tanya Maura.

"Iya ma, laper mau makan," ucap Skala. Maura tertawa pelan.

"Yaudah kalau gitu, Mama ke kamar ya, makasih minumannya," ucap Maura yang diangguki oleh Skala.

Maura kembali ke dalam kamar.

"Dari mana Ra?" tanya Aska yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Aku habis ambil air minum," jawab Maura.

Aska mendekat ke arah Maura, tapi karena kondisi kamar yang masih remang-remang tanpa sengaja Aska menginjak kaki Maura, seketika Maura reflek mengeluh kesakitan.

"Askaa kaki akuu," ujar Maura seraya berjongkok dan memegangi kakinya.

"Sayang maaf aku nggak liat," ujar Aska kaget.

"Bentar ini kenapa di perban?" tanya Aska baru menyadari kaki Maura diperban.

"Tadi pagi aku nggak sengaja nginjek pecahan gelas," ucap Maura pelan.

"Kok bisa?" tanya Aska khawatir.

"Tangan aku licin habisnya," jelas Maura.

Aska menghela napasnya pelan, tiba-tiba saja dia mengangkat tubuh Maura, seketika Maura terkejut karena hal itu.

"Aska kenapa malah digendong, aku nggak apa-apa," ucap Maura.

"Nggak apa-apa gimana kaki kamu diperban gitu," ucap Aska seraya membawa Maura ke atas ranjang dan menurunkannya disana.

"Udah ke rumah sakit tadi?" tanya Aska dengam nada khawatir.

"Udah, tadi sama Pak Pardi," jelas Maura.

"Kenapa kamu nggak bilang sama aku Ra, pasti aku nggak tau kalau aku nggak sengaja nginjek kaki kamu," ucap Aska.

"Iya-Iya maaf," ucap Maura seraya menunjukkan cengirannya.

AURALASKA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang