04. Auralaska 2

1.7K 110 12
                                    

Happy reading....

Hari sudah mulai malam, Maura tengah menyiapkan makanan untuk dirinya dan Aska. Aska sengaja pulang lebih awal karena di rumah Maura tidak ada yang menemani. Anak-anaknya menginap di rumah Oma-nya.

"Ka kamu mau teh apa kopi?" tanya Maura.

"Teh aja Ra, aku lagi bosen kopi, di kantor Rania selelau buatin kopi," ujar Aska.

Maura menghentikan kegiatannya dan menatap Aska sejenak.

"Rania yang buatin kamu kopi?" tanya Maura.

Aska mengiyakannya, sedang Maura menganggukkan kepalanya mengerti, tidak lama kemudian Maura segera membuatkan teh untuk Aska dan menyajikannya di atas meja makan.

Tidak lama kemudian keduanya menikmati makanan dengan hening, tidak ada pembicaraan apapun begitu juga setelah selesai makan.

Saat Maura akan membereskan piring bekas Aska, Aska menahan tangan Maura.

"Biar aku aja Ra, kamu tunggu di kamar," ucap Aska. Awalnya Maura menolak tapi kemudian dia menyetujui permintaan Aska dan segera pergi ke kamar.

Selesai mencuci piring Aska menyusul Maura ke dalam kamar, Maura sedang membereskan tempat tidurnya yang sedikit berantakan. Kemudian Maura naik ke atas tempat tidur.

"Udah ngantuk Ra?" tanya Aska.

Maura menatap Aska, lantas dia menggelengkan kepalanya seraya tersenyum tipis. Aska menyusul Maura ke atas tempat tidur dan membiarkan Maura memeluk dirinya dari samping.

"Aska bener Rania yang buatin kamu kopi tiap hari?" tanya Maura seraya menatap Aska.

"Kenapa, nggak boleh ya?" tanya Aska.

Maura melepaskan pelukannya dia menatap Aska seraya duduk tegak.

"Bukannya nggak boleh," ujar Maura.

Aska menaruh kedua tangannya di belakang kepala dan memandang Maura.

"Terus?" tanya Aska.

Maura memukul pelan dada Aska.

"Cemburulah, gitu aja nggak peka," ucap Maura jutek, seketika tawa Aska pecah.

"Oh jadi istri aku cemburu," ledek Aska.

Maura bertambah kesal kepada Aska karena meledek dirinya.

"Besok aku bilang ke Rania mulai besok nggak usah buatin kopi karena istri saya cemburu," ujar Aska.

"Apaan sih malu-maluin aja kamu, awas ya kamu kalau bilang gitu," ucap Maura.

"Kan kenyataannya gitu Ra," ucap Aska, entah kenapa dirinya suka melihat Maura cemburu seperti itu.

"Askaa, jangan ih," ucap Maura lagi.

Aska tertawa pelan.

"Terus kamu maunya gimana hmm?" tanya Aska.

"Ya nggak gimana-gimana," jawab Maura.

"Besok aku bilang ke Rania deh biar dia nggak usah buatin kopi,"

"Ya nggak papa kalau dibuatin tapi jangan setiap hari, dia sekretaris kamu bukan tukang buatin kopi," ujar Maura masih terdengar jutek.

AURALASKA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang