chapter III

26 1 0
                                    

.
.
.
.

" Yang terluka bukan raga ,melainkan hati yang seolah tercabik-cabik hingga berdarah.."

****

Kantin .

"Deg.... "

Mata Aksa tertuju pada sosok pria manis yang sedang asyik mengobrol didepan sana.

" Mana sih tad..,nah tuh "
Telunjuk tong mengarah tepat pada sosok pria manis yang sedang Aksa pandang,

" Sa, ,sa, Sasa, astaga Aksa Delvin. Arion !!! "

Ucap tong sembari menyenggol lengan Aksa ,
yang di senggol seketika gelagapan melirik kesana kemari seolah menyembunyikan tatapan nya yang sedari tadi bahkan sebelum tong menyadari keberadaan pria manis tersebut ia sudah duluan melihat dan memandangi nya.

" Mana ,dimana dia ? "
" Noh,noh mangdep makanya lo "

Lalu keduanya berjalan menghampiri si pria yang di sebut manis itu,
Aidan yang tidak menyadari keberadaan mereka masih asyik sibuk mengobrol dengan ibu kantin entah apa topik obrolan mereka hingga membuat Aidan selalu tertawa kecil memperlihatkan lesung pipi nya,hingga tong menepuk pundak aidan .

" Heh.. siapa sih tadi nama Lo ?"
" Eh "
Singkat Aidan yang merasa sedikit terkejut,
" Aidan..,"

Ucapnya sambil tersenyum,

" Sa ini nih orang yang nyari lo tuh ,"
Sahut tong memberitahu Aksa ,lalu kemudian Aksa menyodorkan lengan nya tanda ia memberi salam pada aidan ,sambil tersenyum tipis ia berkata..
" hai.. Aksa "
"Eh ..iya, Aidan "

Disisi lain tong terheran-heran melihat apa yang terjadi dengan Aksa , karena tidak biasanya dia bersikap hangat seperti itu
apalagi kepada orang yang baru ia temui.
Bukan hanya Aksa meminta bersalaman duluan bahkan Aksa tersenyum ,yaa ..meskipun senyuman nya tipis tapi dapat tong lihat ada yang berbeda dari raut muka dan gestur tubuh bos nya itu .
Sambil menutup mulut yang menganga dan mata yang melotot melihat ke arah Aksa ,kemudian melirik tangan mereka yang bahkan belum menyudahi salam - bersalaman nya itu,

"Ekhmm.. hemm,Hem,ekhmm.."
Tong berdehem yang membuat Aksa buru-buru menarik tangan nya ,Aidan yang sedikit bingung dan tak mengerti dengan situasi inipun hanya tersenyum tipis .
" Ohya, aku kesini mau nganter ini .."
Spontan Aidan berbicara,sambil menyodorkan makanan yang ia bawa.
Dalam hati Aksa yang di bawa Aidan terlihat seperti "bekal" ,

    "Ohh.. , emm tapi saya tidak pesen makan "
"Oh engga ini tadi mama el pesen minta dianterin ke kantor mas nya ..."
Aksa mengerutkan kening nya bingung ,siapa yang dimaksud mama el?mas?.
tiba-tiba ..."eh.. sorry, tante elena mamanya mas Aksa maksud saya ,hehe "
Aidan mencoba meralat omongan nya tadi karena melihat Aksa yang terlihat bingung,
Aksa yang hanya tersenyum gemas melihat tingkah aidan yang terlihat seperti pria polos berbicara seadanya,lalu sambil mengangguk -ngangguk ia terima paper bag berisikan bekal makan siang itu.
"Ooh.. gitu,tapi emmm..???"
Aidan yang melihat Aksa seperti nya masih belum mengerti kemudian ia mencoba menjelaskan pertemanan antara bundanya dan ibu Aksa ,dan kenapa Aidan memanggil elena dengan sebutan mama El dikarenakan sejak kecil ia sudah mengenal ibunya Aksa karena sering datang untuk ke cafe orang tuanya untuk sekedar bertemu dengan bundanya atau bahkan hanya sekedar menyapa Aidan kecil ,sejak saat itu elena sendiri lah yang meminta Aidan kecil untuk memanggil nya mama el,
Tidak sering ia juga menceritakan anak tunggalnya mas Aksa panggilan ibunya ketika menceritakan sosok Aksa kepada Aidan ,jadi secara otomatis Aidan mengikuti tutur bahasa pada Aksa memakai "mas".

    Aksa mengangguk faham dengan apa yang di ceritakan Aidan, yang ia bingungkan sekarang adalah ,kenapa selama ini ia tidak pernah tau jika ibunya itu memiliki teman yang anaknya sangat menggemaskan seperti Aidan.
Kalo ia tau mungkin sejak awal ia akan meminta ibunya untuk dikenalkan dengan Aidan , fikirnya.

   Sementara itu,Aidan yang ingin pamit pergi Aksa tahan dengan berbagai alasan , seperti ingin bertanya, seperti apa pertemanan antara ibunya dan bunda Aidan?,sesering apa ibunya mengunjungi mereka? ,dan pertanyaan -pertanyaan kecil lain nya.
Ketika semua pertanyaan terjawab oleh aidan,kemudian Aksa diam menyadari habisnya topik pembicaraan,
Lalu ..
" Yaudah mas Aksa ,kak tong ,aku pamit dulu ya.. takut di cafe rame "
Sambil memakai kembali tas dan helmnya ia melenggang pergi,dan mau tak mau Aksa harus mengiyakan kepergian Aidan karena memang topik pembicaraan apalagi yang akan ia obrolkan dengan Aidan.
....."eh..mas Aksa habisin ya bekal nya, itu buatan bunda aku loh ,enak ,hihii "
Ucap Aidan dari jarak agak jauh sambil melambai tangan dan tersenyum.

  Aksa yang mematung seakan terpana oleh pesona Aidan untuk yang kesekian kalinya mencoba menetralkan detak jantung nya dengan memegang dada dengan telapak tangan nya.
Tong yang menyadari gerak gerik  Aksa dari tadi hanya memutar matanya sambil menarik nafas panjang ,tidak percaya jika seorang Aksa akan terpincut pria manis nan polos hanya dari pertemuan pertama saja.

***
.
.
.
.
_______________________________
__________________to be continue

.

Kita,bersama Luka [BxB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang