Chapter 12📌

207 131 86
                                        

Akhirnya mereka pun sampai di sekolah tidak telat seperti biasanya, bahkan bisa di bilang mereka terlalu semangat soalnya mereka datang 30 menit sebelum bel masuk.

Mereka pun bergegas ke kantin, karena mereka masih lapar ingin memakan makanan ringan lainnya.

Untungnya kantin sudah buka, jadi mereka bisa jajan dan nongkrong dulu di kantin daripada bosen di kelas.

Saat mereka sedang mengobrol, Alaska melihat Asteria berjalan sendiri seperti sedang buru-buru menuju ke kantor kepala sekolah, sambil membawa beberapa berkas.

Alaska terus melihat Asteria karena dia penasaran apa yang cewe itu lakukan di sekolah, membawa berkas dan tergesa gesa seperti itu, Asteria sudah masuk di dalam kantor kepala sekolah tapi Alaska masih terus melihat karena dia kepo.

Revano menyadari apa yang sedang Alaska lakukan, kemudian Revano langsung menepuk pundak Alaska dan mneyadarkannya dari lamunannya.

"Kenapa lu? " tanya Revano kepada Alaska

"Ah gapapa kok" Alaska kemudian memalingkan pandangannya dari kantor kepala sekolah, menatap teman temannya yang terlihat bingung dengan tingkah Alaska.

"Lu liatin Asteria tadi? " tanya Arkan yang ternyata dia juga sadar yang Alaska lakukan tadi

"Engga ngapain gw liatin dia begitu, gw aja ogah kali ngeliatnya" jawab Alaska mengelak dari pertanyaan Arkan, karena dia malu tapi dia hanya melihat penasaran dengan apa yang Asteria lakukan.

"Gausah ngelak, gw tau lu liatin Asteria jujur aja si gengsi amat" jawab Revano mendesak Alaska untuk menjawab jujur

"Ah iya iya gw liatin dia, tapi gua cuman kepo ngapain dia ke ruang kepala sekolah sepagi ini, buru buru lagi" jawab Alaska jujur karena sudah di desak dengan teman temannya sambil melihat ruang kepala sekolah

"Palingan ada urusan kali, kok lu jadi peduli si? Lu suka ya" jawab Keenan yang langsung menebak nebak

"Yeuu kaga ya, gua cuman kepo"

"Iya dahh iyaa ngeles aja terus" sambung Shaka yang sambil menertawakan temannya itu.

"Seterah lah" jawab alaska, ia sudah lelah kalau sudah debat dengan teman temannya itu

Alaska memutuskan kembali ke kelas, karena takut nanti kantin rame dia jadi susah buat ke kelas, apalagi kalau udah ada cewe cewe yang gatel yang terus menerus mendekati Alaska tanpa rasa cape sedikit pun.

Alaska lumayan risih, namun ya mau gimana lagi dia sudah berusaha memperingati cewe cewe itu tapi tetap saja mereka batu, tidak bisa di bilangin. Alhasih Alaska tidak memperdulikan mereka.

Saat berjalan menuju kelas, Alaska bertemu dengan teman temannya Asteria yang baru datang dan berjalan melewati mereka dengan begitu saja tanpa nyapa atau apapun.

Alaska pun tidak terlalu peduli tapi ada satu yang terlintas di kepala Alaska, dia bertanya tanya dengan apa yang ia lihat tadi pagi, dia masih memikirkan ngapain Asteria masuk di ruang kepala sekolah.

Alaska mulai berfikir, kalau Asteria mencuri di dalam ruang kepala sekolah tapi ia langsung menepis pikirannya itu ga mungkin itu terjadi, sangat tidak waras pikirannya.

Terus dia berfikir kembali, apakah sepagi itu kepala sekolah sudah datang? Tapi tadi gaada mobil yang biasa di pakai kepala sekolah untuk ke sekolah

Tapi kalau kepala sekolah belum datang, dari mana Asteria dapat kunci ruangan itu? sedangkan kuncinya selalu di bawa pulang oleh kepala sekolah untuk keamanan.

Kalaupun Asteria mencurinya, bagaimana mungkin? Itu tidak akan mungkin terjadi bukan.

Kemudian dia menepis semua pikirannya itu, untuk apa juga ia memperdulikan hal sepele seperti itu, tapi dia kepo. Karena tenggelam dalam pikirannya sendiri Alaska sampai tidak sadar kalau dia sudah sampai di depan kelas.

The Velentzas Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang