Riuh sekolah yang ramai seketika terhenti saat bel masuk berbunyi. Semua murid masuk ke kelas masing-masing terkecuali Seungmin yang malah berjalan keluar kelas untuk menuju suatu tempat.
Langkahnya kini mendekati sebu pintu toilet yang ia tuju, namun belum sempat masuk, secara bersamaan seseorang keluar dari sana.
Bruk!
Pundak orang itu berhasil mengenai pundak kanan Seungmin dengan cukup keras. Meski tak sampai terjatuh, namun ia berhasil membuat Seungmin sedikit hilang keseimbangan.
Tak ada kata maaf dari keduanya, mereka hanya saling menatap tajam. Tatapan Seungmin jelas terlihat kesal, namun pria itu dia hanya terlihat datar dan bahkan hampir tidak menunjukkan ekspresi apapun.
Tanpa sepatah kata, siswa laki-laki itu kembali melanjutkan langkahnya seolah tak pernah terjadi apa-apa dan meninggalkan Seungmin yang masih terdiam di tempatnya.
"Huh, apa itu? Dia bahkan tak merasa bersalah?" Seungmin bergumam sembari melihat punggung pria itu yang semakin menjauh.
Meski cukup kesal, anehnya Seungmin malah penasaran. Bagaimana tidak, orang yang baru saja dilihatnya terlihat cukup berantakan. Dengan luka memar di ujung bibir dan pelipisnya, Seungmin juga menyadari bahwa pria itu adalah orang yang sama yang dia lihat tempo hari pergi ke gedung kosong tepat di sebrang gedung kelasnya.
Tanpa sadar, ia mengikuti pria itu yang kini menuju ke arah belakang sekolah. Entah apa yang ingin dia lakukan, yang pasti pria itu terus berjalan dengan langkah yang cukup cepat.
Bruk!
Seungmin lagi-lagi dikejutkan dengan benda yang jatuh mengenai kepalanya, entah dari mana datangnya benda itu hingga langkahnya kini terhenti dan meraih sebuah tas yang mendarat di dekat kakinya.
"Eoh?!"
Seungmin sontak menoleh pada suara misterius yang terdengar dari atas pagar tembok setinggi 2,5 meter di depannya. Ternyata ada seseorang yang mengintip situasi di atas sana.
"Ah, aku kira Park ssaem!" ujarnya lagi sembari perlahan memanjat pagar dan turun dengan melompat tepat di depan Seungmin.
"Tak usah heran, aku sering melakukannya." ujar pria itu sembari merapikan kemejanya.
"Ya! Kalian sedang apa disana?!"
Teriak seorang guru dengan sebuah tongkat di tangannya. Ia berjalan dengan cepat menghampiri Seungmin dan pria itu.
"Aish! Han! Kau lagi, kau lagi!" tongkat itu melayang ke arah kaki pria yang ternyata bernama Han yang sontak berusaha ia menghindar.
"Kau terlambat lagi?! Atau mau kabur lagi?!"
"Aniyo! Kau lihat saja, aku justru sedang memergoki dia ingin melarikan diri." Han menunjuk Seungmin yang tanpa sadar masih memegangi tas nya.
"Mwo?! Kau juga mau coba-coba kabur?!" Park ssaem kini menatap seungmin dengan mengintimidasi.
"Apa? Ini bukan tas ku!"
"Bawa saja ssaem! Dia tadi bertanya jalan keluar untuk kabur padaku!"
"Ya!-" Seungmin menatap kesal pada Han yang berada tepat disampingnya.
"Geurae, kalian berdua ikut aku!"
Park ssaem dengan tongkat itu berjalan lebih dulu yang kemudian di susul Seungmin yang melempar tas itu pada pemiliknya tanpa sepatah katapun.
Ketiganya berjalan menuju lapangan dibawah pohon rindang dengan dedaunan yang bertebaran di segala arah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lonely St
FanfictionKetika kamu menganggap dunia terasa begitu ramai, namun nyatanya kamu hanya sendiri - Kim Seungmin