Kantin sekolah
Riuhnya suara siswa-siswi saat jam makan siang menjadi teman Seungmin yang tengah menyantap makanannya di sudut meja kantin yang sudah hampir penuh. Ia selalu menempatkan diri di sana tanpa sekalipun berganti tempat duduk.
Disisi lain, Hyunjin yang memperhatikan Seungmin yang sedang makan di hadapannya sejenak menghentikan aktivitasnya seraya menatapnya intens.
"Huh, kau benar-benar membosankan."
"Makan tanpa bicara? Bisa-bisanya kau hidup seperti itu."
Seungmin tetap melanjutkan makan siangnya dan mengacuhkan ocehan Hyunjin seperti biasa.
"Ya, masa muda tak akan pernah kembali. Kau harusnya bisa hidup lebih bebas, bukan?"
Hyunjin terus saja mencoba mengajak Seungmin bicara, meski ia tahu orang membosankan seperti Seungmin akan sulit terpancing.
"Kau pasti belum pernah membolos kan?"
"Hal menyenangkan itu, kau harus coba setidaknya sekali seumur hidup." Hyunjin kembali membuat obrolan "Jika kau takut melakukannya, aku bisa membantu..."
"Bruk!"
Seungmin menghentakkan sepasang sumpit yang semula ia pakai di atas meja hingga membuat Hyunjin dan siswa-siswi di sekitar tempat duduknya tertegun seketika.
"Diamlah! Kau hanya perlu mengunyah tanpa bersuara!"
Setelah kalimat itu, Seungmin beranjak dari kursinya meninggalkan Hyunjin yang masih mematung disana.
-
Setelah hal yang mengganggunya di kantin tadi, Seungmin berjalan dengan masih menahan rasa kesalnya menuju halaman belakang sekolah untuk menghirup udara segar dan menjauh dari keramaian.
"Ya!"
Seseorang dari belakang memutar tubuh Seungmin dengan menarik pundaknya.
"Kenapa kau harus semarah itu?!"
"Wae? Kau malu karena banyak orang disana?" Seungmin menjawab dengan nada yang seolah menantang "Salahmu sendiri, kau yang memulainya!" ujarnya lagi.
'Kau bisa bicara baik-baik padaku!.."
"Bisa berhenti menggangguku?!" dengan cepat Seungmin memotong kalimat Hyunjin.
"Bersikaplah seolah kita tak saling mengenal!"
Hyunjin terpaku mendengar kalimat Seungmin yang mengatakannya dengan tatapan serius.
"Kenapa?.." Hyunjin membalas tatapan intens itu "..kenapa kau sangat membenciku?"
"Kau tak akan pernah paham, karena kau bukan aku."
"Kau tak pernah tau, bagaimana rasanya hidup bersama anak dari jalang yang menghancurkan keluargamu!"
"Tutup mulutmu, Seungmin!"
"Kenapa? Kau tak terima fakta tentang ibumu?"
"Huh, aku hanya mengingatkan bahwa aku hanya bersikap wajar padamu." Seungmin yang sukses membuat Hyunjin kesal kini berbalik membelakanginya untuk pergi.
"Seungmin-ah, kau tidak selalu benar."
Seungmin menghentikan langkahnya.
"Kau bahkan tak bisa membedakannya, semua tak selalu seperti apa yang kau lihat."
Seolah tengah mencerna kalimat Hyunjin, Seungmin terdiam untuk beberapa saat sebelum akhirnya lagi-lagi sebuah benda mendarat tepat di kepalanya.
Buk!
KAMU SEDANG MEMBACA
Lonely St
FanfictionKetika kamu menganggap dunia terasa begitu ramai, namun nyatanya kamu hanya sendiri - Kim Seungmin