Saat aku bangun, aku sudah tidak melihat Ben lagi. Aku hanya melihat Bella, Alex dan berikut sekutunya yang sedang merapihkan buku-buku di perpus yang sudah aku dan Ben buat berantakan semalam. Tidak, Bella tidak benar-benar membantu merapihkan buku-buku itu, dia lebih seperti seorang mandor kecil yang cantik.
"Pagi Oppa!" Bella dengan senyuman lebar menyapaku yang masih mengumpulkan nyawaku. "Oppa kalau masih ngantuk tidur aja lagi." Dia masih tersenyum lebar. Gimana aku bisa memarahinya kalau dia tersenyum begitu manisnya? Senyuman yang akhir-akhirnya ini tidak pernah gadis kecil ini berikan padaku.
"Jam berapa ini?" Yah, akhirnya hanya itu yang mampu keluar dari mulutku.
"Oppa bisa tidur lagi kok kalau oppa masih ngantuk, nanti Deva oppa yang ngurus absen di mata pelajaran pertama." Apa Deva yang menyuruh gadis kecil ini menyogokku agar aku tidak menghajarnya? Kenapa dua mahkluk ini kompak banget sih? tapi, Deva salah besar! Aku bisa mengabaikan semuanya, kecuali yang itu.., iya yang itu. Tidak perlu aku perjelaskan? Aku tidak bisa mengatakan tentang hal yang memalukan diriku sendiri itu. Ngomong-ngomong dimana Deva?
"Lu di sini ngapain aja sih semalam sama Ben sampai perpus dibuat kayak gini!" Alex mengomel menyipitkan matanya padaku.
"Tanyain sana sama gebetan lu!" Balasku melirik Bella. Bella menoleh melihat Alex dengan tersenyum yang langsung membuat Alex diam. Wah gadis kecil itu memang waw.
"Eh, tadi gw lihat Ben pergi sama Galuh naik mobil Galuh." Amir berbisik padaku. Galuh?
"Galuh yang belagu itu?" Amir mengangguk. "Kok bisa?" Tanyaku heran.
Amir hanya mengangkat bahunya tanda dia tidak mengetahui apa-apa lagi selain Ben yang pergi bersama Galuh.
"Bella, Ben kemana?" Yah, gadis kecil itu pasti tahu jawabannya.
Bella mendekatiku dengan mengulum senyumnya. Kenapa gadis kecil itu? Apa pertanyaanku aneh?
"Oppa, ikut metting sama Galuh Oppa..," aku memincingkan mata menunggu Bella lebih memperjelaskan lagi penjelasannya. "Hmm, semalam Ben Oppa harusnya ada acara nyanyi, tapi karena Oppa di sini, jadi Bella buat kesepakatan sama Galuh Oppa.., sebagai gantinya Bella akan buat Ben Oppa setuju untuk nandatangani iklan milik Galuh Oppa. Heheh."
Aku sedikit mengerti karena aku tahu bocah songong itu memang sudah memegang beberapa perusahaan milik orang tuanya termaksud perusahaan di bidang periklanan dan entertainer. Jadi sebenarnya kalau bocah belagu itu berprilaku songong, itu karena dia memang cukup keren untuk berprilaku begitu. Kenapa di sekolah ini banyak anak yang keren sih? Seharusnya dulu aku masuk sekolah biasa saja agar aku menjadi satu-satunya anak yang paling keren di sekolah. Tapi aku pikir Bella adalah yang paling terkeren di sekolah ini. Jadi bagaimana dia bisa melakukan negosiasi seperti itu dengan Galuh? Dari yang kudengar, Galuh adalah orang yang paling serius dengan pekerjaannya, lalu bagaimana Bella dengan mudah melakukan itu?
"Bella kok bisa kenal banget gitu sama Galuh?" Tanyaku akhirnya tak bisa menahan rasa penasaranku lagi.
Bella mengerjap-ngerjapkan matanya. "loh Oppa memang gak tahu kalau Galuh Oppa dan Bella sepupuan?" Aku menggelengkan kepalaku dengan tertegun, baiklah ini berita baru lagi yang baru aku ketahui dan sedikit membuatku kaget karena tidak pernah menduganya. "Padahal Deva Oppa sudah tahu kalau kami sepupuan. Waktu Deva Oppa ikut ke acara Ben Oppa kemarin lusa, kan makan siang bareng Galuh Oppa dan tunangannya.., bareng Bella juga waktu Bella mau berangkat Les." Jelas Bella lagi menambahi.
Oke ini sedikit aneh, Deva menceritakan hampir keseluruhan kegiatan mereka hari itu padaku, setidaknya itu yang aku pikirkan karena Deva bahkan bicara tanpa jeda denganku seolah dia takut ada kejadian yang terlewat untuk diceritakannya padaku. Tapi kenapa dia tidak menceritakan tentang Galuh yang ternyata sepupu dari Ben, aku pikir itu adalah hal yang paling menarik dari semua yang dia ceritakan padaku. Dan tadi Bella bilang tunangan Galuh? Jadi bocah belagu itu sudah punya tunangan? Dia bahkan harus menunggu satu tahun lebih lagi untuk menamatkan SMA-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Fall In Love
RomanceDevo seorang remaja 17 tahun yang masih mempertanyakan tentang bagaimana cinta. Hidupnya baik-baik saja sampai ada tetangga baru yang menyebalkan dan merebut perhatian saudara kembarnya darinya. Namanya Ben, seorang penyanyi pendatang baru, Pemenang...