Prolog

935 129 11
                                    

Apa jadinya jika setelah sekian lama akhirnya kita dipertemukan dengan mantan cinta monyet kita yang dulu tiba-tiba menghilang tanpa kabar? Dari Regina Ananda Salim kelas 3 SMP sampai dua tahun merasakan dunia kerja kantoran. Sebenarnya, bagi Regina itu sudah berlalu. Nggak perlulah diambil hati atau diingat kembali. Namanya juga cinta monyet, kan? Harusnya sih seperti itu.

Tapi pada kenyataannya, ketika berhadapan lagi, dadanya tiba-tiba bergemuruh tanpa kendali. Bukan rindu yang menggebu. Tapi seperti sebuah kemarahan yang memaksa meluap. Apalagi munculnya tiba-tiba dan tanpa ada rasa bersalah. Semudah itu mengakhiri hubungan? Regina pikir Leonadra Wiyoto adalah orang yang paling sempurna. Ganteng, baik dan perhatian. Hm! Sorry, selera Regina saat remaja ternyata hanya sebatas Leo. Konyolnya saat itu, kenapa harus backstreet? Kalau diingat, Regina jadi bergidik. Bisa-bisanya ia dulu terpesona sama sahabat kakak sepupunya, Mark.

Regina yang baru pulang kerja hanya menarik napas ketika mendapati Mark pulang setelah lama tidak ada kabar tiba-tiba ada di teras rumah duduk dengan seorang laki-laki dengan dua cangkir teh di meja. Ia berbasa-basi sekilas menyalami laki-laki itu. Awalnya ia ingin melengkapinya dengan senyum. Tapi ketika laki-laki itu tidak memberinya senyum sama sekali, malah menatap dengan kerutan di alis, Regina mengurungkan niat itu. Yang ada malah tangannya ingin merauk wajah di hadapannya itu.

"Na!" panggil Mark ketika Regina ngeloyor masuk setelah menyalami Leo.

"Mau bersih-bersih dulu. Mas Mark kapan pulang?" tanya Regina sambil berbalik di ambang pintu. Ia sengaja menunjukkan wajah lelahnya.

"Oh, oke. Mas pulang tadi pagi. Kamu nggak ingat ini siapa?" tanya Mark sambil menunjuk ke Leo dengan lirikan matanya.

"Leo, kan? Ingat, kok. Udah, ya?" ucap Regina singkat. Aku nggak setega itu juga lupain seseorang!

"Kalau udah selesai, ke sini, ya? Nggak kangen ikut ngobrol bareng?"

"Dih!" Regina berdecih, "iya, nanti. Tunggu, ya."

"Oh, ya, FYI, Mas mau bisnis bareng sama Leo. Doain, ya?"

Mendengar kata bisnis bareng Regina mengangguk pelan. Namun, otaknya kosong seketika. Ia lantas berbalik badan masuk ke rumah orang tua Mark yang sedari kecil menjadi tempat tinggalnya. Bukan tidak memiliki rumah dan orang tua. Dulu, ia sering dititipkan ketika orang tuanya sedang bekerja. Kadang berapa hari keluar kota. Keadaan itu menjadikan Regina lebih betah di rumah Tante Hera, kakak dari ibunya Regina.

Kembalinya Leo tidak lantas menyempitkan jarak yang ada. Baik Regina maupun Leo seperti tidak saling mengenal. Ah, tidak. Menurut Regina, Leo sudah jauh berbeda. Cuek, sok tidak kenal dan kaku. Jangankan bertanya kabar, menyapa saja tidak. Makanya, Regina melakukan hal yang sama. Leo tidak layak untuk diingat-ingat. Kenapa harus mengingat orang yang tidak mau kenal lagi sama kita? Begitu prinsipnya. Tapi, yakin bisa melupakan? Sementara kayaknya takdir malah mempermainkan. Mark selalu wara-wiri ke rumah dengan Leo. Sepupunya itu pun selalu memaksanya untuk menyapa Leo. Mau cuek tapi sepertinya sulit. Sementara Leo di mata Regina setelah beberapa kali bertemu, tambah menyebalkan. Seperti memanfaatkan situasi agar terus disapa.

***
Tbc

Slow update ya...
Kemarin mau coba up di KK, udah donlod padahal. Maksud hati biar kayak yang lain. Tapi kayaknya gagal. Aku males, di wp ajalah 😂 ya, akhirnya berlabuh lagi di wp.

21 agust 24
Salam,
S. Andi

Has Been With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang