- 02

236 32 4
                                    

HAPPY READING

06:40

Sesampainya mereka di sekolahan. Solar segera memarkirkan kendaraanya itu, dengan Thorn yang menunggu di depan parkiran.

Setelah ia selesai memarkirkan motornya itu, Solar pun menghampiri Thorn dan menepuk bahu nya pelan. "Ayo Thorn, kita ke kelas."

Thorn tersentak kaget, dengan tindakan Salar yang tiba-tiba. "Akh! Solar kagetin aja!"

Solar hanya tertawa membuat Thorn merengut kesal. "Ish! kok ketawa?? Au ah Solar ngeselin." lalu melangkah pergi meninggalkan Solar.

"Eh! Thorn tunggu!"

Solar yang panik pun segera mengejar Thorn.

"Maaf Thorn, haha- tadi ekspresimu sangat lucu sih." Ucap Solar sambil mencubit pipi Thorn.

"Aw- Solarr! Lepasin"

Solar akhir nya melepaskan cubitan nya pada pipi Thorn. "Hahah iya, bagaimana kalau aku traktir es krim nanti?"

"WAH BENER?! THORN MAU!" Mendengar itu, Thorn tersenyum lebar dengan pupil matanya yang melebar.

"Iyaa, ah- sudah, bel akan berbunyi, ayo kita segera ke kelas." Ia segera menggandeng tangan Thorn, dan berjalan menuju kelasnya.

Sesampainya mereka dikelas, mereka pun segera menempati tempat duduk nya masing-masing. Menunggu jam pelajaran di mulai.

Bel pun berbunyi, jam pelajaran pun akhir nya selesai, kini mereka menuju kantin sekolahan. Solar yang katanya akan mentraktir Thorn pun segera membelikan es krim untuk Thorn.

"Thorn kau cari kan meja untuk kita ya, aku akan membelikan mu es krim."

"Ah- baiklah!"

Thorn yang di perintah untuk mencari meja oleh Solar pun memilih meja yang kosong, ia pun segera menempati meja itu agar tidak ada orang lain yang menempati.

Setelah menunggu agak lama Solar akhirnya datang dengan membawa 2 eskrim untuk dirinya dan tentu juga untuk Thorn. Mencari tempat duduk yang telah dipilih Thorn, Solar segera menghampiri Thorn dan duduk bersama dengannya.

"Ini Thorn, es krim milikmu." Ia mengulurkan tangannya menyerahkan es krim milik thorn.

Thorn tersenyum lebar dan mengambil es krim pada tangan solar, kini es krim itu telah berpindah tangan. "Woah! Solar kok tau rasa kesukaan nya Thorn, terimakasih solar!"

Solar menatap datar Thorn, tangan nya bergerak mulai memakan es krim miliknya. "Tentu saja, kau pernah bilang padaku"

Thorn yang mendengar itu hanya tersenyum dan memakan es krim yang sedari tadi ia diamkan.

Tidak butuh waktu lama untuk Solar menghabiskan es krim miliknya nya itu. Ia pun mulai mengalihkan perhatiaannya dengan memainkan handphone miliknya.

Sembari memainkan handphone nya, Solar sekali ia melirik Thorn dari sudut matanya, memastikan apakah thorn sudah selesai dengan acara memakan es krim nya itu, memang Thorn agak lelet jika makan.

Oh! Solar baru saja menyadari sesuatu
dari Thorn, wajahnya terlihat sangat pucat. Ah- dia harus memastikan ini.

"Thorn, aku baru sadar kau terlihat pucat. Ada apa? Apa kau sakit?"

Kata-kata yang keluar dari mulut Solar membuat Thorn panik, ia bingung harus menjawab bagaimana. Solar tidak boleh tau tentang ini.

Thorn menggeleng. "Ah- tidak Solar, Thorn tidak sakit, hanya sedikit pusing nanti juga udah baikan kok"

"Sungguh? Kau tidak berniat menyembunyikan apa-apa dariku kan? Wajahmu sangat pucat Thorn." Ia menatap heran Thorn, bagaimana bisa? Wajahnya terlihat jelas sangat pucat. Tetapi dia bilang hanya sedikit pusing.

"...."

"Bener kok, Thorn gapapa."

Solar hanya menghela nafasnya. "Haah- jangan berfikir untuk menyembuyikan apa pun dari ku Thorn. Kita sudah berjanji kan? Jika tidak ada rahasia di antara kita."

"Iya solar, Thorn tidak menyembuyikan apapun pada solar kok."

"Yasudah, cepat habiskan es krim mu. Jam pelajaran akan segera dimulai."

Thorn mengangguk. "Uhm! Baiklah"

Sedikit perbincangan mengisi jam istirahat mereka, dapat dilihat disini Solar mulai mencurigai Thorn. Ah mungkin tak lama lagi Solar akan mengetahui sesuatu dari Thorn.

Sungguh, Solar tak yakin dengan Thorn, ia merasa jika Thorn menyembunyikan sesuatu padanya.

Tapi apa? Apa yang Thorn sembuyikan padanya? Padahal sudah jelas jika ia sangat pucat. Tetapi ia juga tidak bisa memaksakan Thorn.

Solar berdecak, pikirannya sudah kacau, ia benar-benar lelah.

Solar menyenderkan kepalanya di meja, menyembunyikan wajahnya pada lekukkan kedua tangannya. Ia sudah tak peduli pada pelajaran kali ini. Toh dia juga sudah pintar.

"Ck, lebih baik aku tidur sebentar."

Thorn yang melihat solar, kedua sudut bibirnya terangkat, menampilkan senyuman tipis pada wajah yang terlihat pucat itu, tatapannya menjadi sendu.

'Maafin Thorn, Solar. Thorn ga mau Solar khawatir pada Thorn... Maaf juga karena Thorn tidak bisa menepati janji kita berdua' batin nya.

"Apa kau mulai meragukan persahabatan kita?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa kau mulai meragukan persahabatan kita?"


TBC

hhe-
maaf klo masi pndek:)

One last time ; Boboiboy short fanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang