10

1.7K 320 18
                                    

A/N: eh bapet anjir anjir anjir, eeeeeh itu mulmed babik gue ga fokus eeeh, please samwan help meh anjaay itu kyuti banget anjjjjjr weeeh gue gakuaatt aaah. demi apapuun itu gitu doang ya allah ya rahman aaaaaaaa gue ish lukee pleaseee

Authors note terlebay, bhay. Eh tapi serius eeh luke nya ya tuhan..

***

Sydney, Australia.
October, 3rd 2014.

Aku menerima Sam beberapa hari yang lalu.

Sampai sekarang pun aku belum membuka surat yang Luke beri waktu itu. Aku tidak siap. Entah isi surat itu hanya basa-basi atau apa, tapi firasatku buruk. Jadi aku memutuskan untuk menunda membacanya dan meminta izin dari Sam karena sekarang ia sudah menjadi kekasihku.

Di bulan ini masih musim semi. Daun-daun banyak berguguran. Aku lebih sering menghabiskan waktu di luar rumah bersama Sam. Karena udara yang tak terlalu dingin juga, jadi aku masih bisa menyesuaikan diri dengan suhu.

Sebenarnya aku rindu pada Luke. Apalagi semua yang Sam lakukan padaku selalu mengingatkan ku pada Luke. Walaupun begini, aku tetap merasa Luke lebih istimewa. Tapi disisi lain, aku tak ingin mengecewakan Sam yang sudah berkorban banyak padaku. Itu seperti, aku yang tak tahu diuntung.

Tapi siapa yang tahu sampai mana aku bertahan dengan kepalsuan kebahagiaan ini?

Diriku sepenuhnya berteriak agar mencari Luke kembali, tapi rasanya sangat mustahil ketika Sam yang selalu ada disampingku.

Pasti akan ada yang terluka.

"Kau mau kemana hari ini?" tanya Sam yang menbuat lamunanku tersadar.

"Aku ikut denganmu saja."

"Kau tahu, ini kali ke enam kau berkata 'aku ikut denganmu saja' dan kali ke sembilan kau berjanji tidak akan mengatakan hal itu lagi." aku terdiam tetapi tak menatap matanya. "Aku tahu kau masih merindukannya, kan."

Aku menengok secara spontan, dia bisa sekali berkata seperti itu. "Apa yang kau maksud? Aku sudah memilikimu, dan untuk apa aku merindukannya lagi?"

"Tapi sudah beberapa kali kau memanggilku Luke." aku menunduk kali ini. "Kan dulu kau sendiri yang bilang, jika kau merindukannya, pasti dengan reflek memanggilku dengan namanya." aku masih terdiam. Tolonglah, Sam berhenti membicarakan hal ini. "Apa yang membuatnya terasa istimewa dimatamu, Cleo?"

"Cukup, Sam!" kini aku menahan air mata. Aku sangat tidak suka jika masa lalu ku selalu diungkit, dan Sam selalu melakukan itu.

"Apakah yang aku lakukan selama ini tidak cukup bagimu?"

"Sudah, Sam sudah!"

"Atau karena ia seorang artis besar dan kau ingin namamu ikut dipuji orang?"

"Sam!"

"Aku bisa seperti dia, lalu apa lagi yang kau mau?"

"Sam!"

"Dimatamu selalu ada dia, dia, dia. Padahal dia tidak peduli padamu. Saat kau kecelakaan, apakah ia menjagamu?"

"Sam!"

"Disaat kau memerlukan bahu, apakah ia datang dan berusaha untuk memberikan bahunya?"

"Sam," suaraku melembut, air mata sedaritadi telah metes satu persatu tanpa aku ketahui. Part ini yang ku benci.

Kata-katanya tidak kasar, tapi sangat melekit dihati.

"Cleo-"

"Aku tahu, kau hanya ingin aku melupakannya kan? Tapi tidak dengan cara itu, itu malah membuatku semakin membelanya dan tak akan pernah bisa melepasnya. Aku juga berusaha, Sam. Hanya beri aku waktu," ujarku sambil berlalu tanpa tahu arah dan tujuan kemana kali ini aku pergi.

***

Aku kembali ke apartemen, bertemu dengan Nate yang entahlah-bolos, atau memang libur, tapi mengapa libur di musim semi yang bahkan sangat mudah untuk berpergian?

"Kau kenapa, Cleo?" Tanya Nate dengan khawatir lalu menggandengku untuk duduk di sofa. "Apa yang Sam lakukan padamu?"

"Nate, lebih baik katakan, dimana Luke berada sekarang. Aku ingin mencarinya lagi."

"L-luke Hemmings maksudmu?"

"Ya." ia mengambil ponselnya sejenak, "Surat dari Luke masih kau simpan?"

"Surat? Yang ada di meja makan waktu itu?"

Aku mengangguk.

Dan Nate menggeleng.

Sial, sial. Pasti ada sesuatu yang penting di dalam surat itu! Aku salah, seharusnya biarkan aku yang menyimpan jika akhirnya seperti ini.

"Maaf, Cleo. Aku pikir, kau sudah bersama Sam jadi mungkin tak membutuhkan surat itu lagi."

"Tak apa, Nate. Ini juga salah ku." kami tenggelam dalam diam sementara, "Kau sempat membacanya?"

"Yap, dan yang aku ingat hanya, 'Jangan lupa batas akhir pertemuan kita, malam tahun baru.'"

Rasanya sangat ingin menggunakan alat doraemon untuk pergi ke masa depan dan dengan cepat menemui Luke. Ini seakan-akan ia memang menjauh dan sengaja ingin bertemu denganku di saat malam tahun baru nanti.

Kejutan, atau kejutan ?

***

A/N: gue tau ini cerita sama author nya, itu nyebelin karena apaa, authors note mening dibaca dua kali kan mager gitukan kerasanya yekan.

Yeilah gue cmn pen bilang itu yang di mulmed dinyalain videonyaaa.

Eh gila gue ampe pingsann. Ga kuat anjir anjir eeeeeeeeeh.

Udah sih gitu aja, maaf ya pendek, kan semalem dah update lalala yeyeye.

(Btw gue gatel buat epilog ehehe. kodekerashm#)

find hemmings x luke h.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang