Jam istirahat berbunyi kini membuat semua siswa maupun siswi pergi ke kantin yang ada di sekolah itu, mereka semua mengantri makanan dikantin. Kini Rachel dan kawan nya sedang membawa makanan yang dari mereka pesan gadis dan mereka sedang berdiri mencari tempat duduk namun nihil tidak ada tempat duduk sama sekali kecuali di meja Fikri yang masih ada 4 tempat duduk.
"Ini gimana ga ada tempat duduk, ga mungkin kan kita makan sambil berdiri" ucap Friska.
"Itu di tempatnya bang Noval ada kursi 4 kosong" ucap Zela yang membuat mereka mengarahkan matanya kesana.
"Mau kesana?" Tanya Rachel.
"Issh gamau gue ada buaya terbang" ucap Friska yang tak mau kesana, buaya terbang yang disebut nya ialah Cakra Rionard Aldiano temen Fikri yang beda agamanya sendiri dia ber agama kristen, namun sangat menghargai teman nya yang beragam Islam.
"Udah gapapa daripada kita berdiri" ucap Mutya.
"Huhhh" Friska pun menghela nafasnya dan mengikuti teman-temannya untuk ke arah mejanya Fikri.
"Eum ini kosong ngak tempat nya" tanya Rachel kepada mereka, dan sontak membuat mata Fikri menatap Rachel lalu kemudian membuang tatapan nya.
"Kita mau numpang duduk karna tempat lainnya kosong" ucap Friska tude point.
"Aduhh ada Vina sini duduk" ucap Cakra yang membuat teman-teman nya geleng-geleng kepala. Vina adalah nama dari Cakra untuk Friska. Saat mereka mau duduk Anjelia beserta teman-temannya menyerobot begitu saja untuk menduduki tempat yang mau Rachel dan teman-teman nya duduki.
"Eh apa-apaan ini kita duluan yah yang izin kok kalian yang duduk" ucap Friska nyolot.
"Gue duluan yang duduk berarti tempat ini gue punya, gue boleh duduk di sini kan fik" ucap Anjelia kepada Fikri dan hal itu membuat teman-teman nya Fikri menatap nya risih. Fikri pun tak menjawab ucapan Anjelia dan memilih untuk memainkan handphone nya.
"Lo apa-apaan sih mereka yang izin kok Mak lampir yang duduk gajelas banget kalian" ucap devan yang sedari tadi memerhatikan mereka.
"Tau tuh udah zel sini duduk" timpal Noval yang berdiri dari duduknya dan menyuruh kembaran nya untuk duduk di kursinya. Zela pun sontak menoleh ke teman-temannya dan teman-teman nya mengangguk kan kepalanya.
"Kalau aku duduk mereka duduk dimana bang" tanya Zela yang masih berdiri.
"Idihh caper banget najis" Sinta menatap sinis kepada zela yah karna dia menyukai Noval.
"Diem lo! Apa'an ngatain kembaran gue caper mau ribut lo sama gue" ucap Noval yang tak terima bahwa kembaran nya dibilang caper.
"Mending kalian pergi deh toh Rachel dan teman-teman nya yang duluan kok kalian yang nempati gajelas banget, malahan yang kelihatan nya caper itu kalian tau ngak! Ngaca kali' sebelum menjelekkan seseorang kalian itu" ucapan Devan langsung membuat Anjelia dan kawannya membisu, dan ucapan Devan disahuti oleh sorakan penghuni kantin yang mengakibatkan Anjelia dkk malu lalu berdiri dan pergi begitu saja.
Kini Rachel dan teman-temannya pun di suruh duduk di kursi tadi yang mereka izin untuk duduki lalu mereka pun memakan makanan yang mereka pesan tadi.
"Aduh neng Vina makan nya belepotan mau aa' usapi neng" ucap Cakra yang menyodorkan tisu kepada Friska.
"Dih najis ganjen banget jadi cowok" ucap Friska yang kesal dengan Noval yang menggodanya sedari tadi padahal aslinya dia agak sedikit ingat yah sedikit salting.
"Sensi banget sih neng" timpal Cakra, yang mereka semua tau Cakra itu menyukai Friska namun mereka berdua beda agama, di sisi lain Friska yang beragama Islam dan Cakra yang beragama kristen.
"Jangan jutek-jutek nanti a' Cakra makin suka"
"Antara Jumat dan Minggu itu tidak akan pernah bersatu begitupun juga tasbih dengan salib. Tembok kalian terlalu tinggi dan kokoh untuk kalian robohkan meskipun sekuat tenaga tidak akan bisa menghancurkan tembok itu" ucap bijak Devan yang tiba-tiba berbicara seperti itu.
"Yang se agama saja belum tentu bisa bersatu apalagi kalian yang beda agama. Kalian se-amin namun tidak se-iman" tambah Mutya yang tiba-tiba juga dan ucapan kedua manusia itu membuat teman-temannya tertawa lalu Cakra pun cemberut bersama dengan itu Friska langsung terdiam juga.
"Kok kalian malah nyudutin gue sih aa ga asik kaliann malah nyudutin gue" ucap Cakra yang berubah dramatis.
"Tembok yang tinggi, Jumat dan Minggu, tasbih beserta salib lalu assalamualaikum dengan syalom itu tidak akan pernah sama. Sebagaimana pun assalamualaikum bukan jawaban dari syalom, dari ucapan awal bertemu saja kalian sudah berbeda lalu bagaiman dengan lainnya? Masjid yang di hari Jumat dengan gereja yang setiap Minggu tidak akan pernah bersatu meskipun tempat itu ber sampingan. Kalian boleh mencintai namun kalian tidak boleh mengambilnya dari Tuhannya. Ingat tuhan kalian itu beda" ucapan Zela membuat mereka tercengang. Zela yang pendiam pun tiba-tiba berkata panjang seperti itu an mereka sontak terdiam akibat ucapan zela.
"Zel itu elo?" Tanya Friska yang tak percaya akan ucapan yang zela berikan.
"Hehehe" yang ditanya pun hanya menyengir saja.
"Dapat darimana kata-kata begitu cil" tanya Noval kepada zela.
"Dari aplikasi witpid"
"Wahhhh daebakk omo-omo" ucap Rachel yang tiba-tiba bertepuk tangan akan hal itu. Hal itu ditambah membuat mereka menggeleng kepalanya secara bersamaan.
Fikri yang menatap Rachel dengan sekilas itu lalu mengalihkan pandangan nya lagi langsung bersamaan dengan beristighfar dalam hatinya.
"Fik Napa lu diem aja" tanya Cakra yang berada disampingnya Fikri.
"Ga" jawabnya.
"Gak makan lu"
"Ga"
"Lu homo yah fik? Gue gapernah liat lu pacaran atau suka sama seseorang deh gak kayak gue suka sama neng Vina" ucap Cakra.
"Sabar nanti kalau udah waktunya gue tutup mulut lu yah cak, emang sulit banget ternyata nahan buat mencintai diam-diam tapi gue harus bisa" batin Fikri yang matanya tak ia alihkan dari handphone nya.
"Beda agama diem" ucapan Fikri langsung menohok kepada Cakra dan membuat Devan bersama Novak tertawa.
"Iya sih nanti gue login kan bisa ahayy, penting gue suka sama neng Vina yah kan neng" kini ganti godanya mengedipkan matanya satu kepada Friska.
"Idih" ucap Friska sambil menggedikkan bahunya.
"Setres" timpal Fikri lagi.
"Fik mending bener deh lu jangan bicara, sekali bicara bikin anak orang tertampar lama-lama" Fikri pun tak menjawab ucapan Cakra yang unfaedah itu.
Mereka pun mendengar bel masuk dan akhirnya membayar makanan mereka dan langsung kembali ke kelas mereka. Fikri beserta Rachel kembali bersama namun rachel berjalan bersama teman-temannya dan Fikri berjalan dibelakang nya bersama teman-temannya.
"Emang bener, yang se agama aja belum tentu bisa bersatu seperti aku dan dia tapi gue juga punya alasan kenapa gue ngak mau bersatu sama dia, emang susah tapi gue harus bisa juga buat menghapus rasa ini gue ngak mau punya rasa ini lama-lama dalam hati ini" batin Rachel yang sambil berjalan bergandengan bersama Zela.
"Mencintai nya sejak duduk di SMP sampai sekarang emang candu namun aku juga tau kalau itu membuat penciptaku cemburu, tapi aku juga tidak tau harus gimana lagi mau mengejarnya secara ugal-ugalan itu lebih membuat ku dosa aku menyukainya gini saja terkadang aku anggap udah dosa apalagi yang lain huhh. Jalan nya Allah lebih baik untuk ku mengungkapkan rasa ini sama dia daripada hal yang aku minta" kini berganti batin Fikri yang seakan-akan sama dengan batin Rachel.
Emang nyatanya mencintai dalam diam emang susah, apalagi kita di jodoh-jodohkan dengan orang ngak kita suka. Jalan ku memang ingin semulus mereka buat mendapat nya namun jalan Allah lebih baik daripada jalan ku.
~•~
"Mencintaimu lewat jalur langit emang harus mempertaruhkan nya antara aku yang menyukai mu dan kamu yang menyukai orang lain"
~rachel
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You In Prayer
Ficção Adolescenteseorang gadis bar-bar, ekstrovet yang menyukai seorang laki-laki cuek dengan cara diam-diam dengan tidak diketahui teman-temannya ataupun siapapun kecuali dirinya dan sang pencipta nya. gadis itu menyukai nya seorang diri dan hanya berani mengaku ke...