yaampun guysss maaf banget aku udah lama ga up cerita ini karena jujur males banget dan kurang semangat karena gaada yang comment, udah setahun lebih ceritanya ga dilanjut dan aku udah agak ilang imajinasi juga tapi aku usahain buat bisa lanjutin lagi yaaa, makasih buat yang udah masukin cerita aku ke perpus pribadi atau ke daftar bacaan kalian jadi itu nambah views ceritanya, thanks cause its means a lot
.
.
.
.
."Anggaplah ini sebagai pengganti sakit yang sudah aku rasakan selama ini" bisik jennie ke telinga Kai
Kai yang mendengar itu bergidik ngeri dan makin takut, Jennie yang melihat ekspresi Kai hanya mengeluarkan senyum miringnya sembari mengeluarkan rokok dan korek yang ada di sakunya itu, ia menyalakan rokoknya dengan korek lalu menghisapnya dan mendekatkan mukanya ke pria yang sedang ketakutan itu.
"Tenanglah, i'll not kill u babe" Ucap Jennie dengan deep voicenya setelah mengeluarkan asap rokoknya ke muka Kai.
Kini gadis itu mengeluarkan lilin yang ada di lemari bawah kasurnya, ia menyalakannya dengan ujung rokok miliknya dan tersenyum lagi.
Wanita itu menumpahkan tetesan lilinnya ke pria malang didepannya dan "Mmmhhhhhh" pria itu tersentak kaget karena rasa panas yang tiba-tiba menyambar kulitnya.
Wanita itu senang dengan reaksi dari lawannya itu, iapun meneruskan kegiatannya itu, ia meneteskannya di perut, dada, leher, paha yang tentu dibalas dengan teriakan sakit yang tertahan dari Kai, dan kini ia tersenyum ketika melihat sesuatu yang sedang mengacung tegak.
"Hahah, siapa sangka ternyata kau punya fetish seperti ini" Jennie tertawa kecil sembari mengelus benda kebanggaan Kai yang sudah mengacung tegak itu.
Tanpa aba-aba Jennie langsung meneteskan tetesan lilin panas itu ke junior milik Kai yang dibalas dengan teriakan yang lebih keras namun masih tertahan itu, Tentu itu membuat Jennie semakin senang.
"Kau menyukainya kan?" Tanya Jennie yang dibalas dengan gelengan kepala dan tangisan dari lawannya itu.
Siapa peduli jika sudah seperti ini? Bukannya berhenti, Jennie justru malah melanjutkan meneteskan lilin panas itu di junior Kai hingga lilin itu habis hingga membuat junior milik Kai terluka.
"Membosankan, bagaimana kalau saya mendadanimu sayang?" tanya Jennie kepada pria yang mukanya sudah dipenuhi oleh air mata itu yang dibalas dengan gelengan lagi.
PLAKKKKKKK
Jennie tiba-tiba memberikan tamparan keras di pipi sang lawan hingga memberikan bekas merah disana
"Don't say no to me if u want to still life"
Ancam Jennie sembari menekan kedua pipi Kai dengan tangannya lalu dia membuang tangannya dengan cukup keras.Jennie mengambil perlengkapannya di lemari khususnya itu kemudian memperlihatkannya kepada pria malang itu, ia membukakan kain yang ada di mulut Kai dan langsung memasukkan obat ke mulut pria itu dan menutupnya lagi dengan menekan rahangnya sehingga dengan tidak sengaja Kai malah meneguknya membuat Jennie tersenyum bangga.
"Good boy" puji Jennie kepada Kai yang entah mengapa tubuhnya menjadi terasa agak panas dan ia merasa semakin lemas untuk menggerakkan badannya itu.
Jennie yang tau bahwa efek obat itu sudah menyebar langsung membukakan semua pengikat yang ada di tubuh Kai kecuali di tangannya karena Jennie kembali memasangkan borgol dan ditaruh nya tangan Kai di belakang badannya itu.
"B*ng**t, lepasin gua a*j***" bentak Kai dengan sisa tenaganya dan PLAKKKKKKKK, Jennie langsung membalasnya dengan tamparan keras lagi di pipi lawannya hingga membuat lawannya terjatuh.
Melihat lawannya yang sudah terjatuh Jennie lanjut menendang perut lawannya itu dengan kuat hingga membuat lawannya memegang sakit perutnya, melihat lawannya kesakitan ia pun menaiki tubuh pria itu dan menjambak rambutnya dengan kuat.
"Kau lupa sayang? kalau kau melawan, kau akan makin tersiksa" ucap Jennie dengan suara halusnya lalu melepas jambakannya itu.
Jennie mengambil c*ck ring dan memasangakannya dengan paksa membuat lawannya berteriak kesakitan, lanjut ia memasangkan clamps di kedua puting lawannya dan mendapat reaksi teriakan kesakitan lagi. Kini ia menyuruh Kau untuk menungging dan Kai hanya menurut karena tidak ingin mendapat perlakuan yang lebih kasar lagi.
Wanita itu tersenyum melihat Kai yang hanya menurut tanpa perlawanan, ia pun melumuri jarinya dengan pelumas dan memasukan 2 jarinya kedalam lubang anus pria tersebut dengan paksa
"Akhhh s-sakit, tolong keluarin mmhhhh" permohonan Kai sembari menahan rasa aneh di lubangnya itu, entah kenapa dia merasa sakit tapi terasa seperti sesuatu yang baru juga.
Jennie yang senang melihat reaksi Kai mulai memajumundurkan jarinya itu "Jenn akhhh, ke-keluarinn, t-tolongg rasanya aneh" pinta Kai yang hanya diacuhkan oleh Jennie.
Bukannya mengeluarkan jarinya, Jennie justru memajumundurkan jarinya dengan lebih cepat dan kini ia menambah 1 jarinya hingga kini totak 3 jari yang sedang bermain di lubang pria itu.
"A-akhhh jangan ditambahin, mmhhh lubang gua bisa robek akhhh" Entah kenapa Kai merasa aneh dengan dirinya yang justru malah mengeluarkan desahan ketika meminta tolong yang justru membuat Jennie semakin semangat memainkan jarinya itu, Jennie menulusuri lubang Kai itu dan mencari spot keenakan Kai dan ketika Jennie memasukkan jarinya lebih dalam tiba-tiba saja,,
ARGHHHHHHHHhhhhhhhhhh
Crotttttttt~~
Crotttttttttttt~~
Crotttttttttttttttt~~Kai kaget dengan dirinya yang tiba-tiba menembakan p*ju dari p*nisnya bahkan sampai 8 kali tembakan yang menurutnya itu adalah jumlah yang sangat banyak apabila dibandingkan dengan kebiasaannya ketika mastr***si sendiri.
Jennie yang melihat hal itu tersenyum
"u like here honey?" lalu ia mengambil p**u yang dikeluarkan dari pria di depannya itu dengan tangannya lalu mengoleskannya ke lubang yang sedang dimainkannya itu."But,, berani sekali kau keluar tanpa seijinku" Jennie mengeluarkan jarinya dari lubang lawannya dan membalikan posisi Kai lalu ia mengangkat kedua kakinya dengan satu tangannya hingga posisinya kini mengangkang, Kai tidak tau kenapa dia sangat lemas hanya untuk bergerak sedikit saja dan tubuhnya terasa semakin panas saat ini.
Melihat Kai yang seperti itu Jennie kini memasukkan vibrator dan didorong nya dengan dildo panjang 20cm dengan diameter 5cm hingga mentok kedalam lubang Kai
"ARGHHHH SAKITTT KELUARINNNN, TOLONG KELUARIN JENNN, SAKITTTT ARGHHH, GUA TAKUT ROBEK" dan ya Jennie sudah tidak kaget ketika melihat lubang Kai yang kini tengah mengeluarkan darah segar dari sisi-sisi dildo itu padahal Jennie belum menyalakan vibrator yang berada di paling dalam.
"Just chill and vibing" ucap Jennie sembari menyalakan vibratornya ke level paling tinggi yang tentunya membuat lawannya kesakitan tapi tidak bisa melawan tenaga gadis yang sedang menahan kakinya itu, ia pun tak bisa mendorong keluar benda aneh itu dari lubangnya karena ditahan oleh tangan kiri Jennie. "u like here honey?"
.
.
.
.
.Yaampun yaampun, jujur ini aku takut ga nyambung mulai dari ketikan, bahasa dll karena udah lama banget ga lanjut cerita ini tapi semoga aja yaaa kalian sukaa hehe.
Serius Kai kasian sih tapi imut juga kalau lagi disiksa sama Jennie kayak gitu tapi kasian tapi imutt huhuuuuuuu T_T
Btw Btw buat kalian semua jangan lupa buat kasih vote, terus comment juga, boleh comment apa aja kayak ngajak follback sama aku juga boleh atau kalian boleh ngasih saran disini ok, jangan lupa juga buat share cerita ini ke temen-temen kalian supaya aku lebih semangat buat up cerita buat kalian juga ok?!! Makasih yaaa buat yang udah setia nungguin cerita iniiii-!!! Love You, bye bye guyss, see you on next chapters
KAMU SEDANG MEMBACA
rubyjane's baby boy
Teen Fiction"mom, please be gentler to me" entah bagaimana bisa para idola pria yang memiliki aura dominant yang kuat menjadi luluh dan manja saat berhadapan dengan gadis dominant satu ini ______________________________________________________ "please don't lea...