Seorang gadis menyusuri loby mall ternama di ibu kota. Langkahnya lunglai, terasa sangat tak bersemangat. Jam menunjukkan pukul 08.30 Waktu setempat. Gadis itu mendengus, usai melewati mesin cek dan menitipkan KTPnya, di gantikan dengan kartu karyawan ia menuju lantai 5 mall tersebut.
Langkahnya memasuki lift yang terbilang sepi. Ini lift khusus pelanggan sebenarnya, tetapi mengingat mall belum waktunya buka, jadi sudahlah ia memilih untuk menggunakan kotak berjalan itu sebagai alternatif agar ia tak terlambat sampai.
Bukan, gadis ini bukan salah satu karyawan yang bekerja di kantor yang terletak di lantai teratas gedung, melainkan ia hanya seorang pegawai outlet makanan siap saji yang terdapat di mall ini. Satu lantai sebelum pelataran kantor tersebut.
"Lesu amat, Lo!" Ucap seorang gadis dengan seragam khas outlet tempatnya bekerja. Itu Dina, sang leader outlet.
"Tau ah! Males gue! Tiap hari mesti begini Mulu, kaya nggak punya waktu buat nikmatin hidup tau, Ka!" Gerutu gadis yang sedari tadi sudah mengemas barangnya ke dalam loker dan bergegas memakai topi sebagai aksesoris outlet.
"Sabar, Ca! Lo kan baru kerja. Baru mau mulai pengalaman, Sans aja, udah sana beresin cucian piring sama lap meja coustemer ya! Gue mau prepare Boba dulu!" Ucap Dina seraya membawa beberapa perintilan untuk memasak Boba.
Gadis yang di panggil "Ca" atau lebih akrab dengan Ica hanya menggerutu. Menghampiri tempat pencucian dan mencuci segala alat masak disana. Tidak terlalu banyak, karna memang sudah ia cicil semalam. Ya, Ica menggerutu karna memang hari ini dia kebagian masuk dengan Shift Pagi. Setelah kemarin adalah jadwal Shift siang.
"Kayanya mesti nyari kosan nih! Tapi dimana? Apa liat gaji bulan ini dulu ya? Sama izin dulu ke nenek, biar nggak ngerasa kaya robot hidup gue!" Monolog Ica seraya mengelap meja coustemer setelah sebelumnya menyelesaikan cucian piring.
Pukul 09.00 tepat mall buka, outlet mulai ramai dengan berbagai pelanggan. Antrian yang mulai mengular, mengalihkan pikiran Ica sejenak dari kemelut hidupnya.
Hari ini, ia kebagian menjaga kasir. Sedang Dina dan dua lainnya berjaga di dapur. Cukup hectic hari ini, karna menjelang makan siang. Pelanggan makin ramai berdatangan.
Outlet tempat Ica bekerja tidak memiliki tempat luas untuk coustemer nya , hanya beberapa meja dan bangku yg terdapat di belakang outlet. Tentu terpisah dari outletnya sendiri, dengan pintu khusus karyawan.
Menjelang jam 13.00 Ica baru mau mulai mengistirahatkan tubuhnya. Duduk selonjoran di bawah, mengistirahatkan betisnya. Ngilu, karna berdiri selama beberapa jam tadi.
Lunglai Ica bangkit, menuju loker dan menyimpan apron serta topinya. Mengambil tas pouch kecil, kemudian pamit pada Dina.
"Ka, gantian ya. Gue baru mau ke mushola dulu" ucap Ica sebelum beranjak pergi.
"Iya! Makan disini aja, nanti gue bikinin nasi goreng buat Lo!" Ucap Dina memberitahu.
Seketika mata Ica berbinar, seraya menghampiri Dina memeluknya sekilas.
"Lo emang paling tau gue ka! Makasih yaa!" Ucapnya sambil masih memeluk erat Dina. Siapa yang tidak senang dapat makan siang gratis disaat dirinya memang tengah ngirit, agar dapat bertahan hidup hingga akhir bulan.
"Lebay ah! Udah sana cepetan, nanti keburu habis waktunya!" Ucap Dina seraya melepaskan pelukan dengan wajah dongkol, Ica mengangguk masih dengan senyum secerah mataharinya ia berlalu, menampilkan gelengan heran dari Dina.
****
Mushola sudah sangat sepi, hanya beberapa gelintir orang saja. Tak apa, asal Ica tidak sendirian disana. Pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RASA [[TERBIT]]
RomanceMenurut KBBI ra.sa (1) 1. n tanggapan indra terhadap rangsangan saraf seperti manis, pahit, masam terhadap indra pengecap, atau panas, dingin, nyeri terhadap indra perasa) 2. n apa yang dialami oleh badan: -- pedih dan nyeri di perut merupakan gejal...