PROLOG

40 14 5
                                    

Gadis itu berlari kencang tanpa melihat sekitar nya.

Ia buru buru menaiki kereta yang ingin ia tumpangi, ia bernafas lega karena berhasil menaiki kereta tersebut. Ia melihat sekeliling tidak ada kursi kosong untuk dia duduk, pada akhirnya dia berpegang pada satu tiang terdekat dan memasang air phone yang ia bawa. Ia tersenyum lebar karena hari ini adalah hari pertama ia bekerja, dia berdoa dalam hati semoga hari ini berjalan dengan lancar.

Suara terdengar dari petugas kereta yang menandakan kereta itu sudah sampai di tempat tujuan. Ia pun melepaskan air phone nya dan lekas keluar dari dalam kereta, sambil melihat jam tangan nya dia berlari kecil lagi untuk sampai di tempat ia mulai bekerja.

"Haah haah akhirnya aku sampai terimakasih ya Allah aku tidak terlambat." Ujar nya senang

Ia memasuki sebuah sekolah dan di sambut dengan kebisingan anak anak yang sedang bermain. Ia pun tersenyum dan berjalan menuju kantor kepala sekolah. Sesampainya di depan pintu ia menarik nafas panjang dan mengetuk pintu tersebut.

"Iya silahkan masuk." Ujar sang kepala sekolah.

Ia pun membuka pintu itu pelan dan memberikan salam.

"Permisi assalamualaikum." Ujarnya gugup.

"Ah kamu guru baru yang itu ya, silahkan duduk." Ujar sang kepala sekolah.

"Baik terimakasih Bu." Ujarnya sopan dan duduk di kursi yang sudah di sediakan.

Kepala sekolah itupun mengeluarkan surat kontrak serta pulpennya .

"Ini adalah ketentuan, peraturan dan lama kontrak yang akan kamu jalani jika kinerja mu bagus mungkin kamu akan di perpanjang atau bahkan jadi guru tetap di sini, silahkan kamu baca dulu." Ujar kepala sekolah itu.

"Baik Bu." Ujarnya.

Ia pun membaca surat kontrak itu dengan seksama, setelah beberapa menit ia pun tersenyum dan menandatangani surat kontrak tersebut.

"Saya setuju dengan semua persyaratan dan juga ketentuan di tempat kerja ini, ini sudah saya tanda tangani Bu." Ujar nya.

"Baiklah selamat bergabung dengan kami Bu Liliana saya Hasma." Ujar Bu Hasma seraya mengulurkan tangannya.

"Iya Bu terimakasih." Ujar Liliana seraya menyalami tangan Bu Hasma.

Bu Hasma pun mengantar Liliana ke kantor tempat para guru bekerja mengumpulkan nilai atau untuk menyiapkan materi.

"Assalamualaikum waduh lagi heboh ya disini, maaf saya mengganggu kegiatan bapak ibu..saya ingin memperkenalkan guru baru yang kemarin saya sempat bicara di rapat ini Bu Liliana putri mulai sekarang Bu Liliana akan menjadi wali kelas kelas kupu-kupu." Ucap Bu Hasma seraya memperkenalkan Liliana.

"Salam kenal semuanya saya harap kita bisa bekerja sama dengan baik untuk kedepannya saya Liliana putri." Ucap Liliana sambil tersenyum.

Respon dari berbagai guru tentu berbeda ada yang menyambut Liliana dengan hangat ada pula yang menatap Liliana tidak suka, akhirnya Liliana duduk di kursi miliknya dan mulai mengeluarkan boneka tangan dan juga buku materi nya.

"Bu Liliana kalau ada yang ingin di tanyakan jangan sungkan ya." Ujar pak Gani.

"Iya pak terimakasih." Ujar Liliana sambil tersenyum.

Pak Gani tidak bisa berhenti menatap Liliana karena memang tidak bisa di pungkiri Liliana yang memiliki perawakan hitam manis tidak terlalu tinggi serta lesung pipi yang selalu nampak setiap kali dia tersenyum.

Liliana pun pergi setelah menyiapkan semuanya menuju kelas yang akan dia pegang, setelah sampai di depan kelas nampak beberapa anak masih berlarian dan ada beberapa anak yang sudah duduk rapih karena menyadari Liliana yang masuk ke dalam kelas.

Liliana pun mengeluarkan boneka tangan nya dan mulai memperkenalkan diri.

"Halo adik- adik semua perkenalkan nama Ibu Liliana putri dan teman ibu ini yang bernama lani." Ujar Liliana seraya memainkan boneka tangan nya.

Cara yang dilakukan Liliana pun berhasil dan membuat anak anak yang tadinya berlarian menjadi duduk rapih untuk melihat pertunjukan tangan Liliana, gelak tawa terdengar dari ruang kelas kupu-kupu yang sedang belajar dengan riang.

Tak terasa kelas yang menyenangkan berakhir siang ini Liliana pun merapihkan barang barangnya dan menyuruh anak anak untuk bersiap pulang. Setelah doa selesai anak-anak pun berlarian keluar kelas yang di sambut oleh orang tua mereka namun ada satu anak yang masih menunggu Liliana pun menghampiri anak tersebut dan mengajak nya bicara.

"Yena kenapa belum pulang?" Tanya Liliana

"Yena belum di jemput Bu lili." Ujar yena.

"Ya ampun yasudah ibu temani ya." Ujar Liliana

Liliana pun duduk di samping yena seraya memainkan kembali boneka tangan nya sampai waktu tak terasa dan yena pun sudah di jemput oleh kedua orang tua nya.

Liliana tersenyum dan melambaikan tangannya kepada yena, setelah di rasa yena sudah pulang lialiana pun kembali ke kantor dan mengambil tas nya kemudian pamit dan segera pulang untuk mengejar kereta nya.

Tanpa sengaja karena terburu-buru dia menabrak seseorang dan terjatuh duduk.

Bruk...
"Aduh, aw." Ringis Liliana pelan.

Liliana segera mendongak dan menatap pria di depan nya ia sedikit termenung dan menatap kedua mata yang menatap nya dingin.

Pria itupun mengangkat Liliana untuk berdiri seperti membangunkan anak kecil yang sedang terjatuh.

"Eoh." Ujar Liliana terkejut.

"Anak kecil jangan berlarian di tempat ramai begini." Ujar pria itu datar lalu pergi meninggalkan Liliana.

"Apa anak kecil dasar pria tidak sopan." Rengut Liliana kesal.

"Dia saja yang tinggi nya seperti tiang bendera malah menyebut aku anak kecil dasar pria aneh." Gumam Liliana seraya masuk ke dalam kereta.

Liliana duduk dan melanjutkan perjalanan nya untuk pulang. Ada sedikit rasa takut di hatinya saat sebentar lagi sampai di rumah nya. Ia pun menembangkan diri dan kembali memakai air phone nya.

Ia melihat pemandangan senja melalui jendela kereta dan menutup mata nya untuk sekedar menghilangkan rasa penat nya.

Tetapi siapa sangka saat matanya terpejam muncul wajah pria itu di benak nya.

"Ishh kenapa malah kepikiran dia sih, aku masih kesal sepertinya haah." Gumam Liliana.

Tak berselang lama ia pun sampai di rumah membuka pintu rumah dan mengucapkan salam.

"Assalamualaikum lili pulang." Ujar nya pelan.

Ia melihat ayah dan ibu nya yang seperti biasa tidak memperdulikan kehadiran nya. Ia pun tersenyum sendu dan masuk ke kamar milik nya.

Selesai bersih bersih dan menunaikan kewajiban nya sebagai seorang muslim. Liliana pun berbaring di atas kasur nya, ia memejamkan matanya kembali dan lagi lagi sosok pria itu muncul di benaknya.

"Ihhhhh hari ini aku kenapa sih menyebalkan." Ujar Liliana seraya berguling guling di atas kasur nya, wajahnya memerah padam entah kenapa.

"Ayo lupakan Liliana." Gumam nya, setelah nya Liliana pun tertidur pulas karena lelah.

To be continue.....

Hai guys jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya, dengan cara vote and comen kalau bisa share juga ya karena jejak kalian akan sangat berarti bagi author sampai jumpa Minggu depan. Up setiap Minggu ya say.

2 HEART Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang