"kau tidak tau betapa gelisah nya hatiku, akan ku buat kau gelisah seperti ku, agar kau juga jatuh cinta padaku."
~Reygan
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Seminggu telah berlalu sejak Reygan memutuskan untuk menjauh dari lili, namun itu malah membuat dirinya begitu gelisah dan tidak karuan. Sampai para bawahan nya pun merasa Ter intimidasi akibat mood Reygan yang buruk."Apa-apaan semua ini, kau melakukan kesalahan yang sama di tempat yang sama apa kau tidak bisa bekerja sedikit lebih baik!!!" Bentak Reygan.
"M-maaf pak."ucap salah satu karyawan nya gemetar.
"Perbaiki sekarang." Ucap Reygan dengan tatapan tajam nya.
"B-baiklah pak." Sahut karyawan nya.
"Keluar." Ujar Reygan dingin.
Karyawan nya pun keluar dengan tergesa gesa, dan menghampiri sekertaris Reygan.
"Pak tolong saya, bagaimana ini semua berkas yang saya berikan salah di Mata pak Reygan saya sudah tidak sanggup masuk ke sana, kalau saya masuk ke sana lagi hari ini, saya akan benar benar mati." Keluh karyawan nya itu.
Nanda yang bekerja sebagai sekertaris Reygan pun merasa pusing.
"Haah ini tidak bisa di biarkan sudah ada 10 orang yang menjadi pelampiasan mood buruk nya, kau pergilah dan perbaiki yang diminta oleh tuan setelah itu laporkan saja padaku." Ujar Nanda di barengi helaan nafas lelah nya.
Karyawan itupun pergi dan Nanda pun berjalan menuju ruangan Reygan. Nanda berdiri di depan pintu masuk ruangan Reygan, ia menelan ludah kasar ragu untuk masuk.
"Ya tuhan tolong lindungi aku agar aku tidak mati muda." Gumam Nanda pelan.
Nanda pun mengetuk pintu ruangan itu.
"Masuk." Ujar Reygan dingin.
Nanda pun masuk ke dalam ruangan itu dan dia seketika merinding ketika melihat lirikan mata Reygan.
"Ada apa kau datang?." Ujar Reygan tanpa melihat ke arah Nanda.
"Anu itu, anu ." Gugup Nanda.
"Nanda, bicara yang jelas." Ucap Reygan menatap Nanda tajam.
"Tuan ayo keluar saja dari kantor, apa anda tau sudah berapa banyak karyawan yang mengeluh pada saya, saya rasa tuan harus refreshing sebentar." Teriak Nanda.
Reygan terdiam sebentar lalu berdiri dan menghampiri Nanda.
"Siapa yang berani mengeluh?" Ucap Reygan dingin.
Nanda pun mundur perlahan dan menarik tangan Reygan keluar dari kantor.
"Anda tidak bisa terus seperti ini ayo kita pergi ke perpustakaan." Ujar Nanda sekalian menarik Reygan masuk ke dalam mobil.
Reygan hanya pasrah dan bersandar di kursi mobil nya. Pikiran nya terus tertuju pada lili. Ia mengusap kasar wajahnya.
"Sial aku benar benar akan gila." Ujarnya dengan raut wajah kesal.
Nanda sudah berkeringat dingin, orang yang berada di samping nya ini benar benar seperti orang yang frustasi. Nanda pun hanya bisa terdiam dengan posisi duduknya yang tegap.
Sesampainya di perpustakaan daerah mereka pun masuk, akhirnya Nanda melihat ekspresi wajah Reygan yang menenang. Nanda menghela nafas lega.
"Tuan saya pergi beli kopi sebentar saya akan kembali lagi." Ujar Nanda.
Reygan pun menyusuri setiap rak dan mencari cari buku, saat tengah asyik dengan salah satu buku dia melihat sesosok wanita yang tidak asing lagi.
"Uhh kenapa di taruh di rak paling tinggi sih." Gumam lili sambil berjinjit berusaha meraih buku kesukaan nya.
Seulas senyum terukir di bibir Reygan, ia menepuk nepuk pipinya.
"Haah seperti nya aku benar benar sudah gila." Ujarnya.
Reygan menyangka itu hanya halusinasi nya semata dia pun mengucek matanya dan melihat ke arah yang sama, gadis itu masih tidak di sana tanpa bisa di komando tubuh Reygan bergerak sendiri menghampiri lili, saat sudah di belakang nya ia pun mengambil kan buku yang di incar lili.
"Eh terimaka.." ucap lili lagi lagi terhenti saat menengok ke belakang.
"Kau sedang apa di sini?" Tanya lili kaget.
Reygan memberikan buku itu dan mendekatkan diri nya ke arah lili.
"Kenapa? Ini kan perpustakaan umum suka suka aku lah, lagipula aku berusaha membantu seorang anak kecil yang membaca buku orang dewasa." Ledek Reygan.
"Hey sudah ku bilang aku bukan anak kecil, aku sudah tumbuh tinggi apa kau tau." Ujar lili percaya diri.
Reygan memperhatikan lili melihat nya dari atas sampai bawah.
"Tinggi mu memangnya naik berapa?" Seulas senyum terukir di bibir Reygan.
"1 cm." Ujar lili percaya diri.
Tawa Reygan pun pecah saat lili mengatakan itu.
"Hahaha 1 cm kau bilang hahaha." Tawa Reygan.
"Hey ini sudah kemajuan yang bagus apa kau tau dalam seminggu aku nambah tinggi badanku." Ujar lili.
Tawa masih keluar dari bibir titip Reygan. Lili cemberut kesal, Reygan pun berhenti tertawa dan memperhatikan bibir lili yang mengerucut kesal. Reygan tersenyum dan hendak mencium lili, namun aksinya terhenti saat ada petugas perpustakaan yang menegur mereka.
"Hey kalian berdua kalau mau tertawa keluar sana." Ujar petugas perpustakaan.
"Beraninya kau.." belum selesai Reygan bicara lili menutup bibir Reygan sambil berjinjit.
"Ah maafkan kami, kami akan tenang ayo kita pergi." Ujar lili sambil menarik tangan Reygan.
Jantung Reygan yang berdebar tidak karuan itu hampir terdengar oleh lili, lili pun menyuruh Reygan duduk.
" Nah di sini saja tidak apa kan baca buku di sini, atau kau mau pergi, kau kan sibuk." Ujar lili.
"Tidak aku tidak sibuk, aku ingin baca buku di sini juga." Ujar Reygan yang terus memperhatikan lili.
"Baiklah." Ujar lili dengan seulas senyum yang menampakkan lesung pipi manisnya.
Di tengah tengah fokus nya lili membaca buku Reygan hanya memegang buku tanpa membaca nya ia hanya memperhatikan lili, seorang wanita yang berhasil membuat gelisah, wanita yang selalu datang dan masuk ke dalam mimpinya. Mata Reygan lagi lagi terfokus pada bibir itu.
'Aku ingin mencium nya.'Batin Reygan
"Sepertinya kali ini aku benar benar gila." Gumam Reygan seraya menutup wajahnya dengan buku.
Lili melihat Reygan yang menutup wajahnya dengan buku dan mengeluarkan biskuit yang ia bawa.
"Hey apa kau mau biskuit?." Ujar lili menawarkan biskuitnya.
Reygan pun melihat ke arah lili lagi dan mengambil biskuit nya.
"Panggil aku dengan namaku aku punya nama." Ujar Reygan sambil memakan biskuit itu.
"Eum aku harus panggil kau apa? Tuan Dirga atau pak Dirga atau pak Tara atau tuan Tara." Ujar lili.
"Terserah kau saja yang penting panggil namaku dan hilangkan kata tuan atau pak itu." Ujar Reygan.
"Eum kalau begitu aku panggil Rey saja ya dan Rey panggil aku lili saja ."Ujar lili tersenyum.
Jantung Reygan lagi lagi berdebar tidak karuan. Dia hanya berdehem dan lanjut membaca buku.
"Ih malah di Cuekin." Ujar lili melanjutkan bacaan nya.
To be continue.........
Hai guys jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya, dengan cara vote and comen kalau bisa share juga ya karena jejak kalian akan sangat berarti bagi author sampai jumpa Sabtu besok.
KAMU SEDANG MEMBACA
2 HEART
RomanceIni kisah tentang takdir cinta beda kasta dimana satu seorang yang kaya dan satunya adalah si miskin yang tidak berdaya, di antara kekayaan dan juga ketulusan, di antara cinta yang harus di korbankan atau di pertahankan perjalanan cinta yang tidak m...