GADIS KECIL

21 11 10
                                    

Hari yang paling aku benci adalah hari Rabu ini, setelah selesai dengan urusan ku di rumah sakit akupun memutuskan untuk pulang menaiki kereta. Aku menikmati momen setiap langkah yang aku jalani di trotoar sore ini.

Walupun banyak pasangan mata yang memandang ku seolah aku tidak pantas berjalan kaki seperti yang lain nya, setelah sampai di stasiun kereta aku menaiki kereta tersebut dan terlihat semua orang di sekitar ku menunduk dan memberikan tempat duduk nya, jujur aku sangat tidak nyaman dengan perlakuan mereka.

Walaupun aku tau mereka bersikap seperti itu tidak jauh dari nama belakang ku yaitu Dirgantara. Aku bersyukur sekaligus terbebani dengan nama itu, aku terlahir di keluarga konglomerat yang mungkin sudah ada sejak kakek buyut Ku, peraturan yang begitu banyak membuat ku merasa sedikit frustasi.

Di usia ku baru 23 tahun ini aku sudah di tuntut untuk menikah, aku merasa frustasi dengan tuntutan itu sehingga aku sering mencari kesempatan untuk setidaknya pulang sendiri tanpa ada yang bertanya atau seseorang yang terus memanggil ku 'tuan tuan tuan'.

Sesampainya di stasiun pemberhentian aku segera keluar dari dalam kereta dan tanpa di duga seorang anak kecil menabrak ku hingga dia terjatuh.

Bruk...
"Aduh.aw." ringis nya.

Suara yang terdengar dari anak kecil itu, setelah nya dia mendongak dan menatap mataku, aku tidak tau kenapa aku bisa termenung saat kedua mata bulat itu menatapku, ada sesuatu yang aneh di dadaku apakah mungkin kambuh lagi.

Tanpa berlama lama akupun mengangkat tubuh anak kecil itu untuk berdiri.

"Anak kecil jangan berlarian di tempat ramai begini." Ujarku dengan datar.

Belum sempet dia membalas ku rasanya dadaku sesak dan akupun berlalu meninggalkan nya begitu saja. Terbesit rasa penasaran di fikiranku tapi aku mengabaikan nya.

Sesampainya di depan stasiun sudah ada supir yang menunggu ku, akupun masuk ke dalam mobil itu dan mengistirahatkan tubuh ku sejenak.

"Tuan muda, tuan besar mau anda langsung datang ke restoran untuk makan malam." Ujar supir ku.

Lagi lagi Dady belum menyerah akan apapun.

"Baiklah." Jawabku singkat.

Aku sudah malas meladeni segala hal yang Dady ku paksakan padaku rasanya aku lelah aku hanya ingin istirahat setelah ini.

Tapi entah kenapa wajah anak kecil itu selalu terlintas di fikiranku sampai tanpa aku sadari kedua ujung sudut bibirku pun terangkat.

"Dasar anak kecil." Gumam ku sambil terkekeh pelan.

Aku menyukai anak kecil tapi setiap anak kecil menatapku selalu saja menangis entah kenapa.

"Tuan muda kita sudah sampai." Ujar supir ku.

Akupun membenarkan setelan jas ku dan turun dari mobil, saat masuk sudah banyak pelayan yang mengarahkan ku,ke tempat makan malam nya. Sesampainya di depan pintu aku pun masuk dan melihat semua anggota keluarga sudah hadir.

"Saya datang Dady." Ujarku .

"Kau terlambat 5 menit Reygan." Ujar Dady dingin.

Aku hanya membungkuk tanpa mengatakan apapun. Setelahnya Dady pun mempersilahkan aku duduk.

Hening yang aku rasakan di meja makan ini benar benar memuakan hanya terdengar alat makan yang saling berbenturan.

Di tengah keheningan itu adikku menendang sedikit kakiku dan memberikan kentang miliknya diam diam.

Akupun tersenyum karena aku tau dia berusaha menghibur ku. Setelah makan malam yang panjang dan juga lama itu berakhir aku menghampiri adiku yang sedang di marahi oleh dadyku.

2 HEART Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang