Xiao Zhan sampai ke rumahnya saat menjelang makan malam. Lantaran, seusai menjemput sang anak tadi, Sizhui mengatakan ingin makan siang di luar. Dan yeah, ayah dan anak itu pun menghabiskan waktunya di mall XW. Dari makan siang, menonton bioskop, bermain di Funword, dan lain sebagainya. Hati Xiao Zhan merasa hangat saat dia melihat sang anak tersenyum bahkan tertawa senang.
Xiao duduk di kursi kerjanya yang berada di dalam kamar miliknya, tepat ketika dia hendak membuka map coklat itu, Sizhui memanggilnya karena makan malam telah siap. Dia pun tanpa banyak bicara mengekor di belakang sang anak. Lagi-lagi dia menelantarkan map coklat yang seharusnya sudah dia baca.
Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, setelah memastikan sang anak tidur dia kembali ke kamarnya. Xiao Zhan mengubah pakaiannya menjadi piyama tidur hitam berbahan satin. Akhirnya dia memiliki waktu tenangnya. Dengan alunan musik klasik yang memenuhi kamarnya, dia mengambil map itu lalu membukanya, mengeluarkan berkas-berkas yang berada di dalam map itu, berikut dengan surat yang memiliki cap lilin sebagai perekatnya.
Dia membacanya untaian kata itu dengan seksama, sembari mempelajari tentang calon tahanan yang akan berada di bawah pengawasannya langsung. Hingga saat sudah berada di akhir berkas, dia dapat menyimpulkan apa yang sebenarnya terjadi. Ditambah lagi dia melihat ada surat rujukan langsung dari Wen Zhiyi, “Ck, apa menurut dia Black Lotus itu tempat untuk mengasuh anak balita? Dia pikir Black Lotus adalah rumah sakit jiwa? Atau malah panti asuhan.”
Xiao Zhan membuka surat yang terlampir, dia sedikit terkejut melihat isinya. “Ya tuhan! Apa aku harus membaca curahan hati seorang ayah sepanjang 2 halaman ini?” dengan kesabaran yang tinggi, Xiao membaca surat itu dan dia menarik kesimpulan jika dia diperbolehkan menyakiti anaknya asal jangan sampai terbunuh.
Lalu, saat dia hendak memasukkan kembali berkas-berkas itu, tidak sengaja beberapa lembar foto jatuh dari map. Xiao Zhan terbelalak melihat foto-foto itu, lidahnya terasa kelu, nafasnya memburu, tubuhnya gemetar, dan keringat membasahi tubuhnya.
Dengan lembut dia mengelus foto itu, “Wangji...”
Suaranya tercekat, tanpa sadar air mata turun membasahi kedua pipinya. Orang yang berada di dalam foto itu memiliki wajah yang sama dengan mendiang sang kekasih. Jika saja orang itu memiliki rambut yang panjang, maka Xiao Zhan akan berpikir jika sang kekasih hidup kembali.
Namun tidak, Xiao Zhan tidak bodoh. Ya, memang dia sangat merindukan kekasihnya dan ingin kekasihnya hidup kembali. Akan tetapi dia sadar jika itu adalah hal yang mustahil. Malam itu Xiao Zhan habiskan dengan menangis. Dia merindukan meimei kecilnya, kekasih hatinya, dunianya, dan saat ini ada seseorang yang menyerupai kekasih hatinya, perasaannya menjadi kacau.
Dia bingung harus bereaksi bagaimana, haruskah dia marah karena orang itu sudah dengan lancangnya memiliki rupa yang sama dengan mendiang kekasihnya? Atau dia harus senang karena akhirnya dia dapat melihat sosok kekasihnya dalam identitasnya yang lain?
Xiao Zhan marah, dia merasa takdir sedang mempermainkannya, dia merasa tuhan sangat membencinya. Kenapa? Kenapa dia tidak diperbolehkan bahagia barang sejenak? Kenapa disaat dia sudah merelakan kekasih hatinya, dia harus dipertemukan dengan orang yang memiliki rupa yang sama dengan kekasihnya itu? Dan, kenapa harus laki-laki? Kenapa? KENAPA?
Xiao Zhan tertawa miris pada jalan hidupnya. Tidak mempunyai ibu, ayah dibunuh,mati-matian bertahan hidup selama 3 tahun sebelum akhirnya diadopsi oleh keluarga Jiang, saat dia menemukan orang yang dicintai, dia harus rela kehilangan orang itu untuk selamanya. Sebenarnya, kesalahan besar apa yang dia lakukan di masa lalu sehingga takdir mempermainkan hidupnya seperti ini?
Dengan pandangan yang sedikit kabur karena airmata, dia menatap foto-foto itu dengan nanar. Jari jemari mengelus foto itu dengan lembut. Lagi, perasaan rindu yang tak terelakkan kembali membuatnya menangis. Dia meraung-raung dalam kamarnya, berteriak, mengamuk, menangis, dan tertawa ditemani musik klasik yang entah mengapa terdengar seperti sedang meledeknya.
“Bahkan tatapan, senyum, dan caranya mengunyah makanan benar-benar sama dengan Wangji.”
Xiao Zhan mengutuk kesamaan diantara mereka. Tidak ada satupun yang berbeda, ah selain jenis kelaminnya tentu saja. Mendiang kekasihnya adalah perempuan yang cantik dan lemah lembut. Dan pria yang berada di foto itu, Wang Yibo, Xiao Zhan akui jika dia terlihat cantik dan menggemaskan. Xiao Zhan merasa sebentar lagi dia akan berubah menjadi orang gila.
Malam itu benar-benar Xiao Zhan habiskan dengan melampiaskan segala sesak di dadanya. Dia hanya bisa berharap jika dia tidak akan bertindak impulsif ketika bertemu secara langsung dengan orang itu. Dia benar-benar berharap jika dia tidak tiba-tiba menciumnya.
Ah, bicara tentang ciuman, seketika aura Xiao Zhan menggelap. Tatapan berubah tajam ketika dia mengingat bahwa orang itu telah bersetubuh dengan banyak orang. Tangannya mengepal erat, dia menghempaskan semua hal yang berada di meja kerjanya dengan kasar. Dia marah, dia tidak suka dengan fakta itu, dia merasakan perasaan asing yang bergejolak dalam hatinya.
“Singa kecil, waktu bersenang-senangmu sudah selesai. Jangan harap kamu bisa lari dari lebih jauh lagi.” Dengan tatapan mata yang menyorot penuh arti, Xiao Zhan menyeringai, dengan aura yang menggelap, seringainya terasa berbahaya.
Ya, katakan saja Xiao Zhan gila. Nyatanya perasaannya pada mendiang sang kekasih terlampau besar dan dalam, membuat sisi iblis bangkit ketika dia melihat foto itu. Dalam hatinya dia bersumpah untuk menjadikan pria kecil itu sebagai miliknya. Tidak peduli jika dia harus menggunakan cara yang kotor sekalipun. Kali ini, dia tidak akan membiarkan takdir memegang kendali dalam hidupnya lagi.
Xiao Zhan mengambil ponselnya hitamnya, mengetikkan beberapa kata pada salah satu orang kepercayaan. Dia menyandarkan tubuhnya pada kursi kerjanya. Kedua matanya menatap pada langit-langit kamar, kilasan kilasan memori ketika dia bersama mendiang kekasihnya terlintas.
“Wangji... Kalau kamu tidak bisa lagi kembali, maka biarkan gege membawamu kembali secara paksa. Biarkan gege tenggelam dalam memori kita, dan menjadikan anak itu sebagai wadahmu. Ketahuilah meimei, gege teramat sangat mencintaimu sehingga gege tidak bisa lagi memberikan ruang pada orang lain. Maka, izinkanlah gege berbahagia dengannya dengan cara gege sendiri.”
Dia akan mengambil kebahagiaannya. Bahkan jika dia harus merebutnya dari tangan dewa sekalipun. Ponsel Xiao Zhan berdering, menandakan ada pesan yang masuk. Sontak dia langsung memeriksa email itu dan membaca dengan seksama.
Seringai keji pun terlukis di wajahnya, “Waktunya untuk memburumu singa kecilku yang nakal.”
Sudah dikatakan dari awal kan, jika Xiao Zhan adalah iblis. Dia adalah Lucifer. Jadi jangan berharap jika dia memiliki hati nurani. Apapun yang dia inginkan harus dia dapatkan, karena kini dia bukan lagi Xiao Zhan yang lemah, dia sudah jauh lebih kuat dari dirinya di masa lalu.
Sekalipun dia harus mengubah kata 'obsesi' dengan kata 'cinta' jika hal itu diperlukan, maka dia akan melakukannya. Ah, Xiao Zhan tidak sabar untuk menjadikan singa kecilnya itu sebagai miliknya.
—
To be continue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucifer
RandomStory writer by : Rain @urrainingday Main Character : Xiao Zhan x Wang Yibo Warning : BXB, YAOI, BDSM, obsession, prison, violence, rape, drugs, murder, mafia, and traitors. Cerita ini mengisahkan tentang seorang 'kepala sipir' Xiao Zhan, dan anak...