Xiao Zhan terbangun dengan kepala yang terasa sangat berat. Dengan susah payah dia bangkit dari duduknya, ya, Xiao Zhan tertidur di kursi kerjanya. Setelah meregangkan otot-ototnya, dia berjalan dengan langkah gontai ke kamar mandi. Disaat air dingin mengguyur kepalanya, dia merasa sedikit tenang. Dibawah guyuran air, Xiao Zhan kembali dibuat mengingat kejadian semalam.
“Hahhh... Wang Yi... Wangji... Bahkan nama mereka pun terdengar mirip. Apa mungkin Wangji adalah kembarannya Wang Yi? Atau mereka memilih hubungan darah? Hahhh... Memikirkannya membuatku tambah pusing saja.”
Xiao Zhan menyudahi acara mandinya, dia pun keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di pinggangnya. Memilih pakaian yang cukup santai namun tertutup, dia berencana pergi ke 'rumah'nya ketika keadaannya sudah cukup membaik.
Sesampainya Xiao Zhan di ruang makan, semua orang sudah berkumpul. Dia tersenyum simpul menanggapi sapaan dari keluarga angkatnya. Mereka pun memulai sarapan dengan tenang.
“Sizhui, mulai hari ini dan seterusnya kau akan diantar dan dijemput oleh paman Ning, dia sudah menunggumu di depan. Cepat selesaikan sarapanmu.”
“Loh? Kenapa begitu Zhanzhan? Harusnya tidak perlu repot-repot. Biar Sizhui diantar sama Yuchen atau supir agar bisa berangkat bersama A-Xin dan A-Ling.”
“Zhan memutuskan untuk resign dari kepolisian. Usia Zhan sudah tidak muda lagi, beberapa hari belakangan ini kesehatan Zhan mulai menurun. Zhiyi sudah marah-marah, sebentar lagi mungkin dia akan meledak. Jadi Zhan mau fokus ngurus Sizhui saja.”
“Bilang aja kalau mau fokus buat mencari ibu sambung untuk Sizhui.” Godaan nyonya Jiang hanya ditanggapi oleh kekehan kecil.
Setelah anak-anak kecil itu pergi, Xiao Zhan terlibat perbincangan serius dengan ayah angkatnya perihal kondisi markas.
“Wen Ning bilang kalau naga hitam mulai bertingkah. Mereka mengganggu transaksi kita di pelabuhan dan beberapa orang-orang kita disandera oleh mereka.”
“Mn, itu juga yang menjadi alasan Zhan untuk keluar dari kepolisian. Dunia atas dan bawah Zhan sudah terbengkalai.” Fengmian menganggukkan kepalanya.
“Zhan, ayah sudah tidak lagi muda. Untuk melakukan hal-hal berat seperti ini, ayah sudah tidak selincah dan sehebat dulu. Kau paham maksud ayah kan, nak?” ucap pria paruh baya itu.
Xiao Zhan membalasnya dengan anggukan kepala. Setelah perbincangan cukup panjang itu, Xiao Zhan mengganti pakaiannya menjadi pakaian yang lebih tertutup, lalu pergi menuju markas di dunia bawahnya.
Xiao Zhan melangkahkan kakinya dengan tegas di sebuah bangunan yang megah dan mewah bak istana. Di sepanjang perjalanan, para bawahannya sedang membungkuk sopan ketika melihat bos mereka. Xiao Zhan langsung menuju lantai tiga yang hanya bisa diakses oleh para petinggi.
“Sean, untung kau kesini jadi aku tidak perlu menyamar menjadi tukang pengantar surat lagi.” Xiao Zhan menatap asal suara dengan datar. Dia duduk di kursi besarnya tanpa mengatakan sepatah katapun.
“Soal naga hitam bagaimana?”
“Hancurkan.” Titah Xiao Zhan dengan suara rendahnya. Orang itu mengangguk paham, lalu undur diri untuk menyiapkan penyerang mereka.
“Zichen, sudah waktunya melakukan pembersihan.” Yang dipanggil pun mengangguk paham. “Ya, baru saja aku ingin mengatakannya. Beberapa hari lalu aku menemukan beberapa tikus di markas cabang bahkan di markas utama juga ada.”
“Mn, mereka sudah mulai bergerak. Kita harus hati-hati dalam bertindak. Jangan sampai lengah. Tambah porsi latihan, dan sudah waktunya untuk mereka ke permukaan.”
“Itu berarti, kau akan berhenti menjadi sipir?” Xiao Zhan menganggukkan kepalanya, “Ya, aku sudah bosan. Dan lagi, aku sudah mendapatkan buruan yang menyenangkan. Keluarlah, biarkan aku sendiri.” Dengan menahan rasa penasarannya, Zichen meninggalkan sang bos sendiri.
Xiao Zhan menatap lurus pada luar jendela, pepohonan yang menjulang tinggi menjadi objeknya. “Wangji, apa kamu akan tetap mencintaiku saat kamu tahu jika tubuhku sudah bermandikan darah? Jika saja saat itu kamu mengatakannya dengan jujur, mungkin saat ini kita akan menjadi sebuah keluarga yang bahagia. Aku akan meninggalkan dunia bawah ini demi kamu. Namun, kamu memilih untuk menemui orang tua kita. Aku kembali kesepian, aku kembali pada dunia yang gelap, aku kembali menjadi sosok iblis yang menyeramkan. Akankah saat ini kamu tetap mencintaiku, Wangji? Wangji, Sizhui sudah tumbuh dewasa dengan cepat. Dia mewarisi kecerdasan kita berdua. Sayangnya, di dalam tubuhnya mengalir darah iblis, sehingga kini, dia haus akan darah. Maafkan aku karena telah membuat anak kita tumbuh menjadi pembunuh berdarah dingin di usianya yang masih belia. Maafkan aku yang belum bisa menjadi ayah yang baik untuknya. Wangji, aku kesepian, aku kesakitan, aku tidak tahu harus berbuat apa.”
Setelah kalimat panjang itu, Xiao Zhan jatuh pingsan. Ya, ini bukan kali pertama di beberapa bulan terakhir. Di kelelahan, ditambah dengan kenyataan saat ini, dia menjadi semakin lelah, fisik juga batinnya. Jika saja, Zhiyi tidak berniat untuk melaporkan sesuatu mungkin saat ini Xiao Zhan akan terbaring di bangsal rumah sakit dengan segala alat penunjang kehidupan.
“Brengsek! Sudah kukatakan untuk berhenti memforsir dirimu! Kenapa kau sangat keras kepala! Dasar anak nakal. Kau selalu saja bisa membuat orang lain khawatir! Jangan mati dulu, sialan! Kau masih punya banyak tanggungan.”
Baru saja dia tersadar dari pingsannya, auman kemarahan langsung menyapa indra pendengarannya. Entah dia harus bersyukur memiliki orang yang begitu peduli dengannya atau merasa sial karena ke-overprotektif mereka. Dia hanya merasa lelah bukan sekarat dan tidak akan mati dalam hitungan detik. Tidak bisa kah wanita itu tenang sedikit?
“Itu gunanya aku membayarmu.”
“Dasar setan.”
“Iblis.”
“XIAO ZHAN SIALAN! JANGAN MENJAWABKU!”
“Hm.”
Zhiyi memukul kepala Xiao Zhan cukup keras hingga pria itu mengaduh kesakitan. “Diam!”
Tak ingin menambah kekesalan wanita itu, Xiao Zhan memilih untuk bungkam sebagaimana yang diinginkan sang wanita.
Setelah lama hening, Zhiyi membuka suaranya. “Kau sudah melihat berkasnya?”
“Hm…”
“Bagaimana?” tanya wanita itu ambigu.
“Apanya?” Xiao Zhan mengernyitkan keningnya heran. Apanya yang bagaimana?
“Pemuda itu, bagaimana?”
“Hah?” Xiao Zhan tetap tidak bisa memahami apa yang dimaksudkan oleh Zhiyi.
“Bodoh banget. Pemuda itu, cocok tidak buatmu?”
“…” Xiao Zhan menatap Zhiyi dengan penuh sanksi. Cocok yang bagaimana maksudnya? Dalam konteks apa? Kenapa wanita ini bicara separuh-separuh?
“Untuk memuaskan nafsumu. Bukannya pemuda itu orang yang tepat? Atau untuk jadi ibu dari Sizhui juga lumayan oke.”
Xiao Zhan terdiam mendengar penuturan dari wanita yang sudah dia anggap sebagai kakak perempuannya itu.
Melihat keterdiaman Xiao Zhan, membuat Zhiyi menyimpulkan beberapa praduga, yang salah satunya adalah apa yang dia ucapkan adalah benar.
“Zhan…?”
“Hm?”
“Kau menyukai pemuda itu?”
“…”
“Apa dia adalah ibu kandung Sizhui?”
“Ibu kandung Sizhui meninggal saat melahirkannya. Bukannya sudah kukatakan?”
“Oke, ganti pertanyaan. Apa dia menyerupai mendiang ibu kandungnya Sizhui?”
“ … ”
“ … ”
—
To be continue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucifer
RandomStory writer by : Rain @urrainingday Main Character : Xiao Zhan x Wang Yibo Warning : BXB, YAOI, BDSM, obsession, prison, violence, rape, drugs, murder, mafia, and traitors. Cerita ini mengisahkan tentang seorang 'kepala sipir' Xiao Zhan, dan anak...