ANAK-ANAK PAK HIRO

21 1 0
                                    

Ada dua hal yang paling Kevan benci di dunia ini, yang pertama adalah saat ada seseorang yang menelponnya saat ia sedang bermain game online, dan yang yang kedua adalah...

" HARA! ASTAGA DAPUR GUE LU APAIN?"

" IIIIIIHH MBAK ABI GESERAN ADA MAUNG NGAMUK!"

" ASTAGA! BALIKIN JAJANAN GUE EGO!"

... suara berisik yang mengganggunya tidur, Kevan menghela nafas gusar, hari minggu pagi ini rumahnya sudah kalang kabut, persis seperti rumah yang sedang kebakaran. Kevan melirik jam beker yang ia sembunyikan di antara dua buah bantal di atas kasurnya.

ASTAGA! baru pukul 06.45 dan rumah Kevan berhasil mengalahkan ramainya pasar ikan di perempatan komplek rumahnya! Aisshh! Kevan mendengus, jika sudah bangun seperti ini ia tidak mungkin bisa kembali tidur dengan nyaman, terlebih dengan suara super gaduh dari saudara-saudaranya. Pria berhidung bangir itu memijit pelipisnya perlahan, dan dengan gontai melangkahkan kakinya keluar kamar, langkahnya pelan menyusuri tangga pualam yang langsung menghubungkannya dengan dapur dan ruang makan. Diliriknya sekilas meja makan yang sudah terhidang beraneka ragam masakan, ia terkekeh, padahal ini masih sangat pagi tapi isi meja makannya seakan mereka tengah bersiap untuk makan malam.

Kevan akui keluarganya memiliki nafsu makan yang cukup besar, dan paling tidak bisa jika makan tidak ada nasinya. kalau kata Mbak Abi-kakaknya yang nomor dua- itu mah nyemil doang kalau gak ada nasinya!, Kevan mendudukkan dirinya di salah satu kursi di meja makan, tangannya terulur, mencomot sepotong bakwan jagung yang masih mengepulkan asap putih tipis.

"HEH! ya ampuunn Kevan, jorok banget sih bangun-bangun langsung nyomot makanan, gosok gigi dulu sana, astaga"

Kevan sedikit berjengit, belum ada segigit bakwan jagung masuk ke mulutnya, kakaknya yang paling tua sudah hadir dengan omelan khasnya.Tangannya membawa seteko teh hangat. Kevan meringis menatap kakaknya melas.

" kak gue duluan ya, udah laper banget gue" ucap Kevan semelas mungkin, namun kakaknya itu hanya menatapnya datar.

" gak mempan melas-melas gue, bersih-bersih dulu baru makan bareng sama yang lain"

Kevan merengut namun tetap menurut pada perkataan kakak tertuanya itu, pasalnya jika sudah mengamuk seremnya sudah hampir menyamai harimau yang diganggu anaknya, Kevan tak mau ambil risiko.

Kakaknya yang paling tua ini lebih sering Kevan panggil dengan Kak Oca padahal nama panjangnya adalah Akira Oza, Kevan malas saja memanggilnya Kak Oza, kesannya tomboy sekali padahal kakaknya ini sangat feminin dan GALAK BANGET! jadi Kevan memilih memanggilnya Kak Oca, tapi kebiasannya ini malah diikuti kakak kedua dan adiknya yang paling kecil, yah, walaupun Kak Oca juga tidak peduli dengan panggilan yang diberikan adik-adiknya.

Ada satu lagi fakta unik tentang Kak Oca menurut Kevan, kakaknya ini hobi sekali mengomel, perpaduan yang indah dengan karakter kakaknya yang galak pake banget. Hal apa saja bisa menyebabkan kakaknya ini ceramah panjang + lebar, seperti lupa menutup pintu kamar, tidak mengambil pakaian dengan rapi, atau karena adiknya yang paling kecil,Hara, tiba-tiba datang dan mengusilinya. Intinya banyak hal sepele yang dapat kakaknya ini naik pitam.

Kevan sedikit mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil yang bertengger di pundaknya, ia sudah kembali mendengar suara ricuh dari arah dapur, aah ini tandanya semua saudaranya sudah berkumpul di ruang makan.

"KEVAANNN SINI CEPETAN KITA UDAH LAPERR!"

Kevan memutar bola matanya malas mendengar namanya di teriakkan oleh kakak keduanya yang memiliki suara super melengking saat berteriak.

" suara lu kaya suara Mang Aji lagi nyanyi pas dia lagi nyapu tau ga mbak"

 Abi melotot tak terima, enak saja sura emasnya disamakan dengan suara Mang Aji, marbot masjid dekat perumahan mereka yang terkenal dengan suara cemprengnya, terlebih saat sedang menyanyi, Kevan angkat tangan saking merdunya.

Rumah KitaWhere stories live. Discover now