"Anggep aja rumah sendiri, gak perlu sungkan,"Seru Neva sambil memasuki ruang tamunya, ruang tamu megah dan rumah megah bak istana tuan putri.
Kini Neva, Kiran, Al, dan Nathan ada di rumah Neva, lebih tepatnya ruang tamu rumah Neva, ruang tamu yang luasnya tak kira kira, ruang tamu bercat putih dengan perpaduan warna yang mendominasi, ruang tamu megah dengan berbagai macam lukisan di dindingnya, sudah seperti musium saja.
Kiran duduk di salah satu sofa begitu juga dengan Nathan sedangkan Al mematung di mulut pintu.
Al mengedarkan pandangannya, melihat seluruh penjuru ruang tamu tanpa terkecuali, mulai dari sofa, lukisan sampai furniture kecil di meja sudut ruangan Al merasa sangat familiar, seolah selama bertahun tahun ruang tamu ini tak pernah di ubah, apa lagi lukisan besar yang terpampang di dinding yang menghadap pintu ruang tamu.
Lukisan berisi anggota keluarga Neva, dimana menampilkan Neva saat masih kecil.
" ... Ini..?,"Gumam Al dengan wajah tercengang hebat.
"Kenapa Al?,"Tanya Neva saat melihat wajah terheran apa lagi saat melihat lukisan keluarganya, Neva jadi berpikir aneh aneh, dan lagi ini pertama kalinya Al membuat ekspresi selain datar seharian ini.
"Gak, gw mau ke toilet, toilet lo dimana,"Jawab Al dengan mengalihkan pandanganya seolah tak mau bersitatap dengan Neva.
Tak ambil pusing Neva segera berjalan mendahului Al "Ikuti gw,"Ucap Neva dengan artian ingin menunjukkan dimana toiletnya berada, tanpa jawaban Al mengikuti Neva keluar ruang tamu.
"Di sana,"Tunjuk Neva pada pintu bercat putih yang berada tak jauh di depannya, mereka kini berada diantara dapur dan toilet.
Melihat Neva menunjuk tempat tadi Al segera berjalan ke arah yang di tunjuk Neva "Mbok,"Panggil Neva pada ART yang tengah berkutak di dapur, tengah mencuci piring mungkin?.
ART itu menoleh setelah mencuci tangannya "Iya non?,"Tanya Art itu menghampiri Neva.
Neva menggulung lengan seragamnya "Bisa buatin minuman yang biasa buat 4 orang?,"
ART itu mengerutkan dahinya"Yang biasanya non minum?,"Tanya ART itu.
Neva mengangguk membenarkan "Ya, bisakan?, kalau cowok tadi nanya gw di mana, bilang aja di kamar, ganti baju,"Seru Neva memberi perintah.
ART tadi mengangguk "Baik non,"Jawabnya.
Merasa tak ada yang perlu di bicarakan lagi Neva segera melenggang ke luar dapur, meninggalkan ARTnya yang kini tengah menjalankan perintahnya, Neva akan mengganti bajunya dulu setelah itu baru mengambil alat melukis nya, seingatnya stok kanvasnya sudah habis, tapi lihat saja nanti mana tahu masih tersisa.
Neva berjalan menaiki tangga, berjalan menuju lantai atas ... Tepatnya kamarnya, ia menggapai knop pintu kamarnya, memutar lantas mendorong, tak lupa menguncinya saat Neva benar benar masuk kedalam kamar.
Dan apa yang di lakukannya? Apa lagi kalau bukan berganti pakaian.
༺⁴ɢᴡᴛs༻
"Bener bener abis ternyata,"Ucap Neva pada dirinya sendiri, setelah berganti pakaian ia langsung melenggang keruang favoritnya, dimana ruangan itu biasa Neva gunakan untuk melukis.
Neva kembali berdiri tegap dari semulanya menunduk, kalau begini ia tak punya pilihan lain selain membelinya "Harus beli kah?,"Monolog Neva dengan menggaruk tengkuknya, ia agak malas untuk pergi, tapi mau bagaimana lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
4 Girls With Their Stories
JugendliteraturPLAGIAT JAUH JAUH!!🔪😄 Cinta monyet, semacam perasaan suka dan cinta yang kerap terjadi pada remaja, bisa dibilang semacam virus? lumrahnya virus ini .... Oke sebut saja virus! Lumrahnya virus cinta monyet ini menyerang para remaja. Virus yang tak...