BAGIAN 12

86 9 0
                                    

Lusi pun merencanakan sesuatu untuk mencelakai Arvan dan Arvin. Saat Arvan dan Arvin tengah berjalan jalan bersama mbok inem di taman kota.
"Mbok mau es krim itu" ucap Arvin
"Ya sudah kalian tunggu sini," kata Mbok inem
"Oke" jawab Arvan
Saat Arvan dan Arvin pun menunggu mbok inem membeli es krim,Arvin pun melihat seekor kucing  ingin menyebrang, Arvin yang merasa kasian pun berlari ke tengah jalan hingga dari jauh sebuah mobil melaju kencang dan

BRAAK

Arvin tertabrak mobil membuat Arvan mematung, lalu berteriak.
"Adek!" teriak Arvan
Arvan pun menghampiri Arvin yang tergeletak dengan kepala berdarah.
"Adek bangun...hiks....hiks. ...hiks...." tangis Arvan
Mbok Inem pun terkejut lalu menelpon ambulan. Ambulan pun datang dan membawa Arvin ke rumah sakit. Sedangkan pelaku tabrakan itu tersenyum kemenangan lalu pergi begitu saja.

Arvin pun di larikan ke rumah sakit, Arvan menangis ketakutan.
"Hiks...hiks ...hiks...adek! Maafin abang" tangis Arvan mbok inem pun memeluk tubuh Arvan.
Arya dan Agatha pun menuju ke rumah sakit setelah mendapat telpon dari mbok inem.
"Arvan" panggil Agatha
"Mama" tangis Arvan pun memeluk Agatha
"Sudah sayang...tenang...ya" kata Agatha menangis
"Ma..adek baik baik aja kan...ma...adek gak akan ninggalin abang kan ma...hiks...hiks...hiks..." tangis Arvan dengan bahu bergetar
"Gak sayang...adek gak akan ninggalin abang kok" ucap Agatha
"Abang takut ma...adek ninggalin abang...abang gak mau kehilangan adek ma...hiks...hiks...hiks" tangis Arvan
Agatha terus menenangkan Arvan, hatinya sakit kenapa harus kedua anaknya yang mengalami nya. Arya yang melihat Arvan menangis di pelukan istrinya juga membuat hatinya sesak, apalagi Arvin yang harus mengalami itu.
"Arvin anak papa kuat, jangan tinggalin papa, mama dan juga abang ya dek" batin Arya meneteskan air matanya

Satu jam sudah menunggu di ruang ICU, Kania pun keluar dari ruangan itu.
"Kania bagaimana keadaan adek?" tanya Arya
"Adek kehilangan banyak darah dan dia sekarang membutuhkan darah" jawab Kania
"Ambil darah ku, aku ayah kandungnya" kata Arya
"Baiklah kita periksa dulu ya" ucap Kania
Agatha yang mendengar itu pun menangis untung saja Arvan tidur di pelukan Agatha jadi dia tidak mendengar pembicaraan Arya dan Kania.

Arya pun memeriksa kecocokan golongan darahnya dengan Arvin dan ternyata golongan darahnya sama,Arya pun memberikan darahnya untuk Arvin.
"Sudah mas" tanya Agatha
"Sudah sayang" jawab Arya mengusap kepala Arvan.
Arvin koma, sekarang sudah di pindahkan di ruang perawatan, Agatha menatap sendu putra bungsunya, hatinya sesak melihat tubuh putranya terpasang alat alat rumah sakit, kepalanya di perban.
"Ini pasti sakit ya sayang...maafin mama sayang...mama...gak bisa jagain kamu...hiks...hiks...hiks, cepat bangun sayang semua orang menunggu termasuk abang" kata Agatha menangis
"Mama" panggil Arvan
Agatha pun menghapus air matanya, dia tidak ingi terlihat rapuh di mata putranya, dia harus kuat di depan kedua putranya.
"Ya sayang...mama di sini" ucap Agatha tersenyum
"Mama nangis?" tanya Arvan menangkup wajah Agatha
"Gak sayang, mama gak nangis kok, tadi kelilipan" jawab Agatha tersenyum lembut
"Mama jangan sedih, abang yakin adek pasti bangun, dan kembali sama kita, jadi mama jangan sedih ya" kata Arvan tersenyum gummy
Arya yang mendengar cara Arvan menenangkan istrinya pun salut, Arya tidak menyangka putra nya bisa bersikap dewasa seperti itu padahal umurnya masih kecil tapi pikirannya layaknya orang dewasa, begitu juga Agatha tidak menyangka seketika Agatha menangis.
"Mama cup...cup...jangan menangis, nanti cantiknya ilang loh, kita berdoa saja supaya Adek cepat sembuh" kata Arvan pun memeluk Agatha.


Bersambung

ARE YOU MY DAD AND MOM ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang