Get That Ice Girl

13 - Arvaac

Halo guys sorry ya baru bisa up lagi hehe, marahin guruku noh ngasih tugas pada nggak ngotak. Yaudah btw enjoyy.

----o00o----

" Watashitachi o yurushitekudasai"

"HAHAHAHAHA"

"Orokamono...."

"Burn him down"

Aghhhhhhhh

Aghhhhhhh

"Yurushiteeeeee"

Aghhhhhhh

"Takige-san... Zenbu-"

"Indonesia dake"

"Aaa hai...."

"Lawan sudah kami kalahkan semua tuan, sekarang mansion ini sudah menjadi milik kita tuan..."

"Hmmm, bagus"

"Ee... Tuan sekarang harus kita apakah mansion ini tuan apakah harus kita buat markas baru disini tuan?"

"Terserah saja...."

"Gazel....."

"Iya tuan?"

"Sampai waktu yang ditentukan saya memerintahkan kamu untuk memimpin kelompok ini"

"Hahh.....kenapa tuan"

"Hmmm mungkin sudah saatnya saya pulang menuju apa yang disebut itu rumah"

"Sudah saatnya saya melihat putra kecil saya, mungkin dia sudah menjadi sangat kuat dan setinggi saya"

"Gazel.... Saya ingin kamu memerintahkan kelompok ini sampai saya kembali, apakah keberatan?"

"SIAP TIDAK TUAN, SAYA MERASA TERHORMAT UNTUK MEMIMPIN KELOMPOK TERBESAR DI JEPANG MESKIPUN HANYA SEMENTARA"

"SAYA PASTIKAN KELOMPOK INI TETAP SEPERTI SEDIAKALA SAMPAI NANTI TUAN KEMBALI"

"Terimakasih Gazel.."
.
.
.
.
.

Rumah... Banyak yang bilang jika rumah adalah sebuah tempat kita untuk beristirahat. Lalu apakah rumah itu hanyalah sebuah kasur yang empuk karena tempat itu tentu bisa kita gunakan untuk istirahat, akhh sungguh memusingkan.

Kini aku sedang berjalan menuju tempat yang disebut rumah itu, sesungguhnya aku sedikit malas jika pulang kerumah ini, isinya sangat membosankan hanya kegiatan kegiatan monoton yang dilakukan membuat ku lebih sering berkeliaran diluar rumah.

Dengan menggunakan motorku... Sudah 30 menit semenjak aku mulai berjalan pulang hingga akhirnya aku pun telah sampai ke rumah yang menurut ku bangunan sialan ini tidak bisa ku sebut sama sekali rumah.

Mungkin... Lebih tepatnya istana, bagi sebagian orang mempunyai bangunan berbentuk istana memanglah sangat menyenangkan namun tidak bagiku ini sungguh berlebihan hingga membuat ku enggan menyebutnya rumah. Inilah alasanku lebih suka berada di luar.