Halo semuanya up lagi nih tapi sebelum lanjut aku mau kasih suatu sistem timbal balik lah ya istilahnya buat kalian.
.
.
.
.Jadi cerita ini kan bisa kalian vote yaa dan vote itu menandakan kalau kalian suka akan cerita tersebut dan menandakan juga kalau cerita ini memang layak untuk dilanjutkan jadi aku mau minta sesuatu ke kalian.
Aku mau bikin batasan minimal vote untuk kalian, "KEUNTUNGANNYA APA KAK?" nah jadi semisalnya aku udah nentuin batasan vote buat cerita ini, kalian mempunyai hak untuk menuntut aku untuk langsung minta up setelah cerita bab sebelumnya sudah sampai target vote.
Dan akan aku pastiin setelah vote target itu tercapai aku akan up karena itu jatuhnya akan jadi amanah guys gitu.
Contoh:
Aku minta semua cerita yang sudah ku up batas nya 50 vote ketika semua itu sudah tercapai aku akan draft dan batas maximum nya adalah 1 hari untuk aku up.
Paham kan ya hehe maaf ya soalnya aku ngerasa ceritanya kurang layak gitu untuk dilanjutkan jadi aku minta bantuan kalian juga.
Jadi mohon bantuannya ya semua.
Untuk batasan vote kali ini:
50 VOTE
.
.
.
.----O00O----
Sinar matahari yang menyinari ruang kamar tidur gadis nan cantik itu terpancar dibalik jendela.
Gadis itu tengah bersiap menuju tempat yang sering ia kunjungi tak lain tak bukan adalah sekolah.
Sembari menyiapkan bukunya ia melihat kearah handphone nya yang sedari tadi berdering.
Tutt
"Halo?"
"Haii adel kamu udah siap belum?"
"Udah"
"Oke aku udah di luar ya"
"Oke"
Tuutt
Panggilan itu pun dimatikan secara sepihak oleh Adel karena ia akan langsung turun tak ingin membuat orang yang akan menjemputnya hari ini menunggu lama.
Ia pun meninggalkan kamar tidurnya dan langsung turun menuju ruang tamu, tak lupa ia membuat roti cepat saji untuk ia sarapan.
Sebelum pergi ia membalikkan badannya memastikan tak ada yang tertinggal, namun nihil hanya kekosongan yang terlihat, pamannya yang tak lagi pulang. Meskipun itu sudah menjadi hal biasa baginya.
Cklek
"Hai" ucapnya pria itu yang sedang bersender di motor besarnya.
"Hai maaf lama" balas adel.
Pria itu tersenyum " gak papa kok, yuk berangkat" lanjutnya.
"Bentar ze kunci rumah dulu" ucapnya kepada pria itu yang ternyata adalah Zean.
"Udah yuk" ajak Zean yang memang sudah meminta izin untuk mengajak adel berangkat bersama semalam.
Akhirnya Adel dan Zean pun berangkat bersama, meskipun dalam kecepatan sedang karena Zean ingin melihat satu kebiasaan Adel yang sangat ia sukai selama mereka berangkat bersama.

KAMU SEDANG MEMBACA
Get That Ice Girl
Teen Fictionsegalanya... itu merupakan kata yang cocok untuk laki -laki bernama Zean ini. Ia mempunyai segalanya harta, popularitas, ketampanan,bakat ,dan bahkan kepintaran. Jika dia mau maka dia dapat membuat ia merasa bosan.... akankah ada yang dapat membuat...