Hari Minggu Pukul 09:00 am.
Seorang anak laki-laki berusia 21 tahun sedang menyetrika pakaiannya, ketika ia pergi ke kamarnya untuk menyimpan pakaian yang telah disetrika tiba-tiba adik bungsunya yang tak lain adalah Sooya, ia datang dan bermain setrika yang masih menyala.
"Ini sangat bagus! geng...geng..." .ucapnya sembari bermain setrika dengan cara mendorong maju mundur seperti mobil mainan.
Tak berselang lama ketika kakak laki-lakinya sebut saja Arya yang baru saja keluar dari kamarnya, ia terkejut saat melihat adik perempuannya itu bermain setrika yang masih menyala. Bergegas ia pun menegur adiknya...
"Astaga..hey Sooya jangan sentuh itu!" Tegurnya lalu menghampiri sang adik
Akan tetapi yang ditegur bukannya pergi justru ia masih berada ditempatnya dan menatap ke arah kakaknya dengan penasaran
"Aih, tidak boleh disentuh ya? Memangnya kenapa oppa?" Tanyanya sambil memiringkan kepalanya penasaran
"Nanti tanganmu akan sakit." Jawab sang kakak dengan singkat
"Sakit? Sakit bagaimana oppa?" Tanyanya lagi dengan tatapan polosnya
Hal itu membuat sang kakak (Arya) menghela nafas sabar, lalu ia pun mendekati adiknya. Arya meraih tangan mungil adik perempuannya lalu menempelkan sedikit tangan mungil itu ke bagian atas setrika yang masih panas
"Au, sakit..." Ucap Sooya yang menarik tangannya sendiri dengan mata berkaca-kaca
*Nah, sakit kan? Makannya jangan disentuh lagi ya? Mengerti?" Titah Arya kepada adik perempuannya sementara itu Sooya hanya mengangguk dan menahan tangisnya
"Ya sudah kalau begitu oppa mau melanjutkan menyetrika, kamu boleh pergi dan bermain sana hm...?" Titahnya sambil mencium pipi adiknya sekilas
Sooya pun hanya menganggukkan kepalannya tanpa membantah, ia langsung berlari ke arah ruang tengah yang dimana kakak sulungnya berada, saat itu juga tangisan Sooya pun terpecah membuat kakak sulungnya terkejut.
Angga adalah kakak sulung dari ke delapan bersaudara, selain menjadi kepala rumah tangga yang bekerja demi mencukupi kebutuhan adik-adiknya, ia juga sangat menyayangi ke tujuh adiknya tanpa membedakan satu sama lain, di hidupnya semua adik-adiknya adalah prioritasnya terlebih lagi jika sudah menyangkut adik bungsunya, ia begitu sangat menyayanginya seperti seorang anak.
"Arya!! Kemari lah kau!! " Teriaknya dari arah ruang tengah yang membuat Arya terkejut dan langsung pergi menghampirinya
"Iya, ada apa hyung?" Tanyanya tanpa menyadari perbuatannya
"Kamu apakan adik kecilku?" Tanyanya kepada Arya sembari menenangkan adik perempuannya yang masih sesenggukan karena menangis
"Why? eemmm...dia tadi menempelkan telapak tangannya sendiri ke setrika yang masih panas." Jawab Arya dengan santai tanpa rasa bersalah
"Sooya tidak pernah berbohong, jika kamu berkata jujur, aku tidak akan marah jadi katakan yang sebenarnya!" Sarkas Angga kepada Arya yang beralasan
Arya pun menghela nafas panjang "Baiklah, jadi begini............" Ia menceritakan semua kebenarannya
"Sooya, tutup telingamu sayang?" Titah Angga dengan lembut yang membuat adik perempuannya hanya menurut lalu menutup kedua telinganya dengan telapak tangannya yang mungil.
"YAK! KAU MELAKUKAN ITU HANYA UNTUK MENYAKITINYA?! APA KAU SUDAH GILA? BAGAIMANA JIKA TANGANNYA TERLUKA?!" omelnya kepada Arya seperti kereta api lewat :v
"Aish hyung! Kau berbohong, katanya kalau jujur tidak akan marah tapi sekarang marah-marah?" Belanya dengan kesal
"Anggap saja itu teguran karena kau sudah membuat adik kecilku menangis dan kesakitan!" Ucap Angga yang menggendong Sooya dan membawanya pergi dari hadapan Arya.
KAMU SEDANG MEMBACA
💜⟧⟦ SEVEN MY BROTHERS IS MY BODYGUARD (END) ⟧⟦💜
Humor*SEVEN MY BROTHERS IS MY BODYGUARD* "Oppa...!!! " Teriak gadis kecil itu dengan antusias mengejar ke tujuh kakaknya Inilah kisah tentang kehidupan seorang gadis remaja yang masih lugu berusia 13 tahun. Gadis yang terlahir dengan menderita penyakit...