"Abang?"
Kaizo merasakan guncangan pelan di bahunya, matanya yang masih terasa berat terbuka perlahan. Kepalanya menoleh dan menemukan Fang menatapnya.
"Abang kenapa tidur di meja belajar?" Tanya Fang.
"Hmm?" Respon Kaizo, dia menegakkan tubuhnya yang bersandar di meja belajar, menggosok matanya pelan, dia sadar dia ketiduran di meja belajarnya. Saat bangkit, tatapan adiknya segera terarah pada kumpulan buku masak yang terbuka, dengan gesit Kaizo segera menutup buku-buku itu dan menyusunnya hingga tersembunyi di kumpulan buku kuliahnya "Jam berapa sekarang Fang?"
"Jam sembilan," balas Fang. "Abang sibuk mengerjakan tugas kuliah ya tadi malam?" Tanyanya khawatir. "Masih mau tidur?"
Kaizo menggeleng. "Tidak, abang sudah segar, lagipula kan hari ini kita belanja."
"Tidak apa-apa kalau abang masih mau tidur, nanti Fang saja yang belanja sendiri, Fang sudah mencatat bahan-bahannya kok."
Kaizo tersenyum kecil. "Tidak, sungguh, abang sudah tidak ingin tidur, maaf ya abang kesiangan, akan kusiapkan sarapan," ucapnya seraya bangkit.
Kali ini senyuman merekah di wajah Fang. "Ah kalau soal sarapan, sudah Fang siapkan, abang mandi saja dulu, Fang akan pastikan sarapan abang nanti masih hangat."
Kaizo mengangguk walaupun hatinya merasa tidak enak karena bangun kesiangan, dia segera pergi ke kamar mandi dan bersiap, Fang sendiri terlihat sudah rapi berpakaian saat membangunkannya tadi, seperti sudah siap berbelanja walaupun saat ini masih pukul sembilan pagi dan pasar swalayan belum ada yang buka.
Saat turun ke ruang makan, Kaizo menemukan adiknya telah menyiapkan Kaizo sarapan berupa telur orak arik jamur, French toast dan ada salad simple berisi salada dan tomat cherry sebagai pendampingnya, Fang bahkan bersikap manis sekali dengan membuatkan Kaizo kopi.
Biasanya Kaizo yang menyiapkan sarapan, Kaizo merasa hal itu adalah tanggung jawabnya, namun akhir-akhir ini saat Fang bangun lebih pagi, anak itu selalu menggantikan tugas Kaizo dengan membuat sarapan panas yang mungkin dia pelajari dari Tok Aba saat bermain bersama Solar dan Thorn ketika menunggu Kaizo pulang kuliah.
Sarapan yang biasa Kaizo siapkan biasanya hanya sereal atau roti dengan selai, terkadang bubur dari tukang yang biasa lewat di depan rumah mereka, Kaizo selalu menyiapkan enam macam sereal dengan rasa berbeda dengan berbagai jenis susu seperti oatmilk, soymilk dan susu biasa agar Fang tidak bosan, berbagai jenis roti seperti Baguette, Croissant, Bagel, dan Crumpet juga selalu ada di rak dapur, selai beraneka macam rasa mengisi kulkas mereka.
Apapun yang tidak perlu menyentuh kompor atau oven masih dapat Kaizo buat, lalu apapun yang harus memasuki proses pemasakkan harus dia lakukan hati-hati, karena 8 dari 10 masakan yang dia buat pasti berakhir tidak baik.
Kaizo merasa tidak enak saat melihat sarapan sederhana yang disiapkan Fang adalah jenis makanan yang jarang dia siapkan, terkadang Kaizo juga mencoba membuatnya namun entahlah... sesuatu selalu berakhir salah.
Selama sarapan, Fang tidak henti hentinya membuka-buka-buku tutorial membuat cake, kumpulan buku masak itu selalu ada di rak buku ruang keluarga mereka, ibu mereka yang membeli buku itu beberapa tahun lalu namun sering tidak punya waktu untuk mempraktekkan resepnya dikarenakan padatnya jadwal kerjanya.
"Nanti kalau bunda dan ayah pulang, kita buat cake lagi ya?" Tanya Fang seraya menyuap telur orak ariknya.
Di seberang meja Kaizo mengangguk, ikut menyuap sarapannya, rasa asin, gurih dan pedas lada menyebar ke dalam mulutnya, perpaduan yang sempurna "Iya, kita buat cake sebanyak yang Fang mau," balas Kaizo, dadanya berdebar memikirkan esok hari, walaupun dia sudah menenangkan diri dengan berusaha menyamakan memasak dengan praktek kimia namun Kaizo tahu dua hal tersebut masih berbeda dan dia gagal menipu dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Allergy Attack
Historia CortaFang kecil ingin kucing, tapi sang kakak tidak mengizinkan, beribu-ribu alasan si kakak keluarkan namun tidak ada satupun alasan yang sesungguhnya keluar