1 - Pertemuan Awal

1.3K 284 110
                                    

“Ih, kamu tuh siapa si. Narik-narik tas aku kaya gitu!” Kesalnya. “Kamu preman ya atau begal? Yaudah nih buat kalian abis itu jangan ganggu aku lagi ya.” Sambung gadis itu memberikan 3 coklat batang dari tasnya. Ketika hendak pergi tas gadis itu ditarik kasar. Pria itu juga menginjak coklat pemberian nya hingga hancur.

Gadis itu menatap nanar coklatnya. “Bangsat! Lo kira kita apaan dikasih coklat, hah?!” Gadis itu terkejut mendapat bentakan. Tapi ia lebih sedih ketika coklatnya berakhir tragis. 

“Kalian itu siapa si, aku ga kenal. Kenapa coklat aku kalian geprek gitu. Dasar cowo jelek." Hardik gadis itu. Awalnya ia fikir jika memberikan coklat, semua masalahnya akan hilang begitu saja. Namun, dugaan nya salah. Ia malah menambah masalah yang baru. Padahal coklat itu pemberian dari kakak nya yang baru saja pulang dari UK.

Gadis itu tidak memberontak sama sekali, ia hanya melipatkan tangannya di dada dengan bibir yang mengerucut. Pria itu terus saja memaksa gadis itu untuk masuk kedalam mobil. Dari kejauhan motor sport berwarna hitam melaju kencang ke arahnya. “Aku bakal mati disini?” Batinnya, ia memejamkan matanya takut. 

“Loh, kok gajadi mati?" Ucapnya heran.

Motor itu berenti tepat di depan mereka. Laki-laki itu turun dan membuka helm fullface yang ia gunakan. Laki-laki yang sedang ada dihadapannya adalah Gevanno Wibowo. Berbadan tegap, berkulit putih, bermata hazel, dengan pakaian yang rapih dan menggunakan seragam yang sama dengan gadis itu. Gevan adalah kaka kelasnya, terkenal dengan kepopuleran dan ketampanannya. Gevan adalah ketua dari “BlackWolf”. Suatu genk yang memiliki lumayan banyak anggota, dan memiliki banyak rival. Tidak ada yang tidak mengenali mereka. Ia juga paling ditakuti disekolah, karena dirinya adalah cucu dari pemilik yayasan di sekolahnya Radjawali School

Tawa pria itu terdengar mengejek. “Pahlawan kesiangannya dateng nih.” Tanpa apa-aba tiga pria itu memberikan pukulan, namun Gevan berhasil menghindarnya. Gevan melayangkan satu pukulan di perut dan membanting satu persatu pria itu. Mereka yang masih bisa bangun, menyerang kembali. Gevan dengan cepat menendang bagian punggung hingga tersungkur kebelakang. Tidak butuh waktu lama, mereka semua jatuh dan memilih untuk pergi.

“Tunggu pembalasan gua." Ucapnya di sela kepergiannya.

Gadis itu terdiam mematung tengah apa yang telah ia lihat. Seorang Gevan menolongnya. Gadis itu tersenyum senang tengah apa yang dilakukan gevan, ia merasa bahwa dirinya seperti bak tuan putri yang di selamatkan oleh pangeran dari kegelapan. Hayalannya tentang gevan langsung terlintas dibenaknya, membuat dirinya tersenyum geli.

“Kak Gevan, keren banget. Bisa kungfu kungfuan gitu. Ayo kak, jadi pacar aku yuk.” Gevan yang melihat itu menatapnya aneh. Pasalnya saat ini tengah bahaya. Bagaimana tidak, gadis itu ingin di culik, namun ia bersikap biasa saja seolah tidak ada yang terjadi.

“Lu tuh sadar ga sih, kalo lu dalam bahaya tadi? Jangan tolol tolol banget jadi cewe. Gua gak mau punya cewe yang kelebihan kalori kaya lu gini. Lepas, dan anggep gua ga pernah nolong lu." Ucapnya penuh tekanan dan meninggalkannya begitu saja, motornya pun melaju kecepatan diatas rata-rata.

Gadis itu Carolline Anastasya Bratawijaya, memiliki pipi yang sedikit chubby dan berlesung, berkulit putih, berbadan sedikit gempal namun tidak gendut, memiliki wajah yang cukup lucu, dan bersurai coklat. Tidak heran jika ia disebut “kalori” karna badannya yang bisa dibilang berisi. Mukanya yang lucu juga tidak terlihat seperti se usiannya.

Gadis itu mencerna ucapan Gevan. “Emang tadi mau di culik? Kok gak kerasa, ya.” Tanya nya pada diri sendiri. “Tapi, kak Gevan tadi berdamage banget, jadi sukaa." Teriaknya kegirangan dan kembali berangkat menuju sekolah sambil bersenandung.

Sesampainya Carolline di gerbang sekolah, ia melihat temannya sedang berjalan bersama menuju pekarangan area sekolah. “Cika, Belle,Zaza.” Panggilnya langsung menghampiri. Carolline membuka tas dan mengelurkan 3 bungkus coklat. Ia sengaja membawa banyak untuk dirinya dan juga temannya. Namun, sebagian sudah di injak oleh pria jelek. Jika diingat, ia masih cukup kesal. 

“Nih untuk kalian, dimakan ya jangan diinjek!" Peringat Carolline. Temannya sedikit bingung.

“Lo ultah, Car?” Tanya Zaza, temannya yang lain pun mengangguk sependapat dengan pertanyaan Zaza. Carroline menggelengkan kepalanya.

“Oh, valentine ya? Tapikan masih lama, Car. Mana bukan coklat lokal pula." Carolline memberhentikan makannya. “Ini dari, bang calvin." Belle yang mendengar itu kaget dan spontan memegangi pergelangan tangannya Carolline.

“Abang lo yang ganteng itu, Car? Kenalin gua dong, siapa tau bisa jadi kaka ipar lu kan. Nanti gua beliin coklat deh, sepabrik." Bujuk Belle. Carolline yang mendengar itu sangat antusias di iming-imingi coklat.

“Dill." Ucapnya bersama dan berjabatan tangan. Zaza dan Chika yang melihat itu menggelengkan kepalanya.

Jam pelajaran sudah dimulai, namun ketua kelas, Bimo memberitahu bahwa guru-guru sedang rapat dan kelas menjadi jamkos. Jam dimana disukai semua murid, bagaimana tidak, mereka biasanya menggunakan waktu jam kos untuk jajan di kantin, tidur, bermain, dll. Lain hal dengan Carolline, ia terus membayangkan dirinya dan juga gevan. Hatinya berbunga-bunga saat ini. Lamunan nya tentang Gevan hilang dan ia terbangun, kala Chika memanggil namanya begitu keras, tepat di telinganya.

“Woi, Car!” Teriak Chika kesal.

“Kenapa sih chik, sakit tau kuping aku. Aku tuh lagi bayangin kak gevan barusan.” Zaza yang mendengar itu tidak mengerti maksud nya. Tidak pernah nama gevan terlontar dari mulut Carolline.

“Gevan, abang gua?” Tanya zaza. Carolline mengangguk, ia menceritakan seluruh kejadian yang tadi ia alami bersama gevan. Zaza adalah adik gevan, cowo yang saat ini ia sukai. Carolline juga mempertanyakan apakah dirinya tadi ingin diculik atau bagaimana. Zaza menggelengkan kepalanya.

“Itu lo mau di culik, Car. Tapi lo gapapa kan, ada yang luka gak atau sakit gitu. Duh calon adik ipar gue." Ucap Belle memeriksa bagian tubuh Carolline berharap tidak ada luka satupun disana. Ia menghela nafas lega, bahwa temannya baik-baik saja.

“Engga, kan ada superhero aku tadi.” Jawabnya sambil terkekeh.

“Car, lain kali lo harus hati-hati. Inget ya jangan terlalu suka juga sama abang gua. Gua takut dia nyakitin lo.” Ucap Zaza memperingati Carolline. Memang, setiap ada yang mendekati Gevan ia selalu tidak suka dan berujung mendapat ucapan pedas darinya.

"Lagian, lo kenapa bisa jalan kaki, jatuh miskin dadakan, Car?" Pertanyaan Chika langsung mendapat jitakan dari Belle. Chika mengerang kesakitan. Mulutnya memang tidak bisa di filter.

"Pengen jalan aja, mau diet aku tuh. Kemarin aku baca di wikipedia katanya kalo jalan berkilo kilo bisa bikin kurus. Jadi aku coba aja deh. Tpi ternyata bikin rambut lepek ya sama keringetan juga, kok bisa ya?" Tanya nya sendiri.

Pagi tadi, ayahnya dan Calvin sudah menawarkan untuk diantar sekolah. Namun, Carolline tidak mau. Niatnya untuk diet sangat besar, ditambah ia sedang mendekati Gevan.

 









•••

Hai kalian semua, salam kenal. Aku baru banget bikin cerita ini. Aku harap kalian suka dengan cerita pertamaku. so enjoy.

⚠️"jika ada kesamaan nama tokoh nama tempat atau alur cerita. itu bentuk ketidaksengajaan, karena cerita ini pure ide dari pembuat cerita ini sendiri"

GEVANO WIBOWO | ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang