Jam menujukan pukul 05.50 yang menandakan matahari akan terbit. Bukan hanya matahari saja yang hari ini terbit dan hadir, namun kedatangan Belle pun hadir. Beberapa hari sebelumnya Carolline memang sudah janjian untuk berangkat bareng dengan Belle, bukan tanpa alasan. Selain kedua orang tuanya pergi keluar kota untuk mengurus bisnisnya, Calvin juga tidak bisa mengantar karna ada urusan mendadak. Karna itu Belle mengambil kesempatan. Ia sangat senang dan begitu antusias, tentunya bisa bertemu Calvin walaupun harus berangkat sepagi ini.
"Permisi, Carolline." Panggil belle di sela ketukannya. Tidak menunggu waktu lama, pintu rumah itu terbuka, dan menampilkan laki-laki berbadan tinggi tegap, berkulit putih, mengenakan kemeja berwarna hitam, serta rambut yang dibuat acak-acakan.
"Temennya carolline?" Tanya laki-laki itu. Belle terdiam sejenak, matanya yang semula sedikit mengantuk pun terbelalak dengan kehadiran sosok Calvin dihadapannya.
"E-eh iya kak, Carolline nya ada?" Tanya Belle gelagapan.
"Ada, baru aja mandi. Sini masuk." Ajak Calvin. Belle pun tersenyum dan mengikuti calvin masuk kedalam.
"Maaf ya, jadi ngerepotin kamu gini karna gabisa nganter. Kamu udah sarapan?" Tanya Calvin, Calvino Bratawijaya. Kerap di panggil Calvin, ia adalah anak pertama dari Axelo Bratawijaya dan Elisabeth Bratawijaya. Umurnya dengan Carolline hanya terpaut 1 tahun. Calvin meneruskan pendidikan sebelumnya di UK beberapa tahun lalu, karna permintaannya sendiri. Axel dan Elisa tentu tidak menyetujuinnya, namun calvin menyakinkan orang tuanya untuk tetap mengizinkannya pergi. Alasan ia pulang ke indonesia karna urusannya sudah selesai, dan salah satunya Elisa selalu memintanya untuk segera pulang.
"E--eh gpp kok kak, Carolline kan temen aku." Jawab Belle terbata-bata.
"Loh Belle, kmu kok cepet banget kesininya. Mau ketemu bang Calvin ya, cie-cie." Ejek Carolline yang baru saja keluar dari kamar mandi.
"M--mana ada. Bohong itu kak. gua kan mau jemput lo, car," Ucap Belle panik. Sebenarnya memang benar adanya yang di ucapkan oleh Carolline. Belle tentu saja mengelak, mau ditaruh dimana jika salah satu alasannya diketahui. Calvin yang melihat itu terkekeh milihat tingkah mereka berdua.
Aaarghhhhh, ganteng banget ya tuhan kalo senyum. Pabrik gula aja langsung bangkrut ini mah. Ga sia-sia bangun sepagi ini, emang rejeki anaknya rusdi gak kemana.
♡♡♡
Sesampainya di sekolah, mereka melihat kerumunan siswa dan siswi yang berada di depan mading. "Ada apaantuh, Car. Rame gitu, samperin yu." Belum menunggu jawaban, Belle lebih dulu menarik pergelangan tangan Carolline untuk mendekati kerumunan.Pendaftaran calon anggota osis baru SMA Rajawali resmi dibuka. Setiap kelas wajib memiliki 2 perwakilan untuk mengikuti osis. Pendaftaran ini dibuka secara umum dan bebas. Untuk perwakilan kelas yang terpilih wajib untuk mengisi formulir dan membuat visi dan misi. Batas penyerahan formulir sampai senin depan melalui Ketua Osis Bagas Adiguna dan wakil ketua osis Alvin Atmaja.
Poster yang tertera dimading sudah jadi hal lumrah tiap tahunnya di setiap sekolah, yang dimana pembukaan calon anggota osis ini sangat penting bagi siwa siswi maupun sekolah untuk berpartisipasi dalam kesiswaan di sekolah.
"Minggir-minggir!" Pinta Reno sedikit membentak. Mereka yang disuruh untuk minggir pun menepi dan membiarkan mereka untuk melihat. Pasalnya mereka takut jika berurusan dengannya, bagi mereka Blackwolf sangat berpengaruh untuknya, baik disekolah maupun di luar sekolah. Berurusan sama mereka berarti siap untuk menanggung resikonya.
"Anjay anggota osis. Minat gak, bos?" Tanya igoy disela tawanya. "Bos lu tawarin, mana mau dia, sama ketua osisnya aja bawaanya ribut terus. Ibaratnya kaya kucing sama anjing." ucap Gani. Memang benar adanya, bahwa Gevan dan Bagas tidak pernah akur. Padahal dulunya mereka adalah teman dekat. Tidak ada satupun yang tau penyebab dari bertengkarnya diantara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEVANO WIBOWO | ON GOING
Genç Kurgu⚠️WARNING⚠️ [FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] Carolline Anastasya Bratawijaya, seorang gadis yang sangat menyukai seorang Gevano Wibowo. Karna menolongnya pada pertemuan pertama mereka, membuat hari-hari seorang Gevan menjadi buruk. Bagaimana tidak, hidupn...