Pemilihan anggota osis terhitung 3 hari lagi. Setiap kelas menyiapkan 2 perwakilan wajib untuk mengikuti seleksi osis. Bimo, ketua kelas carolline memilih beberapa kandidat yang sudah terlist oleh wali kelasnya. "Carolline sama Chika." Putus Bimo. Chika yang kaget namanya disebut pun sempat menetang. Tapi apa boleh buat, bukan dia yang memilih, namun wali kelas merekalah yang sudah memutuskan. Sedangkan Carolline, senang-senang saja namanya disebut walaupun dia tidak tau harus berbuat apa.
Jam istirahat pertama berbunyi, siswa dan siswi berhamburan keluar kelasnya menuju kantin sekolah dan hanya tersisa mereka berempat di dalam kelas. "Duh kartu gua lupa bawa lagi, gabisa jajan dong," ucap Chika lesu. Kantin Rajawali School memang tidak menyediakan pembayaran secara cash atau transfer, melainkan dengan kartu khusus siswa. Yang dimana kartu ini di isi setiap bulannya oleh orangtua atau wali siswa.
"Nih chik." Ucap Carolline seraya memberikan kartu makanya kepada Chika. "Loh, lo gamakan emangnya car? Jangan bilang lo mau diet-diet lagi?" Tanya Chika heran. Carolline tidak menjawab melainkan menujukan bekal yang ia buat. Temannya yang paham pun mengangguk, dan berjalan menuju kantin sekolah. Sesampainya disana, Carolline melihat kanan dan kiri mencari seseorang. Sebenarnya bekal yang ia buat bukan untuk dirinya, melainkan untuk Gevan. Sesuai dengan intruksi abangnya beberapa hari yang lalu.
Dengan konsistennya dia menunggu, datanglah 5 anggota BlackWolf termasuk, Gevan. Carolline yang menyadari itu semangat dan bangun dari tempatnya. Belum sempat menghampiri, tangan Carolline pun di cekal oleh Zaza. "Mau kemana car? Lo belum ada makan loh. Makan dlu, gua gamau ya punya temen kurus kering." Ucap Zaza asal.
"Aku mau kasi ini Za, buat kak Gevan hihi. Aku belajar masak lagi loh buat bikin ini semalem." Belum sempat Zaza menjawab, Carolline sudah lebih dulu menghampiri Gevan dan teman-temannya yang duduk tidak jauh darinya.
"Hai kak, ini bekel buat kaka. Semoga kaka suka ya, aku buat sendiri loh." Ia memberikannya dengan manahan senyumannya. Berharap diterima, Carolline malah mendapatkan prilaku yang tidak enak. Gevan bangkit dan menjatohkan bekal yang Carolline buat, membuat isi dari bekal tersebut beserakan di lantai. Adegan itu tentu disaksikan oleh semua orang yang ada di kantin, termasuk teman Gevan dan temannya.
"Parasit!" Ucapan Gevan begitu menyakitkan. Carolline tertegun, apakah dia salah memberikannya bekal. Mengapa ia di sebut parasit? Apakah Gevan begitu membencinya? Tapi kenapa?. Banyak pertanyaan yang terlintas di benaknya, namun ia abaikan. Ia memang sudah diperingati sebelumnya untuk tidak memberikannya bekal lagi, tapi Carolline merasa itu hanya bercandaan Gevan saja. Semua mata tertuju pada Carolline, ada yang merasa iba, dan ada juga yang merasa jika itu pantas untuknya.
Carolline memunguti makanannya, Reno yang melihat itu refleks membantu. "Eh neng car car, sini aa Reno bantuin ya." Ucap Reno seraya membantu Carolline membersihkan makanannya yang berserakan.
"Maafin temen kita ya neng, besok-besok jangan kasih ke Gevan. Kasih ke aa reno aja, pasti aa makan." Ucapnya menenangkan Carolline. Ia hanya tersenyum getir, tidak sedikit juga dari mereka yang memberikan tatapan tidak suka.
"Parah banget ya si, bos. Padahal klo gamau bisa buat kita lagi, yakan." Ujar Igiy meminta persetujuan temannya.
"Makan mulu otak lu, Goy-goy. Rmbut lu tuh udah urusin dulu, mirip banget sama mie Mpok Ida. Catok ngapa catok." Ucap gani meledek. Memang benar, rambutnya ikal, mirip sekali mie dengan wadahnya.
"Ini tuh namanya fashion, bule kebanyakan kek gini nih." Bela Igoy membenarkan posisi rambutnya.
Teman-temannya yang lain memandang itu tidak habis fikir dengan apa yang di lakukan oleh Gevan. Tapi mereka bisa apa. Memang begitu sifatnya. Zaza, Chika, dan Belle menghampiri Carolline dan membantunya."Car, lo gpp kan. Emg bener-bener bang Gevan. Liat aja nanti. Maafin abang gue ya,car" Zaza membantu Carolline untuk bangun.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEVANO WIBOWO | ON GOING
Ficção Adolescente⚠️WARNING⚠️ [FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] Carolline Anastasya Bratawijaya, seorang gadis yang sangat menyukai seorang Gevano Wibowo. Karna menolongnya pada pertemuan pertama mereka, membuat hari-hari seorang Gevan menjadi buruk. Bagaimana tidak, hidupn...